

Masakan Padang merupakan salah satu kuliner favorit di Indonesia, bahkan rendangnya sendiri menjadi salah satu best food dunia. Maka rumah makan padang kian menjamur di Indonesia. Hampir di setiap sudut daerah terdapat rumah makan padang. Bahkan di negara tetangga rumah makan padang juga sudah banyak berdiri.
Di industri franchise, rumah makan padang juga salah satu peluang bisnis yang banyak diminati. Beberapa rumah makan padang berhasil mengembangkan bisnisnya lewat pola franchise. Sebut saja Restoran Sederhana, Sari Bunda, Restoran Garuda dan sebagainya.
Nah salah satu pemain baru di industri franchise adalah Rumah Makan Padang Payakumbuah yang didirikan pada Juni 2022 oleh Arief Muhammad. Pria kelahiran 26 Oktober 1990 ini sebelumnya pernah dinobatkan sebagai Duta Nasi Padang oleh Wakil Gubernur Sumatera Barat Audy Joinaldy untuk memperkenalkan masakan khas Minang yang otentik ke seluruh pelosok negeri.
Dari situ ia bersama rekannnya tergugah untuk mendirikan Rumah Makan Payakumbuah yang menyajikan makanan khas Minang dengan rasa yang masih otentik. Di bawah bendera usaha PT Rasa Muda Makmur (Akang Group) Arief mulai menapaki dunia bisnisnya.
Bisnis yang didirikannya tidak main-main. Ia betul-betul serius menyiapkan segalanya untuk menghadirkan rumah makan berkelas. Mulai dari cita rasanya yang otentik, menggunakan bahan baku yang didatangkan langsung dari tanah Minang mulai dari cabai, kelapa, serta beras, termasuk tukang masaknya. Bahkan, sebelum resmi meluncurkan rumah makan ini, pihaknya juga telah melakukan riset masakan Padang dari berbagai daerah dan restoran paling enak di Sumatera Barat hingga ditemukan cita rasa yang paling cocok untuk dijadikan menu di RM Payakumbuah.
Tak hanya itu, untuk menambah kesan otentik, ambience rumah makan yang dibangun pun tidak luput dari nuansa Sumatera Barat dengan sentuhan modern sehingga menciptakan suasana yang nyaman. “Keistimewaan dari RM Payakumbuah ini adalah cita rasa otentik Sumatera Barat tapi sedikit disesuaikan dengan lidah masyarakat sini. Misalnya beras di Sumbar karakternya beras perak sedangkan disini beras pulen. Nah, kita di sini bikin tengah-tengah, ngga terlalu perak juga nggak terlalu pulen,” ujar CEO RM Payakumbuah Redinal Rizki Yudaswara.


Bebrapa menu khas yang menjadi favorit para pengunjung antara lain dendeng batokok Rp25.000, talua barendo Rp20.000, ikan asap salai yang bahan bakunya dibawa langsung dari Sumbar Rp15.000, tunjang Rp24.000, rendang Rp21.000, kerupuk kulit siram Rp15.0000. Untuk menu dessert dan minuman yang menjadi favorit adalah Es Durian Rp20.000, Kopmil (kopi milo) Rp20.000, teh talua Rp10.000.
“Ini menu-menu autentik Minang yang menjadi favorit di sini, terutama dendeng batokok, ikan salai, talua barendo, teh talua, dana kopmil yang belum tentu bisa ditemui di rumah makan padang lainnya,” ucapnya.
Pria yang akrab disapa Inal ini mengatakan pihaknya terus melakukan evaluasi dan menyempurnakan kualitas menu serta sistem dan pelayanan sehingga sejauh ini banyak respon positif yang diterima dari para pengunjung. Tak jarang orang harus mengantri untuk mencicipi menu khas dari RM Payakumbuah. Bahkan dalam satu bulan mereka bisa mencatatkan omzet sebesar Rp1,7 miliar.
Melihat perkembangan tersebut, pihak manajemen pun mantap untuk makin ekspansif. Setidaknya dalam tahun ini RM Payakumbuah akan memiliki 3 cabang berlokasi di BSD, Karawaci, dan akan segera buka Restoran Payakumbuah di Gading Serpong. Adapun tahun depan, pihaknya berencana membuka 2 gerai per bulan atau 24 gerai dalam satu tahun di kawasan Jabodetabek “Kami menawarkan sistem kemitraan atau waralaba bagi para pelaku usaha yang ingin memulai bisnis rumah makan Padang tanpa harus memulai dari nol. Dari 24 gerai, yang dikembangkan owner 20% dan sisanya dari kemitraan,” ucapnya.
Bagi calon investor yang berminat menjadi mitra bisnisnya, RM Payakumbuah menawarkan peluang bisnis dengan paket senilai Rp1,45 miliar mencakup brand lisensi selama 5 tahun, jasa training dan pendampingan, bahan baku training dan bahan baku awal, marketing activation, biaya seragam, dan lain sebagainya. Namun, biaya tersebut belum termasuk renovasi, furniture, dan biaya operasional, sewa tempat dengan luas minimal 300 meter persegi, hingga ijin reklame sehingga secara keseluruhan estimasi biaya yang harus disiapkan mencapai Rp 4 miliar.
Menurut Inal, omzet per bulan minimal Rp1,1 miliar hingga Rp1,8 miliar dengan jangka waktu BEP kurang dari 2 tahun. “Bagi yang ingin gabung menjadi mitra, kami akan melakukan skrining karena yang kami cari bukan hanya yang kuat dari sisi financial tapi juga memiliki visi dan misi yang sama sehingga brand yang dibangun akan makin berkembang ke depannya,” terangnya.
Inal berharap dalam 10 hingga 20 tahun ke depan RM Payakumbuah memiliki 1000 cabang yang tidak hanya buka di seluruh wilayah Indonesia tapi juga hingga mancanegara sekaligus memperkenalkan masakan Padang ke seluruh dunia. Kehadiran RM Payakumbuah di industri franchise tentu saja menambah daftar pemain baru khususnya di rumah makan padang. Mudah-mudahan merek ini mampu bersaing menjadi waralaba kebanggan Indonesia. (ZR)