Madeena Skin Clinic, Klinik Kecantikan Muslimah yang Menyasar Segmen Menengah

Madeena Skin Clinic, Klinik Kecantikan Muslimah yang Menyasar Segmen Menengah

Berdiri pada 2017, Madeena Skin Clinic merupakan salah satu waralaba klinik kecantikan yang namanya patut diperhitungkan. Madeena Skin Clinic tumbuh menjadi pemain bisnis klinik kecantikan yang mampu bersaing dengan merek ternama seiring dengan berkembangnya industri kecantikan di Indonesia.

Ya, pasar bisnis kecantikan di Indonesia semakin berkembang. Hampir di setiap sudut kota terdapat salon atau klinik kecantikan yang tidak pernah sepi dikunjungi kalangan menengah atas.

Melihat celah segmen pasar menengan bawah yang belum banyak diisi pemain bisnis kecantikan, dr. Henny Adnan pun mendirikan Madeena Skin Clinic untuk membidik segemen pasar tersebut dengan tagline Rahasia Kecantikan Halal dan Natural. Khususnya ceruk pasar wanita muslimah.  

Awalnya Henny mengembangkan usahanya tersebut lantaran melihat segmentasi pasar Muslimah di Indonesia yang masih terbuka lebar. Namun, dirinya belum melihat pelaku usaha yang benar-benar fokus untuk menciptakan layanan yang halal dan natural.

“Sejak awal konsepnya memang sebagai klinik muslimah. Di Indonesia klinik yang secara khusus membidik segmen ini masih sangat jarang,” ujarnya.

Dalam pengembangan usahanya, ia melakukan berbagai diferensiasi salah satunya harganya yang terjangkau. Marketnya yang akan disasar juga jelas: menengah ke bawah.

“Jadi, sebenarnya tujuannya bukan semata bisnis. Tapi mengedukasi masyarakat bagaimana mendapatkan layanan berkualitas dengan pengawasan dokter kulit, tapi dengan harga minimalis,” sebutnya.

Sejak berdiri 5 tahun lalu pergerakan bisnisnya juga semakin terlihat. Jumlah outletnya  tersebar di berbagai wilayah di Tanah Air.

Melihat respon pasar yang bagus, Henny pun mengembangkan bisnsnya dengan pola kerja sama waralaba. “Selama ini kan orang kalau beli franchise banyak yang masih takut ditinggal oleh franchisor. Saya coba luruskan hal ini dengan menghadirkan kerjasama yang baik. Dengan join investment, risiko ditanggung bersama,” ungkapnya.

Lalu, berapa investasi untuk membuka satu klinik? “Investasinya sebesar Rp1,5 M. Peralatan sih yang paling mahal,” katanya. Dengan investasi cukup besar, berdasarkan pengalamannya selama ini, omzet yang dibukukan pun cukup menjanjikan di angka ratusan juta rupiah sesuai kondisi lokasi bisnis. 

Menurutnya, salah satu tantangan dalam bisnis ini adalah man power. Sebab, mencari SDM berkualitas itu bukanlah perkara yang mudah. Namun sejauh ini tantangan ini bisa dilewatinya dengan baik.

Kedepan, dr Henny akan terus melakukan inovasi untuk pengembangkan kliniknya. Ia menargetkan, setidaknya pertumbuhan omzet setiap tahun dari outlet-outletnya mencapai angka yang tinggi.

“Pelayanan yang pasti akan semakin diutamakan. Di kami juga ada tindakan medis yang aman semisal filler dengan bahan aman dan halal. Ada laser yang juga digemari oleh para muslimah. Meski segmentasi kami untuk kalangan menengah ke bawah, tapi yang datang banyak juga dari kelas menengah atas,” tutupnya. (ZR)