

Wanita yang satu ini sejatinya adalah pengusaha di bidang event organizer. Di tengah kesibukannya menekuni bisnis tersebut ia mencoba bisnis sampingan di bidang kuliner. Maka dicobalah bisnis waffle yang diyakininya tidak perlu modal besar dan mudah dijalankan. Dibukalah usaha waffle yang diberi nama Waffle Street Medan di Jalan Setia Budi, Medan pada tahun 2017.
Di tahun pertama bisnis kuliner yang baru ditekuninya berjalan biasa-biasa saja. Namun bukan berarti tidak ada respon dari customer. “Respon konsumen cukup baik, tapi usaha saya cuma satu unit gerobak saja, tidak buka-buka cabang karena kesibukan saya yang juga mengelola bisnis event organizer,” katanya.
Entah ada angin dari mana, tiba-tiba wanita yang bernama lengkap Agnes Silvia ini mengalami kejenuhan dalam menekuni bisnis event organizer. Di tahun kedua ia fokus sepenuhnya mengelola Waffle Street Medan. Gayung pun bersambut bisnis wafflenya pun berkembang baik dan membuka beberapa cabang di daerah Medan.
Hingga saat ini, Waffle Street Medan memiliki 50 cabang lebih di daerah Sumatera dan Riau. Outletnya tersebar di Setia Budi, Padang Bulan, dan seluruh kota Medan. Bisa dibilang bisnisnya menjadi market leader di daerah Medan. “Satu mitra kita bisa punya dua buah booth, padahal baru gabung beberapa bulan. Karena respon pasarnya cukup baik. Rata-rata mereka mencapai BEP dalam waktu yang tidak lama,” kata Agnes.
Agnes memulai bisnis ini dengan modal Rp. 800 ribu yang untuk membeli sebuah booth bekas. Untuk menunjang usahanya ia menggunakan barang bekas, jadi tidak banyak modal yang dikeluarkannya. “Hanya membeli booth bekas burger. Kemudian saya rebranding booth tersebut menjadi bagus dan eye cathing. Sementara alat penunjang lainnya seprti kompor dan lain-lainnya pakai yang punya di rumah saja,” bebernya.


Sebagai orang yang berlatar belakang di bisnis event organizer, ia tahu cara mendesain sebuah bisnis sehingga tampilan booth stelling Waffle Street Medan menarik dipandang. Untuk mempromosikan bisnisnya ia menggunakan beberapa endors dan promosi di TV Medan. “Pernah gunakan endors tapi kurang, maka saya promo di TV lokal seperti TV Medan. Dan membuka peluang bisnis waralaba sebagai konsep marketing,” katanya.
Nah, ketika menawarakan konsep waralaba lah bisnisnya berkembang pesat, karena menurutnya para mitra bisnisnya membantu mempromosikan bisnisnya di beberapa titik lokasi daerah. “Mitra bisnis saya yang paling membantu mengembangkan bisnis ini. Mereka ujung tombak bisnis ini dan merekomendasikan produk kami ke konsumen langsung,” ujarnya.
“Hal ini juga yang membuat saya yakin dengan bisnis ini, yakni melihat mitra bisnis yang berhasil. Mereka menjadi duta promosi kita. Pendekatan saya mengelola mitra cair saja tidak formal. Misalnya mereka bisa mengambil bahan baku dahulu baru bayar kemudian, mereka juga bisa telepon dan WA saya kapan saja saya membuka memudahkan komunikasi,” ujarnya.
Agnes mengatakan, dirinya tidak menemui banyak kendala ketika memulai usaha ini. Baik dalam hal modal maupun mencari bahan baku. Ia juga yakin produknya bisa diterima pasar karena sudah dicicipi oleh kenalan dan sudaranya yang katanya sangat recommended. “Kendalanya hanya SDM di awal bisnis, karena usaha saya waktu itu belum dikenal. Tapi kalau sudah dapat satu biasanya mudah, betah menjadi karyawan saya sudah seperti mitra sendiri,” jelasnya.
Dalam berbisnis Agnes memegang prinsip memegang teguh integritas. Menurutnya, integritas tidak bisa ditawar lagi dalam kerja sama dengannya. “Jadi karyawan harus jujur, mitra juga menggunakan bahan baku harus jujur, sesuai dengan ketentuan SOP, pengembalian customer harus jujur. Kalau Ilmu nomer 2 lah, jujur no 1,” tandasnya.
Rencana kedepoan ia memiliki target ekspansi ke luar Medan. Hanya saja sempai sejuah ini masih belum ada mitra bisnis yang cocok untuk kerja sama waralaba. “Masih mencari mitra bisnis yang cocok. Soalnya kalau ekspansi ke luar Medan masih terkendala dengan pengiriman bahan baku. Kalau ada mitra bisnis kan enak,” katanya.
Waffle Street Medan menawarkan varian produk waffle yang cukup variatif. Atara lain waffle rasa coklat, tiramisu, greentea, strawberry, mocca, capuciono, nutella, chocomaltin dengan toping yang beragam ada keju, oreo, chococips, kacang dan milo. Harga satu piece 10-15 ribu.
Adapun bagi calon investor yang ingin bergabung menjadi mitra bisnisnya, Waffle Street Medan menawarkan sebesar Rp 15 juta. “Investasi tersebut booth dan semuanya, sudah termasuk bahan baku yang bila dijual bisa Rp 4 juta lebih. Jadi mitra bisnis tinggal jalan saja,” jelas Agnes.
Pasang Promo di Masa Pandemi
Pandemi memang membuat hampir semua sektor bisnis kelimpungan. Tak terkecuali Waffle Street Medan. Usaha yang tengah berkembang ini harus mengalami goncangan finansial ketika pandemic datang. “Tidak dipungkiri semua pengusaha kena dampak dari pandemic yang panjang ini, Tapi kan pasti nanti adakalanya berakhir. Pasti ada hikmah dengan pandemi ini,” katanya bijaksana.


Karena itu, Agnes terus berupaya meyakinkan para mitra bisnisnya agar tetap semangat dan memegang terguh harapan, bahwa pandemi ini pasti ada akhirnya. “Yang harus diperkuat adalah kesabaran karena memang kita mengalami penurunan 50% pendapatan di awal panemi. “Saya yakinkan mitra bahwa dijalankan saja nanti juga kondisi ini akan stabil. Saya bersyukur akhirnya bisa stabil juga dan hanya beberapa bulan saja goncangan di Waffle Street Medan,” katanya.
“Di masa pandemi kita kita membuat promo buy two get one, ya bersyukur efektif juga promo yang kita buat. Kita juga mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah seperti tidak melayani dine in,” pungkas wanita kelahiran Medan, Tahun 1989 yang hobi nonton film di Bioskop ini.
Zaziri