Jessen Brian Satrio, Pemenang Ifrapreneurship Business Concept Competition 2022

Jessen Brian Satrio, Pemenang Ifrapreneurship Business Concept Competition 2022

Dunia usaha khususnya di sektor bisnis franchise mulai bergairah kembali seiring dengan semakin menurunnya pandemi Covid19. Indikasi tersebut bisa dilihat dari mulai banyak aktivitas yang dilakukan para pengusaha franchise. Antara lain pameran franchise yang sudah digelar kembali, banyaknya pebisnis franchise yang membuka cabang bisnisnya, dan mulai bermunculannya pengusaha baru di industri franchise.

Salah satu anak muda yang muncul mendirikan bisnis di sektor kuliner adalah Jessen Brian Satrio. Ia mendirikan usaha kuliner yang bernama Taconesia, kuliner khas Meksiko. Menariknya, bisnisnya meraih juara satu dalam ajang kompetisi Ifrapreneurship Business Concept Competition 2022 (IFBCC), yang diselenggarakan di JCC Senayan, beberapa minggu lalu.

Kompetisi ini digelar sela-sela The 20thIFRA Hybrid Business Expo in Conjunction with The 2nd ILE 2022 yang diselenggarakan Dyandra Promosindo bersama Asosiasi Franchise (AFI) dan Asosiasi Lisensi Indonesia (ASENSI).    

Penghargaan ini menjadi modal semangat Jessen untuk mengembangkan Taconesia lebih baik lagi. Ia bahkan mentargetkan membuka 100 cabang Taconesia di tahun depan. “Menjadi juara satu di ajang kompetisi nasional ini membuat saya bangga dan yakin untuk mengembangkan usaha ini lebih maju lagi. Tahun depan kita targetkan 100 outlet,” katanya.

Saat ini, katanya, Taconesia sudah memiliki 5 outlet yang tersebar di Malang dan Surabaya. “Kita juga sudah ada yang ambil franchise kita di Jakarta, Jambi, Surabaya dan bahkan sudah deal investor yang managementnya kita kelola. Pameran franchise juga kemarin juga sudah banyak yang deal,” ungkap pria kelahiran 2000 ini.

Jessen mengatakan, keistimewaan Taconesia di mata dewan juri karena bisnisnya telah mencapai target dengan baik sesuai business plan yang dibuatnya. “Kita selalu tercapai seperti target investasi mesin, target franchise, dan marketing, bisa tereksekusi plannya. jadi itu yang dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari Djoko Kurniawan dari DK Consulting, Pietra Sarosa dari Sarosa Consulting, Bije Widjajanto dari Benwarg Consulting, dan Rofian Akbar, Pimpinan Majalah Franchise Indonesia,” jelasnya.

Selain itu, katanya lagi, konsep bisnis yang dikembangkannya juga dinilai cukup baik. Taconesia didirikannya tidak asalan. Ia melakukan riset terlebih dahulu sebelum mendirikan Taconesia pada pertengahan Agustus 2021. “Di awal-awal kita riset selama 6 bulan. Riset tersebut untuk tes pasar melihat keadaan market bagaimana,” kata Mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya yang kini duduk di semester 7 ini.

Menurutnya, ada 3 masalah di bisnis Mexican Food dari hasil risetnya. Pertama banyak pemain bisnis Mexican Food tutup di kota-kota besar. Kedua, umumnya rasa yang ditawarkan para pebisnis Mexican Food tidak cocok dengan selera Indonesia karena terlalu pedas kecut dan asam. Ketiga, harganya masih terlalu tinggi.

Ketiga hal itu menjadi acuannya untuk mendirikan Taconesia.  Ia memulai bisnisnya di Malang, kota yang tidak terlalu besar. Kemudian dia menggunakan bahan baku 100% lokal yang dikolaborasikan dengan rasa meksiko sehingga rasanya sesuai lidah masyarakat Indonesia. “Harga jual kita hanya Rp 12.000 saja, orang sudah menikmati,” katanya.

Jessen menjelaskan, varian rasa Taconesia ini satu-satunya menu terlengkap untuk menu Mexican Food. Mulai dari Soft Taco dengan varian rasa, Crunchy Taco dengan varian rasa, Burrito Series, Quesadilla, Nachos & French Series, hingga Crunchwrap Supreme. “Jadi  kita mengalahkan menu Taco Bell. Kita malah sudah ada menu Nori Taco Series. Juga ada minuman kekinian. Ada main course, snack dan sebagainya,” bebernya.

Ketertarikan Jessen pada bisnis Mexican Food ini karena senang dengan dunia kuliner, dan menurutnya makanan Meksiko ini pasarnya unik, banyak peminatnya tapi tidak ada yang menawarkan yang lebih terjangkau untuk makanan Meksiko.

Taconesia menawarkan peluang bisnis dengan investasi Rp 78 dengan konsep container. “Sudah layout dari kita, menu sudah kita siapkan. Management kita sudah ada tim R&D sendiri, tim produksi karyawan, editor dan video. Kita sekarang produksi sendiri, buat industri kecil, investasi di mesin, semuanya pakai mesin, saos, tortilla, ayam meksikonya dan sebagainya,” tuturnya.

“Rata-rata omzet bisnis Taconesia perhari Rp 3 – 4 juta. Pernah rekor di 7,5 juta kebetulan kita push di semua digital marketing waktu itu,” jelasnya. (ZR)