Ubah Mind Set Dahulu, Peluang Sukses Sangat Terbuka

Setiap orang berpeluang menjadi pengusaha sukses. Tapi langkah pertama selalu berat.

Bob Sadino. Jika namanya disebut, orang sering terkesan dengan gayanya yang nyentrik; selalu mengenakan celana pendek dan penampilan yang santai. Tapi, siapa sangka, sosok pengusaha sukses ini pernah hidup susah, bahkan hanya sekadar untuk mendapatkan sepiring nasi. 

Perjalanan hidup Bob Sadino penuh warna. Dia pernah menjadi kuli yang hanya dibayar Rp 100 per hari. Pernah juga menjadi supir taxi. Bahkan, untuk mencari sesuap nasi, Bob Sadino harus menjual telur door to door.

Ternyata, dari menjual telor door to door itu Bob Sadino meretas dirinya menjadi pebisnis hebat. Tidak terbayang memang, Bob Sadino yang hanya lulusan SMA menjadi pebisnis sukses yang memulai usahanya dari nol. Saat ini, kerajaan bisnisnya yang berada di bawah payung Kemchick Group membidangi supermarket, pabrik sosis dan juga kebun sayur. 

Sukses yang diraih Bob Sadino berkat dua prinsip utama, yakni menjalani dan menekuni proses sebaik mungkin tanpa harus terganggu oleh tujuan akhir (sukses atau gagal). Kedua, sekaligus menikmatinya sepahit apapun proses yang sedang dijalani. “Modal saya hanya kemauan, tapi saya punya kaki, punya tangan, terus saya melangkah. Saya berbuat,” kalimat ini yang sering dikemukakan sebagai tips suksesnya.

Langkah pertama berat

Pengamat entrepreneurship, Jackie Ambadar mengungkapkan, pada prinsipnya, semua orang berpeluang menjadi pengusaha sukses. Hanya saja, katanya, memulai langkah pertama selalu berat.  Menurut Jackie, para peminat usaha bisa belajar banyak dari mereka yang memulai dari nol. “Melangkah yang pertama selalu lebih berat. Lihatlah Bayi, sekali mulai berjalan mau berlari! Tidak akan ada seribu langkah kalau tidak ada langkah pertama, bukan?. Banyak pengusaha yang kini berhasil, dulu memulai usaha mereka dari Nol,” katanya.

Meski setiap orang memiliki kesempatan yang sama, tetapi untuk sukses, tandas Jackie, sangat tergantung pada mind set atau cara berpikirnya. Tidak sedikit orang yang punya pikiran takut gagal. Sebagian lagi, sangat positif berpikir tentang kesuksesan. Cara berpikir seperti ini sangat menentukan  sukses dan tidaknya seseorang.  

“Saya percaya kita adalah apa yang kita fikir tentang diri kita. Sekali kita berfikir kita akan gagal, kita pasti gagal, kalau kita berfikir kita akan sukses, tentu kita akan berupaya melakukan yang terbaik dengan sungguh-sungguh. Sementara orang sukses melihat hambatan sebagai tantangan, dari tantangan, orang sukses melihat peluang, orang gagal seringkali hanya melihat hambatan,” kata penulis buku “Siapa Takut Jadi Pengusaha” ini.

Memang, tutur, Jackie, diperlukan keberanian ekstra untuk memulainya. Umumnya, bagi mereka yang sudah mapan dan berada di zone aman menjadi staf atau karyawan dengan posisi enak dan pendapatan aduhai, maka biasanya ragu dan penuh pertimbangan untuk memulai usaha.

Apalagi tidak bisa diingkari, dunia usaha penuh tantangan. Karena itu, dari angkatan kerja yang berjumlah 2,5 juta per tahun, hanya 1% saja yang memutuskan untuk terjun ke dunia usaha.

Jackie menambahkan, meraih sukses di dunia usaha, tidak ditentukan oleh bakat, keturunan atau pendidikan. Selama punya kemauan dan tahu cara melakukannya, kesuksesan bisa diraih. Saat ini, banyak referensi pengalaman orang-orang sukses. “Nah, menurut saya pengalaman adalah guru yang terbaik, dari pada melakukan kesalahan yang sama,” tambahnya.

