50% faktor kegagalan pembeli hak waralaba disebabkan franchisor. Sedangkan faktor franchisee hanya 25% saja sebagai penyebab kegagalan. Sisanya, 25% lagi karena faktor eksternal
Franchising
Mulai saat ini dan kedepan, ritel akan masuk kedalam era kekuatan konsumen (consumer power era), dimana konsumen yang akan memerintah industri dalam hal harga, penawaran dan layanan. Mereka akan menciptakan demand yang sangat personal, tidak hanya produk masal; dan mau tidak mau manufaktur juga harus memenuhi kebutuhan ini.
Pandemi membuat beberapa sektor bisnis lumpuh. Banyak bisnis yang bertumbangan akibat pandemi. Namun beberapa pemain tetap kokoh dan terus melakukan ekspansi. Mereka pun layak diberikan apresiasi. Salah satu merek yang kokoh di tengah pandemi adalah Depo Air Minum Biru. Merek franchise yang didirikan Yantje Wongso ini terpilih sebagai The Best […]
wanita cenderung menyukai bisnis yang lebih secure, yang faktor resikonya lebih kecil. Sedangkan bisnis franchise, memiliki sistem dan panduan dalam menjalankannya. Bisnis ini pun tidak banyak mengandung resiko, sehingga wanita lebih nyaman dan aman menjalankannya.
pengusaha franchise tetap harus saling mengasah kemampuan entrepreneur. Jika pengusaha franchise hanya pasif dan reaktif (seperti halnya yang biasa terjadi pada bukan entrepreneur) maka tidak cocok untuk sistem franchise
Transferable dan teachable menjadi keharusan dan prasyarat dalam franchising. Semakin sederhana, tidak njlimet dan simpel maka peluang keberhasilan franchisor akan terbuka lebar.