

Transferable dan teachable menjadi keharusan dan prasyarat dalam franchising. Semakin sederhana, tidak njlimet dan simpel maka peluang keberhasilan franchisor akan terbuka lebar.
Franchising pada dasarnya adalah suatu metode untuk memperluas pasar secara efisien dengan cara memberikan hak kepada pihak lain dalam kurun waktu tertentu. Jadi sesungguhnya franchising adalah teknik menjual suatu sistem bisnis atau merek dagang yang sudah berhasil kepada orang lain.
Karena yang dijual adalah sistem bisnis, maka pengertian transferable dan teachable dalam franchising menjadi sangat penting. Dan karena pentingnya, transferable dan teachable menjadi prasyarat bagi orang yang ingin memfranchisekan usahanya.
Kenapa penting? jika suatu bisnis franchise tidak transferable dan teachable siapa yang mau membeli sistem bisnis tersebut, tidak akan ada karena memang mereka (calon pembeli) tidak mengenal dan mengerti bisnis tersebut sebelumnya.
Dalam franchising, pengertian transferable dan teachable adalah suatu bisnis franchise harus bisa dipindakan, ditransfer dan bisa diajarkan kepada orang lain yang sebelumnya tidak mengerti dan mengenal bisnis tersebut menjadi bisa menjalankan dengan baik dalam jangka waktu yang tidak terlampau lama.
Berapa jangka waktunya? sebaiknya antara 1 hari hingga maksimal 30 hari harus bisa diajarkan kepada orang lain. Jika ada bisnis yang memakan waktu lebih dari 30 hari bahkan 6 bulan baru bisa dimengerti itu berarti bisnisnya njlimet, ruwet dan orang susah menerima sebagai ilmu. Alhasil, bisnis tersebut tidak bisa difranchisekan karena memiliki kendala itu tadi. Intinya, dalam franchise itu makin sederhana makin berhasil usaha franchise tersebut.
Selanjutnya, transferable dan teachable dalam franchising bukan hanya aspek produk semata. Tetapi menyangkut semua aspek dalam bisnis franchise sampai si franchisee benar-benar bisa mengerti dan menjalankan dengan baik mulai dari sistem, operasional, proses hingga product knowledge. Ibaratnya, kalau mau masak harus bisa hingga mateng.
Meski begitu, ada beberapa hal yang menjadi rahasia dan tidak perlu diajarkan kepada orang lain, seperti misalnya yang menyangkut resepnya karena hal itu untuk melindungi diri.
Terlalu complicated sulit ditransfer
Meski transferable dan teachable menjadi keharusan dalam franchising, namun tidak dipungkiri ada beberapa bisnis yang agak sulit untuk melakukan transferable dan teachable kepada orang lain, terutama untuk bisnis-bisnis besar seperti rumah sakit dan hypermarket.
Bisnis-bisnis tersebut terlalu complicated, njlimet dan melebar sehingga akan memiliki banyak kendala terutama di quality control dan penguasaan ilmu. Sehingga hemat saya bisnis-bisnis yang njlimet, melebar dan complicated seperti itu tadi tidak bisa difranchisekan.
Memang, sejauh ini tidak mudah membuat suatu bisnis yang transferable dan teachable karena pada umumnya akan terbentur berbagai kendala di dalamnya terutama yang menyangkut hal-hal teknis. Namun begitu, semua itu bisa diatasi jika memang memiliki ketrampilan khusus di bidangnya. Dan proses transferable dan teachable umumnya dimulai dari membuat buku panduan, program pelatihan dan hal-hal lain yang akan ditransfer atau dipindahkan kepada si franchisee. Contohnya, Mc Donalds yang memiliki Humberger University. Itu adalah salah satu sarana untuk mentransfer, mengajari, melatih ketrampilan franchisee sehingga diharapkan bisa memperoleh ilmu dan menjadi seorang pengusaha yang handal.
Sejatinya, bisnis franchise harus transferable dan teachable. Semakin sederhana, tidak njlimet dan simpel maka peluang keberhasilan franchisor akan terbuka lebar. Meski demikian ada dua hal yang harus diperhatikan terutama soal transferable. Pertama, orangnya harus benar-benar terampil. Kedua, harus diamankan juga bahwa yang ditransfer itu jangan terbuka ke orang luar hingga orang luar bisa mengetahui segalanya.
Anang Sukandar