Aliansi & Kolaborasi: Sendiri Kita Teguh, Bersama Kita Kokoh

Para wirausaha atau yang lebih keren dengan sebutan ’entrepreneur’ adalah mereka yang merintis bisnis dengan modal keberanian mengambil resiko dari suatu peluang yang seringkali secara di atas kertas belum pasti. Kebanyakan wirausahawan tidak tahu apa itu business-plan, marketing-plan, dan melakukan kalkulasi titik impas dengan cara yang amat sangat sederhana. Lihat saja C59 yang dirintis oleh Mas Wiwied bukan dimulai dengan setumpuk kertas studi kelayakan, namun lebih kepada ide-ide kreatif yang unik.

Namun hebatnya dan pantas diacungi jempol, sekalipun banyak yang gagal, tidak sedikit wirausaha yang berhasil membesarkan bisnisnya dan menggurita. Es Teler 77 dapat disebut sebagai salah satu contoh dari bisnis yang dimodali semangat walau modal cekak. Atau pembaca juga pasti mengenal Sop Konro Daeng Tata yang sekarang beromset lumayan rimbun, yang dibangun oleh sang Daeng di Makassar, lalu dengan modal semangat besar mengadu nasib di ibukota, apapun resikonya. Belum lagi Anton Thedy yang merintis TX Travel dengan karir awal seorang pemandu wisata, namun jejaring bisnis jasa-wisatanya melesat lewat waralaba. 

Belakangan tidak sedikit kampiun wirausaha mulai ’tidak mau jalan sendiri’. Mereka menggandeng atau digandeng pihak-pihak yang cukup kompeten untuk mengembangkan bisnis atau pasar bersama. Padahal sendirian saja mereka sudah cukup menunjukkan keteguhan hati menjadi pemain yang sukses dan bertumbuh pesat. 

Fase awal dari perintisan suatu bisnis memang amat sangat penting, karena pada fase ini landasan fundamental bisnis yang biasanya berasal dari ’roh keberanian’ sang perintis, menjadi kunci bergulirnya bisnis tersebut dan turut menentukan kelangsungannya. Hanya saja ketika bisnis telah berkembang membesar, maka tidak dapat dielakkan tuntutan professionalisme yang kian mengedepan, serta tidak lagi bisa sendirian. Pada fase pertumbuhan, suatu bisnis akan kian kokoh ketika mulai berani bergandeng tangan, membangun aliansi dan kolaborasi, apalagi bila karakter bisnisnya sarat dengan persaingan dan mudah menjadi matang dan jenuh (mature). Ada beberapa jenis kolaborasi yang sebaiknya kita kenali.

Kolaborasi Riset dan Pengembangan Produk. Kolaborasi ini merupakan kolaborasi antara produsen dengan pihak lain yang menyediakan jasa outsourcing riset dan pengembangan produk dan disain-disain, yang kemudian paten/lisensinya dibeli oleh produsen.

Kolaborasi dengan pihak pemasok, seperti banyak yang terjadi di bisnis makanan, pengusaha waralaba ayam goreng dengan supply ayam potong bisa dari pemasok grup Sierad misalnya, sementara pengusaha burger mungkin dapat berkolaborasi dengan Kibif.

Kolaborasi komplementer, atau kolaborasi saling melengkapi, misalnya jaringan suatu resto cepat saji dengan merek softdrink tertentu sebagai minumannya. Salon mobil dengan merek bahan pembersihnya atau merek pelumas tertentu, gerai ponsel merek tertentu berkolaborasi dengan provider tertentu, atau membundel produk yang saling melengkapi.

Kolaborasi sinergis, merupakan bentuk kerjasama dari dua pihak yang bisnisnya berlainan dan tidak saling melengkapi namun dimungkinkan terjadi karena memiliki manfaat penggabungan market-base atau pelanggan menjadi satu sasaran besar. Misalnya saja bila Telkomsel membuka konter-konter di seluruh jaringan Mc.Donald dan memberikan manfaat untuk pelanggan gerai burger tersebut.

Beberapa hal yang patut dipertimbangkan dalam memutuskan dan memilih mitra kolaborasi yang tepat :

Kesamaan sasaran. Dua pihak atau lebih yang berkolaborasi haruslah memiliki sasaran yang sama, misalnya untuk bersama-sama memperkokoh eksistensi di pasar. 

Win-win dan mutual-benefit. Semua pihak yang berkolaborasi harus merasa diuntungkan dan mendapat manfaat dari kolaborasi.

Jangka waktu dan kejelasan program. Berlangsungnya suatu kolaborasi harus ditetapkan dalam jangka waktu tertentu, sasaran tertentu dan kejelasan program yang jelas untuk semua pihak termasuk tanggungjawab setiap pihak.

Memang bila kita dapat membesarkan bisnis kita sendiri akan menjadi suatu kebanggaan, namun di  tengah persaingan yang sangat kompleks dan chaos, maka sinergi bersama akan membuat kita lebih kokoh. 

Jahja B Soenarjo

DIREXION Strategy Consulting