Manajemen Satu Menit

Manajemen Satu Menit

Seorang Ibu berparas cantik yang menjadi franchisee sebuah franchise ayam goreng suatu saat bercerita pengalamannya membangun bisnisnya mulai dari satu gerobak sampai memiliki beberapa puluh gerobak ayam goreng. “Awalnya saya menangani langsung semua urusan baik operasional maupun pengembangan bisnisnya. Tapi dalam perjalanannya saya lebih fokus ke pengembangan bisnis saja, repot juga mengatur karyawan,” keluhnya.

Pekerjaan mengatur karyawan akhirnya dia serahkan pada seorang karyawan yang dianggap mampu mengatur rekan-rekannya. Karyawan ini diangkat sebagai manager tim penggoreng dengan pertimbangan bahwa dia lebih paham “kondisi dan bahasa” tim penggoreng ketimbang si pemilik franchise. “Pernah suatu saat saya kasih masukan ke tim penggoreng biar mereka bisa mengatur waktu lebih baik, eh bukannya mereka mau berubah malahan saya akan dilempar magic com lho karena kesalnya mereka ke saya,” tuturnya geli mengingat suka duka membangun bisnisnya.

Lebih lanjut Ibu tadi  menjelaskan bahwa Manager tim penggoreng ini  ternyata dapat diterima dengan baik oleh para karyawan karena dapat memahami “bahasa” para penggoreng ayam tersebut. Dia  mampu berkomunikasi dengan tim penggoreng dalam bahasa sederhana yang mengkaitkan pencapaian kinerja organisasi dengan keberhasilan dan ketekunan para penggoreng di lapangan. Manager ini, menurut pemilik usaha, juga mampu memotivasi para karyawan pada saat mereka diminta membuka lahan baru. Dia juga tidak mengalami kesulitan dalam memberikan teguran kepada karyawan pada saat mereka melakukan kesalahan dalam pekerjaan.

Kita sudah pernah membahas tentang pujian dan teguran satu menit pada edisi sebelumnya. Pada dasarnya manajemen satu menit dimulai dengan menetapkan sasaran satu menit yang ditulis di atas selembar kertas dan harus bisa dibaca dalam satu menit pula. Setiap sasaran akan membawa pada perilaku. Maka, tugas selanjutnya adalah menjaga agar perilaku karyawan sesuai dengan sasaran tersebut.

Prinsipnya apabila karyawan memenuhi sasaran yang ditetapkan maka dia berhak untuk mendapatkan pujian, demikian juga sebaliknya, apabila sasaran yang ditetapkan tidak tercapai segera tinjau sasaran yang telah ditetapkan tersebut. Adakah sesuatu yang kurang jelas atau tidak disetujui dari sasaran tersebut? Kemudian apabila hal tersebut disebabkan oleh kesalahan karyawan, karyawan berhak mendapatkan teguran yang spesifik disertai dengan penjelasan tentang hal-hal yang tidak sesuai dengan sasaran. Meskipun demikian jangan lupa untuk membesarkan hati karyawan, agar tetap memiliki semangat kembali pada penetapan sasaran.

Konsep managemen satu menit ini sebenarnya berupa penegasan bahwa kegiatan coaching  dan mentoring pada dasarnya dapat dilakukan dalam waktu sesingkat mungkin. Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk mendorong karyawan mencapai sasaran perusahaan.

Hal lain yang perlu digarisbawahi dalam konsep ini adalah bagaimana seorang atasan harus dapat memposisikan dirinya agar dapat memahami kondisi anak buahnya, sehingga teguran atau pujian yang diberikan dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan.  

Bila menyimak peristiwa yang dialami oleh Ibu pemilik gerobak ayam goreng tadi, teguran yang dimaksudkan bertujuan baik ternyata tidak mendapatkan respon positif karena anak buah menganggap atasannya tidak memahami kondisi mereka di lapangan yang penuh tantangan.

Beruntung Ibu tersebut segera menyadari kesalahannya yang tidak dapat berperan dengan baik sebagai manager tim penggoreng. Tindakannya mengangkat salah satu dari karyawan tersebut sebagai manager merupakan tindakan yang sangat tepat. Manager tim penggoreng tersebut berhasil mengintegrasikan orang-orang dengan latar belakang karakteristik, budaya dan pendidikan  yang berbeda untuk mencapai sasaran organisasi dengan cara yang dipahami oleh anggota timnya.

Fungsi seorang manager pada dasarnya tidak akan jauh dari kegiatan coaching dan mentoring agar anak buahnya dapat  memahami dan mencapai sasaran organisasi yang diharapkan. Oleh karena itu konsep managemen satu menit perlu dipahami dengan seksama, agar peran sebagai manager dapat dilaksanakan dengan  baik dan efektif.

Ir Mirawati Purnama Msi