Take Over or Buy a New Franchise?

Membeli Franchise sudah banyak dipercaya orang sebagai jalan yang lebih mudah untuk meraih kesuksesan  karena risikonya yang relatif lebih rendah dibanding membangun dari awal. Tapi,  faktanya, masih banyak juga orang yang bingung ketika mau membeli franchise. Bingungnya adalah, lebih menguntungkan mana, beli franchise take over atau beli franchise baru. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan menilik keuntungan dan kerugian dalam membeli outlet franchisor atau mencari lokasi baru untuk outlet franchise Anda.

Membeli outlet franchisor yang sudah berjalan memiliki satu perbedaan yang sangat menonjol dibandingkan apabila kita membeli franchise dan dibuka di tempat baru, yaitu outlet tersebut sudah memiliki sejarah (track record) akan performa dan kinerjanya. Oleh sebab itu, membeli outlet franchisor sebenarnya bukan lagi membeli franchise melainkan lebih tepatnya disebut sebagai buyout atau akusisi sebuah unit usaha.

Dalam sebuah akusisi, franchisor biasanya menggunakan perhitungan yang berbeda dari penjualan paket franchisenya. Ini dikarenakan outlet tersebut sudah memiliki faktor resiko yang sudah lebih jelas dibandingkan outlet baru yang belum beroperasi. Harga dari penjualan unit tersebut dapat lebih mahal maupun lebih murah dari penawaran paket franchise standarnya, tergantung dari kinerja outlet tersebut. Perhitungan yang dipakai biasanya diambil dari data penghasilan outlet tersebut dan diproyeksikan untuk beberapa tahun kedepan lalu dihitung net present value nya pada saat ini. Discount rate yang dipakai dalam perhitungan inilah dasar dari keuntungan yang ditawarkan oleh si franchisor kepada franchisee.

Sejarah performa outlet tersebut menjadi faktor penentu yang paling besar dalam menentukan harga takeover dari sebuah outlet. Semakin tinggi pemasukan outlet tersebut, semakin tinggi pula harga jual yang ditawarkan oleh si franchisor kepada franchisee. Franchisee lah yang harus menentukan apakah membeli outlet yang sudah berjalan bisa menghasilkan return yang lebih besar dibandingkan apabila ia membuka di outlet baru. Pertimbangan ini menyangkut dari penilaian qualitatif dari franchisee dengan melihat dari segi potensi lokasi, potensi pasar, harga paket franchise, harga takeover, dan lain lain.

Mungkin Anda bertanya “mengapa outlet franchisor mau difranchisekan kepada orang lain, kalau performanya baik? Apakah outlet yang akan difranchisekan tidak menguntungkan?” Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sangat lazim dan mendasar dari semua takeover opportunity. Karena investor pasti ingin mengetahui alasan apa yang dimiliki Franchisor untuk melepas usaha yang baik.\

Sebenarnya franchisor memiliki beberapa alasan yang cukup baik untuk hal ini. Pertama adalah karena mungkin outlet tersebut lokasinya terlalu jauh dari franchisor sehingga dengan adanya franchisee, maka kinerja outlet tersebut dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi. Dengan adanya franchisee yang lebih dapat mengawasi outletnya, maka secara langsung ketertiban dan disiplin kerja dalam outlet tersebut dapat ditingkatkan.

Kedua, Franchisor juga mendapat penghasilan dari penjualan franchise tersebut yang dapat digunakan untuk membangun outlet baru di lokasi yang berbeda, dan dapat ditawarkan kembali pada investor lain. Dengan cara ini, Franchisor secara tidak langsung mengembangkan franchisenya dengan sistim proaktif, sehingga mereka dapat berkembang di lokasi atau area yang diminati tanpa harus menunggu adanya franchisee yang mau membuka di lokasi tersebut. Strategi ini sangat baik bagi perkembangan jumlah outlet dan ketenaran merek dagang Franchisor.

Ketiga, semakin besar sebuah merek franchise, semakin sedikit jumlah outlet yang dimiliki sendiri. Ini disebabkan Franchisor harus lebih fokus pada pelayanan dan tunjangan (support) untuk franchisee-franchisee nya, maka jumlah outlet sendiri dan perhatian pada operasional outletnya pun dikurangi dan ditransfer kepada franchisee. Pada akhirnya franchisor lebih berperan sebagai supporter, distributor, dan pengembang mereknya secara nasional atau internasional. Oleh sebab itu, takeover opportunity yang ditawarkan oleh franchisor belum tentu merupakan outlet yang tidak baik, melainkan franchisor memiliki beberapa alasan strategis untuk melepaskan outletnya kepada franchisee.

Edward Hans Setiadi