Manajemen Keuangan Dalam Rangka Memantain Franchisee

Manajemen Keuangan Dalam Rangka Memantain Franchisee

Franchisor dalam rangka memantain franchisee diperlukan keuangan yang cukup untuk mengeksekusi dukungan operasional gerai yang akan dijalankan. Seperti apa manajemen keuangan yang baik untuk memantain bisnis franchisee?

Usaha franchise akan berjalan dengan baik apabila dukungan yang diberikan franchisor kepada setiap gerai franchisee terkelola dengan baik. Dan franchisor yang baik akan memberikan berbagai dukungan secara penuh dan sungguh-sungguh kepada mitra-mitra bisnisnya sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian franchise yang telah disepakati kedua belah pihak.

Bentuk dukungan yang diberikan kepada franchisee atau mitra bisnis bisa dalam berbagai bentuk. Seperti disampaikan Anton Widjaja, Direktur Es Teler 77 kepada Majalah Franchise, bentuk dukungan yang diberikan Es Teler 77 kepada mitra bisnisnya berupa pembangunan sentra produk yang memadai untuk memastikan produk yang dipergunakan standar, pusat pelatihan bertaraf internasional, SOP dan sistem kerja yang baik dan baku dan tim kerja yang solid dan berkualitas.

Baca juga : MENGKAJI LAPORAN KEUANGAN FRANCHISEE, SEBERAPA PENTING BAGI FRANCHISOR

Sementara bagi Syamsalis, pemilik Sabana Fried Chicken sebagai bisnis kemitraan (BO), Sabana menitik beratkan pada pengaturan market, dimana jarak antara satu gerai ke gerai lainnya diatur dalam jarak radius tertentu. Hal ini untuk memberikan kenyamanan bagi para mitra dalam menjalankan bisnisnya. “Tentu kami juga menjamin ketersedian produk dan kualitasnya terdeliver dengan baik,” ujarnya.

Dalam proses operasional, sejatinya  memberikan dukungan kepada franchisee membutuhkan keuangan yang cukup untuk mengeksekusi dukungan operasional gerai yang akan dijalankan. Lalu dari mana dana tersebut berasal? Menurut Anton, diperlukan keuangan yang cukup besar untuk mendukung usaha-usaha gerai franchisee. Dan biasanya dukungan yang baik dan maksimal, dapat diberikan oleh franchisor yang memiliki gerai cukup banyak dan memadai.

Lain hal dengan Syam, sumber dana yang dikeluar olehnya sebagai bisnis dengan konsep kemitraan (B0) semata berasal dari kocek perusahaan sendiri yang didapat dari keuntungan penjualan bahan baku kepada para mitra. “Sebagai BO pihaknya tidak berhak untuk memungut berbagai biaya yang dikeluarkan untuk keperluan dukungan diluar dukungan suplay produk dan penjualan paket bisnis dimuka,” katanya.

Soal besaran alokasi dana yang mesti dikeluarkan untuk memaintain mitra franchisee, Utomo Njoto dari FT Consulting menjelaskan bahwa besaran dana yang dikeluarkan untuk maintain franchisee bergantung pada banyak factor yang mempengaruhi. “Sehingga tidak ada acuan khusus perihal hal tersebut,” katanya. Yang pasti semakin tinggi tingkat kualitas pegawai di level gerai, semakin rendah tingkat supervise yang dibutuhkan, dan berimbas pula pada semakin rendah biaya yang dibutuhkan untuk maintain franchisee.

Syamsalis dari Sabana mengaku hanya menghabiskan dana yang tidak sedikit untuk menggaji sepuluh orang karyawan yang bertugas untuk melakukan monitoring dan pembinaan kepada para mitra.

Sementara, Anton tidak menyebut secara detail berapa jumlah biaya yang mereka keluarkan untuk maintain gerai mitranya. Soal sumber dana, Anton mengaku mendapat dana dari franchise fee, keuntungan yang diperoleh dari pengelolaan gerai sendiri, dari hasil penjualan bahan baku dan royalti. “Karena tidak mungkin hanya mengandalkan dari hasil royalti, karena hasil dari royalty tidaklah besar,” tegasnya.

Hal senada disampaikan Utomo, bahwa biaya yang dikeluarkan untuk maintain gerai franchisee sejatinya dari royalty fee, namun jika itu tidak mencukupi ada biaya-biaya lain yang dapat digunakan untuk alokasi keperluan tersebut. Seperti biaya-biaya bulanan yang menggunakan istilah lain, tentu dengan jumlah outlet tertentu terkait skala ekonomis, yaitu semacam target omset untuk BEP kalau di level gerai.

Lebih detil, Utomo menjabarkan istilah sumber dana yang dapat digunakan, sebut saja seperti margin supply produk, atau ada istilah biaya distribusi atau dapat juga berbentuk biaya jasa konsultasi manajemen.

Menutur Anton, pos terbesar yang banyak memakan biaya dalam proses maintain gerai franchisee adalah pos pemasaran dan operasional. Terlebih gerai franchisee yang dimiliki Es Tellr 77 tersebar hampir diseluruh Indonesia.

Lalu bagaimana sebaiknya franchisor dalam mengelola biaya keuangan yang dikeluarkan untuk maintain gerai franchisee? Utomo menyarakan kepada para franchisor untuk memperketat sistem pengalokasian dana. Seperti alokasi initial franchise fee untuk biaya pemasaran franchise dan support pra operasional dan royalti dan sumber bulanan lainnya untuk tim support operasional. “Penting juga untuk memahami angka-angka laba-rugi dan arus kas. Dan untuk membantu tingkat akurasi dalam proses analisa dan pengambilan keputusan franchisor dapat menggunakan bantuan sistem TI,” pungkas Utomo.