Inilah Tips Memilih Mitra Bisnis yang Pas Biar Untung Bersama

Mitra bisnis (Franchisee) merupakan salah satu pemeran penting suksesnya usaha franchisor.  Salah pilih bisa berbahaya. Jangan Tergiur oleh Uang dalam Memilih Franchisee!

Proses pemilihan franchisee menjadi titik penentu berhasil-tidaknya outlet yang ingin dikembangkan franchisor. Sebab, franchisee merupakan partner—untuk jangkan beberapa tahun—yang akan menjalankan usaha franchisor. Karena itu, franchisee haruslah orang yang tepat dan dapat dipercaya. Mereka harus memiliki kemampuan sesuai keinginan franchisor, memiliki visi dan misi yang sama dengan franchisor dan dapat bekerja sama dengan franchisor untuk menghasilkan keuntungan bersama.

Salah memilih franchisee bisa berbahaya. Franchisee yang tidak tepat bisa menjadi faktor penghambat dalam mengembangkan usaha. Serta, bisa merusak citra merek franchisor. Sebab Franchisee merupakan salah satu pemeran penting  suksesnya usaha franchisor.

Franchisee merupakan orang yang paling bertanggung jawab dalam menentukan keberhasilan outlet miliknya. Jika outlet tersebut gagal, otomatis akan merusak citra merek franchisor. Selain itu, jika franchisee yang dipilih tidak tepat, ia akan menjadi hambatan bagi franchisor untuk bekerja sama dalam mengembangkan franchise tersebut.

Karena itu, franchisor tidak boleh tergiur oleh uang dalam menentukan franchisee. Franchisor harus mengenali lebih dahulu tipe franchisee yang diinginkannya. Interview, merupakan cara yang paling efektif untuk mengenali calon franchisee. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan meminta calon franchisee untuk mengisi formulir dan menjawab beberapa pertanyaan seputar latar belakangnya.

Beberapa hal  yang harus dipertimbangkan dalam memilih franchisee, antara lain; latar belakang ekonomi, pekerjaan, pengalaman dan motivasi franchisee dalam membeli franchise, serta sifat-sifat dari calon franchisee.

Franchisee yang baik adalah mereka yang mau turun langsung mengawasi jalannya usaha. Franchisee harus merasa ikut memiliki usaha tersebut sehingga ia mau berjuang keras untuk memajukan usaha tersebut sebatas yang ditoleransi oleh franchisor.

Harus diakui, masing-masing franchisor bisa saja memiliki kriteria yang berbeda terhadap franchisor yang cocok untuk usahanya. Yang jelas, franchisor harus memiliki standar tersendiri mengenai kriteria franchisee yang akan dicarinya. Standar kriteria tersebut bisa juga ditentukan dari pengalaman franchisor. Namun,  yang terpenting, franchisee tersebut harus mengerti benar konsep franchise, bahwa mereka tidak bisa seenaknya sendiri, harus tetap menurut pada aturan yang ditetapkan franchisor.

Secara umum, kriteria franchisee yang cocok untuk hampir segala bentuk usaha adalah pekerja keras, mampu bekerja sama dengan orang lain, mengetahui sedikit tentang keuangan dan bisnis, serta mau mendengarkan nasihat dari orang lain.

Harus diingat, franchisee yang tidak tepat bisa menimbulkan banyak masalah. Franchisee yang tidak tepat dapat dilihat dalam dua tipe: terlalu pasif dan terlalu aktif. Franchisee yang terlalu pasif, biasanya, memiliki ketergantungan yang sangat besar terhadap franchisor. Untuk setiap masalah yang timbul, mereka akan meminta bantuan franchisor untuk menyelesaikannya. Mereka biasanya tidak memiliki inisiatif sama sekali dan menerima apa saja yang dinasehati oleh franchisor. Franchisee tipe ini sangat merepotkan franchisor.

Sementara itu, franchisee yang terlalu aktif, itu  sangat kreatif dan memiliki segudang cara untuk mengembangkan usahanya. Franchisee tipe ini biasanya akan protes dan terus menuntut jika aksi yang dilakukan franchisor tidak seproaktif aksi-aksi yang sudah direncanakannya. Biasanya, franchisee tipe ini yang cukup susah diatur dan sering tidak mau menuruti perjanjian karena menganggap dirinya lebih pintar.

Selain itu, franchisor juga harus hati-hati terhadap franchisee yang nakal. Ciri dari franchisee nakal itu antara lain: tidak menuruti aturan-aturan yang dibuat franchisor. Kenakalan franchisee yang paling umum adalah tidak mematuhi kewajibannya di bidang keuangan, menjual produk (barang atau jasa) lain di luar sepengetahuan franchisor, mencuri sistem bisnis franchisor dan menerapkannya dalam usaha sejenis, serta memprovokasi franchisee lain untuk tidak mematuhi aturan franchisor.

Agar bisnis franchise berjalan dengan lancar sesuai yang diinginkan, para franchiseenya harus berada dalam kesatuan visi dan misi bersama. Jika tidak, usaha yang dibangun bisa berantakan di tengah jalan. Bagi franchisor, franchisee harus dipilih secara selektif. Jangan karena uang, mengorbankan bisnis yang ingin dibangun secara jangka panjang.

Bentuk-bentuk kenakalan franchisee:

  • Tidak menuruti aturan-aturan yang sudah dibuat franchisor. Kenakalan franchisee yang paling umum adalah tidak mematuhi kewajibannya di bidang keuangan;
  • Menjual produk (barang atau jasa) lain di luar pengetahuan franchisor;
  • Mencuri sistem bisnis franchisor dan menerapkannya dalam usaha sejenis;   
  • Memprovokasi franchisee lain untuk tidak menuruti aturan franchisor.

Pertimbangan ketika memilih calon franchisee:

  • Latar belakang ekonomi;
  • Pekerjaan;
  • Pengalaman;
  • Motivasi membeli franchise;
  • Yang mau turun langsung mengawasi jalannya usaha;

Kriteria umum franchisee untuk semua usaha:

  • Pekerja keras;
  • Mampu bekerja sama dengan orang lain;
  • Mengetahui sedikit tentang keuangan dan bisnis;
  • Mau mendengarkan nasehat dari orang lain;
  • Mengerti konsep dari franchise;
  • Taat aturan yang dibuat franchisor.

Franchisee yang harus dipilih:

  • Bisa dipercaya;
  • Memiliki kemampuan menjalankan usaha;
  • Memiliki visi dan misi yang sama dengan franchisor;
  • Dapat bekerja sama dengan franchisor untuk menghasilkan keuntungan bersama.

Zaziri