Kiat Menjadi Master Franchise

Master Franchise adalah franchisee yang telah membeli hak eksklusifitas untuk wilayah atau area yang cukup luas, dimana Master Franchise mempunyai kewajiban untuk pengembangan outlet di wilayah tersebut dan mempunyai hak untuk menjual single unit Franchise dengan berbagai macam keuntungan seperti : Pembagian persentase atas komisi penjualan franchise (fee), royalty fee, marketing fee, dan juga bahkan merchandising profit.

Akan tetapi disamping benefit yang didapatkan, master franchise juga mempunyai kewajiban yang tidak mudah dijalankan bagi mereka yang tidak mempunyai “jiwa entrepreneur dan leadership”, salah satu kewajiban inti master franchise (khususnya international) adalah menjalankan system dan operational sebagai seorang franchisor di wilayah yang dibeli, seperti, recruitment franchisee, initial support, pre opening assistance, training, ongoing support, distribusi product, service, management, marketing, dan lain sebagainya.

Pada umumnya di Indonesia, hak territory Master Franchise (international) terbagi atas dua wilayah, Indonesia bagian Timur (Surabaya – Irian), dan Indonesia Barat (Jakarta – aceh – riau). Sedangkan bagi franchisor lokal yang menjual master franchise membagi per area wilayah seperti : propinsi, kepulauan, maupun area kota (Dejabotabek).

Baca Juga : Sub-Franchisor. Apa Bedanya dengan Master Franchisee?

Dalam menentukan luasnya territory Master Franchise tidaklah mudah, diperlukan survei atas potensial pengembangan usaha, karakter pembeli, karakter potential lokasi, karakter area territory, faktor kompetisi, dan lain sebagainya.

Sebelum menentukan luasnya territory master, maka perlu diketahui terlebih dahulu, luasnya single unit outlet, term kanibalisme, demography area, potential buying power index, dikalikan jumlah potential growth outlet, baru bisa menentukan luasnya area master franchise (lihat rumus dibawah)

Contoh, retail franchise seperti mini market memerlukan faktor lokasi dan demography yang sangat essential, maka dari itu untuk penentuan luasnya sebuah territory single unit untuk menghindari kanibalisme, diperlukan data analisa traffic flow, demography, customer behaviour, dan lain sebagainya. Seperti Cirle K, kita dapat melihat beberapa contoh lokasi mereka berada di jalan yang sama, akan tetapi untuk di daerah tertentu mempunyai jarak yang cukup jauh.

Kembali lagi, penentuan territory master berbeda untuk setiap usaha, hal yang perlu dipertanyakan franchisor adalah, apakah perlu mereka membuka peluang master franchise? Ataukah hanya agar supaya dapat mengambil “master franchise fee” yang tinggi dan “melemparkan” tanggung jawab mereka?

Pada  umumnya franchisor membuka peluang master franchise dikarenakan: faktor distribusi product, sentral kitchen (F&B), faktor kontrolling (untuk outlet yang sangat banyak), dan lain sebagainya.

Bagi investor yang berminat untuk mengambil master franchise disarankan  untuk berhati-hati, apakah merek usaha yang ditawarkan bisa dijalankan di area tersebut? Bagaimana dukungan marketing franchisor? Apakah investor sanggup untuk memenuhi kewajiban master? Apakah territory yang diberikan cukup sebanding dengan potential growth yang ada? Apakah master franchise fee yang dibayarkan mempunyai keuntungan yang cukup untuk balik modal? Janganlah teriming iming dengan pembagian franchise fee, royalty fee dan lain sebagainya, perhatikan jika memang faktor perluasan di area yang anda beli mempunyai potensi pasar yang cukup.

Baca Juga : Master Franchise Atau Monopoli?

Sebelum anda memutuskan untuk membeli master franchise, tanyakan terlebih dahulu batasan wilayah per master franchise yang jelas. Dan jangan lupa agar wilayah anda sudah dimasukkan kedalam perjanjian waralaba anda.

Sedangkan bagi franchisor yang ingin mebuka peluang master, tentukan terlebih dahulu batasan wilayah, kriteria ideal master franchisee dan lain sebagainya. Karena kebanyakan kegagalan dari sebuah area yang dijalankan oleh master franchise bukan hanya terletak di batasan wilayahnya, akan tetapi lebih banyak terjadi dikarenakan pemilihan Master Franchise yang salah dan tidak kompeten. Khususnya mereka (master Franchise) yang membeli hak territory dikarenakan faktor financial belaka tanpa menjalankan secara optimal kewajiban mereka.