Trio Pranata Hartawan, Cerdik Geluti Bisnis yang Masih Langka Pesaing

Di tengah maraknya peluang usaha kuliner, ia tidak bergeming. Beberapa usaha F&B dimasukinya hingga fokus mengembangkan brand Lady Bee Taiyaki. Simak kisah sukses pria muda kelahiran Jambi ini!

Kisah bisnisnya bermula ketika dirinya jalan-jalan ke Singapura. Pemilik nama Trio Pranata Hartawan Sim ini rupanya melihat potensi bisnis Taiyaki yang hampir belum ada yang mengembangkannya di Indonesia. Semangat itu semakin mencuat manakala ada seorang teman yang ingin menjual mesin Taiyaki. Tanpa berpikir panjang ia bergegas mendirikan Lady Bee Taiyaki pada 2019.

Tidak disangka, peruntungannya langsung berbuah manis. Lady Bee Taiyaki kini berkembangnya pesat memiliki 34 cabang tersebar di Jabodetabek, Surabaya dan Makassar. “Kami bersyukur perkembangan bisnis Lady Bee Taiyaki berjalan baik. Dari total 34 outletsekitar 20 milik franchisee, mereka ada yang ambil dua dan tiga outlet,” ujar kelahiran Jambi tahun 1994 yang akrab dis Trio ini.

Mitra bisnis Lady Bee Taiyaki mencapai ROI paling cepat 8 bulan dengan omzet sehari 5 juta di tiga bulan operasi pertama. Tapi ada juga yang lambat. “Kalau dihitung rata-rata omzet per outlet sekitar 2-5 juta rupiah. Jadi wajar bila ada franchisee yang puas dan tidak puas. Kalau melihat brand-brand lain yang jor-joran ekspansi tapi sedikit sekali yang survive kasihan mitra bisnisnya. Padahal Mereka investasi ratusan juta, jadi punya hutang moral sebetulnya. Maka saya berhitung secara normatif saja tidak mengada-ada,” ujarnya.

Lady Bee Taiyaki pun dinobatkan sebagai TOP Business Opportunity 2023 berkat konsistensi dan pertumbuhan bisnisnya beberapa tahun belakangan ini.”Bersyukur atas penghargaan ini, trimakasih atas kepercayaannya. Award ini bukti kinerja kita sekaligus mengingatkan kita untuk meningkatkan kualitas, terutama kinerja para mitra bisnis agar mereka happy dengan berinvestasi di kita,” jelas Trio.

Lady Bee Taiyaki sendiri menawarkan Investasi Rp 125 juta untuk 3 tahun lisensi. Investasi tersebut juga sudah termasuk peralatan lengkap seperti freezer, mesin chiller, mesin taiyaki, mesin ice cream dan sebagainya. Sementara franchisor hanya memungut fee Rp 1 juta sebulan. “Konsep kita di ruko atau di mal.”Banyak calon mitra yang hubungi kita untuk bergabung, namun tidak ada yang cocok. Apalagi sebelum gabung ada calon mitra yang minta profit sekian, itu sulit karena bisnis beresiko,” ujar Trio.

Lady Bee Taiyaki sendiri merupakan produk bisnis yang masih langka di Indonesia. Produk yang dijual semacam Kue Ikan Keberuntungan, namun ada isian yang macam-macam.”Produknya memang tidak familiar. Orang Indonesia familiarnya dengan Takoyaki saja. Produk kita itu bentuknya unik, cuma kasih gambar kue ikan saja saja orang pada datang. Yang ditawarkan 3,4, 6, dan 9 pieces dalam satu kantong, dalamnya saja yang berbeda-beda ada Kacang Merah, Coklat, Keju dan Vanila. Untuk yang 9 pieces harganya Rp 90 ribu, itu kuenya besar-besar,” jelasnya.

Bagi Trio, dunia bisnis bukan hal yang asing. Sebelum mendirikan Lady Bee Taiyaki ia sudah memiliki bisnis Tahoee Indonesia yang memiliki 3 cabang, dan bisnis Nasi Karim yang sudah memiliki 5 cabang. Brand-brand tersebut dibawah naungan PT Tahoee Pranata Indonesia yang berkantor di Greenlake City, Jakarta Barat.

Trio menyukai tantangan dalam menggeluti dunia bisnis. Ia kerap mencari produk yang tidak ada di Indonesia, sebagaimana Lady Bee Taiyaki yang nyaris belum ada pesaing profesional di Indonesia. “Banyak brand dari luar yang masuk ke Indonesia, saya pengen ekspor Lady Bee Taiyaki ke luar negeri. Saat ini kita kuatkan di service, kita buat training center di kantor kita untuk memperkuat SDM,” jelas pria yang mempekerjakan 50 karyawan di kantor pusat ini.

Kedepan, ia memiliki target membuka 50 gerai. Untuk menopang target tersebut ia membeli gudang baru pada 2022. Sementara untuk produksi tepung premix saja ia membuka di atas tanah 1000 meter di daerah Sumatera. “Ini semua untuk suplai chain sehingga relative murah. Kita usahakan semua bahan baku kita tidak impor. Saat ini yang masih impor newcolla dari Itali,” ujarnya.

“Jadi tepung Premix lokal sudah tersedia, storage dan manufactur juga tersedia. Memang itu membutuhkan modal yang besar, sesuai Capek dan Opex kita. Jadi kita tidak khawatir karena generasi Z akan menguasai market kita, jadi kita siap-siap memenuhi kebutuhan generasi Z yang semakin tumbuh dewasa ini,” sambung pria yang pernah bekerja sebagai Marketing Manager di perusahaan Fast Food Indonesia.

Untuk mempromosikan bisnisnya, Trio mengoptimalkan advertising lokal, influencer, sehingga menurutnya punya impact langsung ke penjualan.”Strategi dan marketing sudah punya modal, saya juga punya backgorund di Marketing,” terang lelaki yang hobi main futsal ini.

Jatuh bangun menekuni usaha sudah pernah dirasakan Trio. Ketika pertama kali menekuni dunia usaha tantangannya justru dari saudara sendiri.”Ketika memulai dunia usaha produk yang saya jual adalah susu kedelai Soya dengan aneka rasa pada tahun 2018 di sebuah ruko di daerah Jambi. Melihat penjualan sepi salah satu saudara dari keluarga besar saya membuka kotak uang dan menyindir produk yang saya jual. Karena dilihatnya kotak uang tidak sampai 100 ribu padahal sudah buka dari pagi hingga sore,” kisah pria yang cita-citanya sederhana, membahagiakan orang tua.

Soal modal, Trio tidak mengalami kendala. Pasalnya, ia menarik modal bisnis dari rekan-rekannya.”Saya tawarkan dengan slot investasi Rp 25 juta waktu membuka usaha Saya,” bebernya.

Trio menuturkan, Lady Bee Taiyaki awalnya menu tambahan di Tahoee Indonesia, tapi penjualannya kenceng sekitar 45%.”Maka penjualannya saya pisahkan saja dengan membuat brand sendiri,” katanya. Lady Bee Taiyaki sendiri pertama kali buka di Transmart Jambi dengan modal Rp 65 juta. “Saya ajak 4 orang teman saya di bisnis ini. Pertama buka omzetnya Rp 6 juta perhari, kaget kita bisa jual segitu. Bagi saya kepercayaan itu modal utama karena itu pula teman-teman saya percaya modalnya ditanam dalam bisnis yang saya geluti,” pungkasnya.

Zaziri