#franchising
franchisee memilih bisnis yang tidak bertentangan dengan klausul dalam perjanjian franchise yang telah ditandatangani, Jika dilakukan akan mendatangkan konsekuensi legal.
Kesiapan mental dan wawasan pelaku bisnis harus bersifat global. Bisnisnya boleh saja dari daerah, tetapi mental dan wawasan pelaku bisnisnya harus bersifat global. Dengan demikian langkah-langkah dan rencana bisnisnya akan mengarah kepada bisnis global.
Besaran investasi yang terjangkau merupakan daya tarik yang cukup besar dalam membeli hak waralaba. Maka, franchise dengan investasi rendah akan lebih diminati. Lagipula, gampang dikelola dan bisa langsung jalan.
50% faktor kegagalan pembeli hak waralaba disebabkan franchisor. Sedangkan faktor franchisee hanya 25% saja sebagai penyebab kegagalan. Sisanya, 25% lagi karena faktor eksternal
Mulai saat ini dan kedepan, ritel akan masuk kedalam era kekuatan konsumen (consumer power era), dimana konsumen yang akan memerintah industri dalam hal harga, penawaran dan layanan. Mereka akan menciptakan demand yang sangat personal, tidak hanya produk masal; dan mau tidak mau manufaktur juga harus memenuhi kebutuhan ini.
wanita cenderung menyukai bisnis yang lebih secure, yang faktor resikonya lebih kecil. Sedangkan bisnis franchise, memiliki sistem dan panduan dalam menjalankannya. Bisnis ini pun tidak banyak mengandung resiko, sehingga wanita lebih nyaman dan aman menjalankannya.
Transferable dan teachable menjadi keharusan dan prasyarat dalam franchising. Semakin sederhana, tidak njlimet dan simpel maka peluang keberhasilan franchisor akan terbuka lebar.
Dalam Franchising, HKI tidak boleh dipandang sebelah mata, karena sejatinya yang menjadi core dalam bisnis franchise/waralaba yaitu Kekayaan Inteletual (Intellectual Property).
sebuah usaha yang ingin dikembangkan dengan pola waralaba itu harus betul-betul mempunyai proven track record. Dan itu (proven) menjadi syarat sebelum usaha tersebut diwaralabakan, selain harus memiliki keunikan (differensiasi) dan memiliki prototype agar bisa direplikasi di tempat lain.
Kunci utamanya adalah harus kooperatif dan masing-masing pihak punya kemauan keras untuk membangun bisnis secara lebih baik, dalam rangka memenuhi harapan pelanggan end user. Karena bagaimanapun, tujuan akhir dari konsep ini adalah menciptakan bisnis yang sustainable dan mampu memberikan profit secara terus menerus, dimana pelanggan akhir terus mengalami kepuasan.
faktor kepuasan di dalam bisnis franchise harus dimulai dari kesadaran franchisor-franchisee sebagai sebuah tim yang saling melengkapi. Seorang franchisee harus menyadari kesuksesannya karena ada franchisornya. Sebaliknya juga begitu.