4 Kesalahan Umum Franchisee & Tips Menghindarinya

Kesalahan yang Sering Dilakukan. Apa Saja?

Profit. Itulah inti dari bisnis. Karena sejatinya, bisnis selalu berorientasi kepada profit. Bahkan prinsip ekonomi kuno menyebutkan, “dengan modal sekecil-kecilnya meraih untung sebesar-besarnya.” Itu artinya, tidak ada bisnis yang menghindari profit. Justru bisnis selalu mengejar profit.

Tetapi pada prakteknya, tidak sedikit bisnis yang mengalami kegagalan. Bahkan, sebuah penelitian di Amerika, bisnis yang sukses tidak mencapai dari 10%. Namun, selama bisnis dijalani dengan baik dan menghindari berbagai kemungkinan salah, peluang untuk berhasil lebih terbuka.

Di industri franchise, peminatnya (terutama franchisee) mendasari pilihan bisnis karena faktor keter-uji-an (proven). Di sini, para franchisee sudah menyadari bahwa bisnis franchise akan lebih kuat karena ada faktor pengalaman dari franchisornya. Sayangnya, keberhasilan franchisor tidak otomatis akan membuat franchisee juga berhasil. Karena, faktor franchisee memegang peranan kunci keberhasilan usaha. 

Faktanya, terdapat banyak kesalahan yang dilakukan franchisee sehingga menyebabkan bisnisnya tidak berkembang. Setidaknya, ada 4 kesalahan besar yang umum dilakukan dan bisa berbahaya bagi franchisee.

  1. Kurangnya Informasi Bisnis

Kesalahan pertama yang dibuat franchisee umumnya karena kurangnya informasi mengenai bisnis yang akan dilakoni. Kurangnya informasi bukan semata-mata karena franchisornya memang tidak mengetahui, tapi juga karena franchisee mengabaikan informasi atau tidak mau tahu. Kondisi ini jelas berbahaya bagi bisnis franchise itu sendiri. Kesalahan awal ini bisa berakibat pada kegagalan bisnis yang seharusnya memberikan keuntungan.

  1. Semuanya Diserahkan ke Franchisor

Diawal pembahasan bab ini sudah disinggung, praktek bisnis franchise masih diwarnai oleh anggapan yang salah kaprah bahwa bisnis franchisee sepenuhnya menjadi tanggung jawab franchisor. Franchisee seakan menganggap dirinya sebagai non-faktor bagi keberhasilan usaha franchisenya. Fakta ini masih sering ditemukan dalam praktek bisnis franchise.

Franchisor memang bertanggung jawab terhadap bimbingan bisnis bagi franchisee, termasuk juga membesarkan merek secara menyeluruh. Akan tetapi, day to day operasional adalah tanggung jawab franchisee.

  1. Terlalu Mengikuti Perasaan

Tidak sedikit franchisee yang membeli hak waralaba karena dorongan perasaan dan emosi tanpa pertimbangan rasio yang matang. Pertimbangan perasaan membuat calon franchisee tidak jeli dalam memilih bisnis franchise. Oleh karena itu, meski punya ketertarikan yang kuat terhadap sebuah usaha franchise, calon franchisee mesti menelitinya dulu secara mendalam. Sebab nantinya, bisnis tersebut akan dijalankan oleh franchisee. Dukungan keluarga juga tidak bisa begitu saja diabaikan dalam memilih sebuah bisnis franchise. Mereka ini yang nantinya memberi support mental ketika menjalankan bisnis.

  1. Tidak Ada Kemampuan di Kategori yang Dipilih

Tidak semua bisnis bisa cocok dijalankan bagi setiap orang karena setiap orang atau franchisee memiliki karakter yang berbeda. Karena itu, pilihan bisnis harus disesuaikan dengan peminat (franchisee). Calon franchisee sebisa mungkin menghindari pilihan kategori bisnis yang tidak sesuai dengan karakter pribadinya. Jika karakter bisnis yang dipilih sesuai dengan karakternya, maka franchisee bisa menjalaninya dengan enjoy.