Patricia Susanto, pengamat dari Jakarta Consulting Group juga mengakui, memulai usaha pertama pasti berat. Sebab, biasanya orang memulai usaha pertama sendirian dan masih belum jelas arahnya. Lagipula memulai usaha sendiri membutuhkan waktu kerja sangat panjang dibandingkan dengan bekerja pada orang lain. “Jika bekerja pada orang lain hanya sekitar 8 jam, menjadi pengusaha membutuhkan curahan pikiran selama 24 jam,” katanya. 

Yanto Sidik Pratiknyo, pengamat dari PPM juga sepakat memulai usaha pertama sangat berat. Tapi yang jelas, katanya, untuk menjadi sukses, tidak perlu orang tuanya harus sukses dahulu di biang yang sama. Sama seperti meraih gelar, seorang meraih insinyur tidak perlu orang tuanya harus insinyur, menjadi tentara, juga tidak perlu orang tuanya harus tentara. Yang jelas, untuk sukses, seseorang harus terus membangun keterampilannya sendiri.

Pengalaman orang sukses

Jackie menggambarkan, umumnya mereka yang sukses memiliki mental yang tangguh, dan berpikir di luar kebiasaan (out of the box). Mereka juga mampu melihat peluang, berani membuat perubahan, dinamis dan anti kemapanan, serta mau mengambil resiko, punya daya tahan tinggi dan mau mengikuti perkembangan.

Benang merah dari pengalaman orang sukses, kata Jackie adalah otot mental yang kuat, terutama  di saat sulit tidak panik, berfikir positif, memanfaatkan sumberdaya yang ada, dan selalu mampu menghadapi hambatan yang mereka hadapi.

Patricia Susanto juga menjelaskan, orang sukses biasanya berani mencari peluang dengan mengambil resiko sekaligus memperhitungkan resiko itu sendiri. Sehingga, dia tahu apakah usaha yang mau dijalaninya itu cocok atau tidak.  Artinya, mereka juga punya visi kemana arah usahanya. 

“Pelajarannya kita bisa melihat bagaimana mereka bekerja keras, bagaimana mereka pantang mundur, dan bagiamana mereka mau mencoba hal yang baru, open minded, mereka tidak kenal lelah, setiap jam pikirannya bekerja, dan mau membuka diri, melihat dan mendengarkan,” katanya.

Sementara itu, Yanto Sidik menjelaskan, bedasarkan penelitian kunci sukses seorangwirausaha itu mirip dengan kunci sukses seorang manajer, kunci suksesseorang guru dan kunci sukses profesi lain. Kunci sukses ini antaralain, sesoerang harus memiliki sasaran atau cita cita atau visi.Profesi, kata Yanto, bukan sekedar untuk mengisi waktu karena tidak ada kegiatan lain, tetapi dipikirkan untuk dikembangkan. 

Kunci yang lain adalah moderate risk taking, yaitu keberanian bertindak menengah, atau risiko yang diperhitungkan. “Terlalu berani akan menjadi penjudi, itu tidak terlalu sukses. Kurang beranimenjadi pemimpi, tidak pernah berbuat,” ungkapnya. 

Tahapan Sukses

Sukses bukan pemberian, melainkan sesuatu yang diupayakan. Nah, untuk meraih sukses itu, menurut Jackie, pertama, seseorang harus memutuskan usaha apa yang mau digeluti sesuai keahlian, bakat dan kemampuannya. Tentu saja, pilihan usaha ini harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar. 

Kedua, harus membuat perencanaan yang matang. Ketiga, harus mampu mengkontrol pikiran karena fikiran yang akan mempengaruhi tindakan langkah langkah hingga ke tingkat kesuksesan. Keempat, harus memiliki visi. Kelima, menentukan tujuan, keenam fokus pada usaha. Ketujuh, bangun system, kedelapan, mengembangkan sikap kepemimpinan dan kesembilan, harus bekerja keras dan bekerja cerdas. 

Sementara itu, Patricia menegaskan, untuk sukses, seseorang membutuhkan support terutama dari keluarganya. 

Zaziri