CREATIVE BUSINESS IDEA

Setiap ada pameran waralaba, tidak hanya mempertontonkan para franchisor, business opprtunity dan licensor berhasil.  Beragam bisnis dan produk inovatif tersedia disana, termasuk yang menampilkan kemasan atau merek kreatif.  Ada bakmi yang ‘gila’, bakso yang pakai ‘rudal’, menjual sistem waralaba ‘tanpa’ meminta bayaran dan banyak ide kreatif lainnya.   

Berpikir kreatif merupakan kunci sukses pada pengembangan bisnis baru.  Creative Thinking atau berpikir kreatif merupakan tahapan kedua dari The 5 Arrows of New Business Development, setelah “mimpi-bangun” atau day dreaming.  Selengkapnya The 5 Arrows of New Business Development adalah: 1) Day Dreaming, 2) Creative Thinking, 3) Push The Pedal, 4) Speeding Up, dan 5) Celebrating.

Pada tahapan arah bagian creative thinking, pebisnis baru tidak hanya perlu melakukan ‘day dreaming’ dengan mengembangkan imajinasi dan penjelajahan segala kemungkinan yang ada, tetapi juga perlu duduk ‘manis dan tenang’ merumuskan segala ‘mimpi’ dan ide briliannya dalam bentuk rencana bisnis yang ready to run dengan tetap memelihara dan mengembangkan kreativitas bisnis.

Diperlukan rasionalisasi kreatif pada tahapan ini, sehinga bisa jadi ada ‘ide gila’ yang sudah dihasilkan dari tahapan day dreaming perlu ditinjau ulang atau bahkan ‘dimatikan’.  Bila diperlukan, calon pebisnis harus ‘tega’ melakukan langkah drastis termasuk ‘kill the baby’ atau membunuh sendiri ide briliannya.

Creative Thinking pada pengembangan bisnis baru akan menghasilkan rumusan rencana bisnis yang terdiri dari arah tujuan dan cara-cara mencapai tujuan bisnis baru.  Termasuk didalamnya adalah analisis atas situasi kompetisi, potensi pasar, perilaku konsumen, rumusan barang/jasa yang hendak dibisniskan, program promosi, pengorganisasian tim dan persiapan peluncuran bisnis baru.

Mengingat sedemikian luasnya rentang aktivitas pada tahapan Creative Thinking maka diperlukan kerja kreatif bersama dari seluruh anggota tim, yang membutuhkan creative leadership.  Dalam hal bisnis baru dilakukan oleh calon pebisnis berskala kecil atau ‘rumahan’, maka calon pebisnis baru sebaiknya juga seorang creative leader sekaligus manajer pelaksana.

Bagaimana melakukan creative thinking yang memungkinkan diterapkannya rasionalitas dengan tetap menjaga keberlangsungan kreativitas?  Pendekatan berpikir think-two principle yang mengoptimalkan penggunaan ‘dua cermin’ berpikir dialogis bisa digunakan oleh pebisnis baru bersangkutan tanpa kehadiran orang lain.

Melalui think-two principle, dilakukan dialog kreatif antara dua bagian otak yaitu otak utama dan ‘otak bayangan’ untuk ‘mendiskusikan’ berbagai ‘mimpi gila’ atau ide brilian yang didapat dari day dreaming.  Bisa jadi kedua bagian otak tadi saling ‘berdebat’ karena adanya beda pendapat, tetapi bisa juga saling mendukung sehingga memperkaya ide brilian yang sudah muncul. 

Pemanfaatan think-two principle bisa juga digunakan untuk ‘mengingatkan’ calon pebisnis kalau seandainya ada ide yang kelewat luar biasa atau tidak sesuai dengan norma bisnis dan bahkan melanggar hukum.   Pada situasi seperti ini, think-two principle bisa digunakan sebagai ‘pembisik’ yang mengingatkan calon pebisnis baru atas ide-ide yang tidak patut atau berbahaya.

Think-two principle juga merupakan salah satu cara sederhana untuk melakukan pengelolaan risiko bisnis (risk management) dengan jalan menyediakan infrastruktur analisis risiko secara mandiri.  Terjadinya ‘saling mengingatkan’ di sistem berpikir calon pebinis baru bersangkutan akan menghasilkan keseimbangan dan saling mengkoreksi pada keputusan rumusan bisnis yang dihasilkan.

Tentu saja think-two principle tidak hanya berperan sebagai pengingat yang bisa bermakna ‘menghambat’ melalui proses rasionalisasi ide, tetapi semestinya juga dioptimalkan untuk memperkaya ide brilian.  Aplikasi dan aspek creative pada think-two principle bisa menghasilkan pengembangan, pendalaman dan bahkan perluasan horison ide brilian untuk menghasilkan ide baru.  

Creative Thinking pada aplikasi The 5 Arrows of New Business Development haruslah menghasilkan kesimpulan yang satu dan utuh, dan bukan kreatifitas atas kreatifitas.  Creative Thinking merupakan proses menghasilkan a ready to run business plan berupa rumusan rencana berbisnis yang siap diimplementasikan pada tahapan Push The Pedal.

Dr. Handito Joewono

Chief Strategy Consultant ARRBEY