Kesalahan-kesalahan di atas merupakan kesalahan besar yang bisa berakibat pada kesalahan berikutnya. Jika 4 kesalahan besar ini bisa dihindari, paling tidak franchisee memiliki pondasi yang kokoh dalam menjalani bisnisnya.

Kesalahan juga dapat menjadi proses belajar yang efektif. Namun sebaliknya, bisa juga menjadi langkah awal menuju jurang kehancuran. Bagi banyak pengusaha yang mengalami jatuh bangun, kesalahan bisa menjadi pemicu perubahan terhadap pola bisnis dalam rangka menuai keberhasilan yang lebih gemilang.

KIAT MENGHIDARI KESALAHAN

Di dalam bisnis, kesalahan kecil saja bisa membawa pengaruh yang besar. Ditambah lagi dengan persaingan ketat yang terus memburu tiap pemain untuk saling berlomba menguasai pasar serta pelanggan. Terkait hal itu, ada beberapa poin yang berguna untuk menghindari sebuah kesalahan.

  1. Cermat Memilih Lokasi

Dalam bisnis, ada 3L yang sangat penting diperhatikan. Lokasi, lokasi, dan lokasi. Memilih lokasi yang tepat merupakan langkah awal dari kesuksesan bisnis franchise Anda. Sebaik apa pun produk/jasa yang Anda tawarkan, jika lokasinya sulit dijangkau, konsumen pasti susah mendatangi outlet Anda. Pastikan riset lokasi Anda benar-benar maksimal. Konsultasikan juga secara baik dengan franchisor. Jika dalam perjalanan usaha Anda salah memilih lokasi, segera lakukan relokasi.

2. Belajar Dari Pengalaman Franchisor

Membeli franchise berarti juga membeli pengalaman franchisor. Sudah sepatutnya Anda menimba pengalaman yang banyak dari franchisor. Cari tahu kendala maupun kesalahan yang kerap terjadi, minta petunjuk solutif guna menghindari dan menghadapi kendala yang ada.

3. Cermat Memilih Unit Usaha

Keinginan memulai usaha tidak harus dieksekusi dengan cepat. Banyak hal yang harus dipertimbangkan. Jangan sampai uang yang Anda investasikan melayang sia-sia karena tidak sabar untuk memulai bisnis. Meski banyak menawarkan kemudahan, memilih bisnis franchise memang tidak mudah. Perlu dilakukan seleksi mendalam sebelum Anda memutuskan

4. Fokus, Disiplin, dan Berpihak Kepada Pelanggan

Berbisnis harus berpihak pada pelanggan. Prinsip ini yang harus dipegang oleh franchisee. Dari pelanggan lah bisnis Anda bisa hidup. Mereka yang menentukan hidup dan matinya bisnis Anda. Fokus dan disiplin juga diperlukan ketika menjalani sebuah bisnis, apa pun jenisnya.

5. Tidak Menyerahkan Nasib Bisnis Kepada Franchisor

Dalam memilih dan membeli franchise, pertimbangan profit harus nomor satu. Jangan membeli franchise dengan tujuan trial and error semata. Karena ingin meraih profit, sudah sewajarnya jika Anda tidak menyerahkan nasib bisnis Anda kepada franchisor. Rata-rata franchisee mampu menguasai usahanya dalam waktu 6 bulan. Sebisa mungkin, Anda harus memperpendek waktu penguasaan usaha tersebut.

7. Hindari Konflik Dengan Franchisor

Komunikasi menjadi salah satu unsur utama keberhasilan hubungan franchisor – franchisee. Hal sekecil apa pun sebaiknya langsung dibicarakan dengan pemilik merek (franchisor). Selain itu, intensitas dan kualitas komunikasi juga dapat menghindari kesalahpahaman yang mungkin muncul diantara franchisee dengan franchisor.

8. Cermat Meneliti Perjanjian Waralaba (Franchise Agreement)

Segala bentuk kerja sama bisnis franchise tertuang dalam perjanjian waralaba. Untuk itu, jangan merasa malas untuk sekedar membaca atau bahkan memahami pasal per pasal dalam perjanjian waralaba. Perjanjian ini yang akan digunakan dalam menjalankan kerja sama bisnis selama masa yang disepakati. Pastikan perjanjian tersebut win-win bagi semua pihak.