6 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Berbisnis Waralaba

Ada seorang pengusaha yang baru memulai bisnis (start-up) bertemu saya dan ingin sekali segera mengembangkan bisnisnya dengan pola waralaba supaya ada dimana-mana.  Pikir pengusaha  start up itu, dengan pola waralaba kan nantinya enak, tinggal ongkang-ongkang kaki, dapat modal dari penjualan paket waralaba, serta royalty setiap bulan, supply bahan ke outlet, dapat duit lagi, dan muter terus. Langsung saja saya beri komentar ‘ngawur’, dengan bahasa santai karena memang kami sudah mengenal sangat akrab, bisnis kok mau mikir gampangnya saja ?

Mengapa demikian? Saya berujar, kalau tujuannya cuma mau begitu, jangan buka waralaba, karena percuma dan umurnya jangan-jangan tidak bisa bertahan lama. Lebih baik buka saja cabang, kelola sendiri. 

Memang sayang sekali banyak mental orang terjun ke bisnis waralaba bukan bertujuan untuk membangun pasar secara kokoh dan utuh, tapi lebih cenderung supaya balik modal lebih cepat, investasi dapat ditekan, berkembang pesat. Entah nantinya tutup juga paling cepat. Banyak pewaralaba yang buka outlet secara agresif-ekspansif, dan sebagian belum dua tahun juga banyak tutup, belum lagi balik modal. Belum siap menjadi pewaralaba, tapi langsung bermimpi menjadi pemain sukses yang nanti bakal diekspos media massa, namun beberapa tahun lagi bisnisnya entah kemana.  

Apa sih sebenarnya yang harus diperhatikan sebelum berbisnis waralaba ?

  1. Brand building. Ingat, bisnis waralaba juga perlu membangun merek. Setidaknya butuh beberapa lama untuk mengokohkan sebuah merek di benak konsumen, dan jangan membangun merek itu hanya bertumpu kepada banyaknya jumlah outlet. Merek juga harus dikomunikasikan secara efektif, beriklan dengan memilih media-media yang tepat, bukan sekedar mempublikasi diri pribadi, seperti yang kebanyakan terjadi di Indonesia. Yang terkenal seringkali pemiliknya, namun promosi bisnisnya kepada end-user sangat tidak efektif, kalau tidak ingin dikatakan minim. 
  2. Sistem yang baku. Manual sistem manajemen dan operasional waralaba sangat penting dan banyak pebisnis yang belum memiliki system, langsung saja buka dengan franchise manual yang minim dan belum teruji. 
  3. Pengembangan yang berkelanjutan.  Harus ada pengembangan produk yang berkelanjutan, sehingga dapat menyiasati persaingan yang terjadi. Umumnya bisnis waralaba memiliki entry-barrier yang rendah, pesaing gampang meniru dan masuk sebagai pesaing, walaupun belum tentu persis. Namun hal ini biasanya cukup ‘menggoyang pasar’
  4. Pelatihan yang berkelanjutan. Tidak cukup pelatihan hanya diberikan di awal, lalu berhenti tidak ada pelatihan lagi, sementara manual pelatihan pun seringkali hanya sekedar fotokopi materi dan tidak ada post-training assessment., apakah si karyawan layak kerja atau tidak.  Manual SDM dalam bisnis waralaba ternyata menjadi hal yang seringkali kurang diperhatikan. 
  5. Quality Assurance. Atau jaminan kualitas yang sesuai standar. Sangat mutlak dibutuhkan pemeriksaan rutin akan kualitas pelayanan yang berjalan di outlet waralaba. Bila perlu adakan kontes-kontes kualitas layanan dan kepuasan pelanggan antar outlet dan libatkan penilai-penilai independen, apakah dari konsumen, pemasok, konsultan dan tenaga ahli. Ada kalanya pewaralaba juga tidak bisa menentukan standar yang benar untuk produknya dan tidak melakukan benchmarking yang tepat, ketika pemain baru masuk dengan kualitas yang lebih tinggi, langsung saja konsumen beralih ke ‘barang baru yang lebih oke’.
  6. Entrepreneurial Spirit. Banyak orang berminat masuk bisnis waralaba dengan tujuan hanya sekedar menginvestasikan kelebihan uangnya tanpa keseriusan berbisnis. Gaji saja orang dan suruh jaga, operasikan laporan, dan sebagainya. Kalau memang memiliki orang-orang yang professional mungkin hasilnya masih bagus. Kalau tidak? Bisnis waralaba sesungguhnya berkat dari semangat ‘entrepreneurial’, sehingga sangat perlu penghayatan dari pemilik untuk menjalankan bisnisnya dengan semangat kewirausahaan. 

Nah, jangan gegabah memulai bisnis waralaba, masih banyak hal-hal lain yang harus diperhatikan. Bisnis waralaba bukan hanya sekedar cepat populer, gampang cari untung, serta resiko rendah. Lebih dari itu !

Jahja B Soenarjo

DIREXION Strategy Consulting