Mencari Bisnis yang Rendah Investasi Tapi High Profit

Saat ini, usaha-usaha franchise atau BO yang menawarkan investasi kecil banyak diburu peminatnya. Kalau bisa untung dari yang kecil, kenapa mencari yang besar?

Siapa bilang berbisnis dengan merek yang sudah mapan harus dengan modal besar. Tidak juga. Sejumlah usaha franchise dan Business Opportunity (BO) justru menawarkan investasi awal sangat rendah. Mulai belasan juta hingga puluhan juta. Bisnis dengan investasi kecil itu ternyata menguntungkan. Karena umumnya bisnis yang menawarkan investasi kecil bergerak di industri yang potensi pasarnya sangat besar. Kebanyakan di industri makanan.

Kategori usaha-usaha franchise dan BO yang menawarkan investasi kecil adalah yang membutuhkan modal dibawah Rp 100 juta. Maraknya peminat terhadap usaha yang menawarkan investasi kecil disebabkan kondisi makro yang tidak menguntungkan saat ini. Orang berusaha mencari manfaat dari situasi yang ada dengan memulai langkah sebagai entrepreneur. Usaha yang menawarkan Investasi kecil menjadi pilihan utama.

Saat ini yang paling banyak diminati adalah usaha di mana total investasinya di bawah Rp 100 juta. Hal ini disebabkan banyaknya kalangan menengah yang ingin memulai usaha sendiri dan memiliki modal yang terbatas. Oleh sebab itu, peluang-peluang usaha yang memilki start up cost  relatif kecil ini menjadi laris manis. Usaha yang seperti ini memang cenderung tidak mendatangkan profit yang sangat tinggi, tetapi menawarkan perputaran uang cash flow yang cukup sehat dan antisipasi jangka waktu balik modal payback period yang relatif singkat.

Anang Sukandar, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI) menjelaskan, perkembangan usaha-usaha yang menawarkan low investment sedang menggairahkan. Namun, lebih banyak yang berupa BO.  Menurut Anang, peluang usaha franchise yang menawarkan low invest tidak lebih dari 5%. Sisanya berupa BO atau Business Opportunity.

Kebanyakan, usaha-usaha yang menawarkan low invest bergerak di industri makanan. Ada juga yang lain seperti jasa kurir, jasa laundry, dll yang memang tidak membutuhkan investasi besar cuma peralatan yang lebih sederhana. Kebanyakan juga, usaha yang invetasinya kecil ini berupa counter atau gerobak. Usaha-usaha ini, menurut Anang, entry barier-nya rendah, sehingga mudah dimasuki pesaing.

Dijelaskan, peminat usaha yang investasinya kecil ini sangat luar biasa. Para investor, kata Anang, beralasan ingin cepat untung dan modalnya kecil. “Peminat umumnya banyak. Memang orang mau cari yang kecil.,” katanya.

Menurut Anang, peluang usaha di franchise atau BO yang menawarkan investasi kecil kemungkinan berhasil dan gagalnya sama besar. Kegagalan biasanya disebabkan faktor belum matangnya usaha tersebut, asal-asalan, dan mudah ditiru. Karena itu, kata Anang, pemilik usaha ini harus punya sifat kewirausahaan yang tinggi, profesional, kreatif dan inovatif. “Kalau tidak begitu, bisa gagal. Jangan sampai keberhasilannya hanya sepintas,” katanya.

Anang menyarankan, para investor yang berminat pada usaha yang investasinya kecil harus punya kejelian untuk melihat kemungkinan usahanya berhasil atau rugi. Peminat juga harus bisa memprediksikan kapan modalnya bisa kembali, sehingga, peminat bisa mengambil nilai lebih. Karena itu, peminat perlu membuat proyek income statement. Jika diproyeksikan keberhasilan dicapai dalam jangka 5-6 tahun, maka kalau dibikin 3 tahun sales-nya harus berapa, cost of growth berapa, marginnya berapa dan dihitung juga pengeluaran per bulannya.

Sayangnya, tukas Anang, pemilik usaha yang menawarkan invetasi kecil cenderung tidak berpikir jangka panjang. Pemilik usaha ini selalu berpikir jangka pendek karena ingin mendapatkan uang lebih cepat alias aji mumpung. Padahal, cara pandang seperti itu, menurut Anang, bertolak belakang dengan prinsip franchise. “Franchise itu untuk jangka panjang. Bukan untuk jangka pendek. Bila ada orang yang mau melakukan hal ini, dia bukan seorang franchisor. Dia orang yang mencari kesempatan atau peluang saja,” katanya.

Perlu kembangkan merek 

Pemilik usaha yang menawarkan investasi kecil harus  benar-benar bisa mengembangkan usahanya secara cerdas sebagai entrepreneur sejati.

Para pemilik usaha ini harus punya effort yang serius dalam mengembangkan mereknya. Soal merek ini penting sekali terutama pada saat menjajakan usaha waralaba. Karena pada hakekatnya, yang dijual pada waralaba itu sebenarnya adalah merek. Sebab itu, diperlukan kecerdasan bagi pemilik usaha untuk mengembangkan mereknya.

Para pemilik usaha harus mencoba untuk membangun itu dalam bentuk apa pun juga dan melalui medium komunikasi seperti apa pun juga. Termasuk misalnya dengan, digital, social media,  pola getok tular (dari mulut ke mulut), dll.

Intinya merek itu harus bisa menggugah perhatian orang. Di sini pemilik merek menjadi satu faktor yang utama. Selanjutnya, mengembangkan merek melalui kehadiran fisik bisnisnya, yaitu produknya. Dan merek ini harus menjadi satu kesatuan di dalam semua kemasan yang ada, baik kehadiran fisik dan lokasi yang dipilih.

Langkah berikutnya dalam membangun merek adalah melalui komunitas-komunitas kecil. Karena dalam bisnis skala kecil biasanya segmennya itu tertentu. Bisa melalui asosiasi, bisa juga melalui berbagai trade show atau apapun yang mereka bisa ikuti.

Keuntungan sebuah usaha yang memiliki merek sangatlah besar. Apalagi, bisnis sekarang ini sebenarnya bisnis merek. Keberhasilan sangat  ditentukan oleh seberapa jauh merek itu mampu menggugah atau mampu menciptakan permintaan.

Zaziri