We Are Ready For Change in Hypercompetition Era?

We Are Ready For Change in Hypercompetition Era...??

Dunia saat ini terasa bergerak sangat cepat.  Pasti kita semua pernah merasakan  waktu yang  terasa tidak pernah cukup untuk menjalankan semua aktivitas  yang ingin kita gapai.  Lingkungan di sekitar kita berubah terus, mall yang terus bertumbuh,  jalan jalan yang semakin macet, ruko yang terus berganti nama dan usaha, bahkan sadarkah kita anak kita pun terus bertumbuh.. .? Si kecil yang baru bisa berjalan sekarang sudah dengan riangnya bermain bola dengan  temannya,  rumah yang kita huni sekarang terasa semakin sempit karena perabot rumah pun semakin banyak..

Dulu kita hanya butuh telephone rumah, atau pager, sekarang kita membutuhkan  smartphone,  laptop bahkan  tablet PC dan skype.  Tahun depan kita tidak pernah  tahu adakah kebutuhan  penting lainnya yang masuk dalam list priorities kita.  Faktor pendorongpun bisa berbagai macam, baik trend, lifestyle,  perubaan technologi,  globalisasi dll.  Jadi adakah  hal di sekitar kita yang  tidak berubah..?

The only consistent  things  in life  is inconsistency”,  Toffler  dalam Third Wave menyatakan bahwa tidak ada yang tetap  dalam hidup kecuali ketidaktetapan,  arti nya yang ada hanyalah perubahan.   Apa yang dapat kita lakukan menghadapi perubahan – perubahan  yang bergerak terkadang tidak dapat di prediksikan  sebelumnya ..???Yang dapat kita lakukan hanyalah  ‘ Be Adaptive, Learning.. Change or Die…! Demikian  kata-kata bijak dari Tom Peters. Tiga kata kunci: Adaptasi,  Belajar dan Berubah  menjadi satu sikap yag dibutuhkan untuk dapat siap menjadi pemenang dalam  dunia bisnis yang sangat kompetitif ini.

Bagi  perusahaan yang  bergerak secara dinamis  bertumbuh, dan berkembang, perubahan  selalu dianggap sebagai tantangan untuk memacu diri agar terus berkreasi, adu kreatifitas, bahkan adu inovasi.  Bagaimana  setiap wirausaha/enter preneur berusaha  untuk berlari  lebih  cepat  dari kompetitor, bagaimana  untuk selalu menciptakan  strategi  differesiasi  yang menjadi  pembeda  dibandingkan dengan kompetitor agar customer  selalu loyal terhadap produk ataupun services yang ditawarkannya.   

Kita bisa melihat di sekeliling kita, ada perusahaan makanan yang dalam waktu cepat bisa segera dikenal  masyarakat karena  kelezatannya, bahkan  dengan  sistem franchise, perusahaan yang baru berdiri dalam kurun waktu  3 tahun  sudah mampu  menyebar  ke seluruh kota besar di Indonesia.   

Banyak juga kita temui jasa  lembaga pendidikan  bermerek yang sudah sangat terkenal  yang  dengan mudah  kita temui di kota- kota besar di seluruh Indonesia.  Berkat  world of mouth (getok tular) outlet baru terus bertambah, yang tentunya mempengaruhi proses produksi, pengelolaan  bisnis proses internal bahkan termasuk juga mengelola sumber daya manusia, yang sering disebut sebagai HUMAN CAPITAL , dalam hal ini sebagai Aktor  utama.

Pertanyaannya yang menggelitik di hati  para wirausaha adalah mampukah  kita memberikan kepuasan kepada customer yang kita bidik dengan  hasil yang konsisten sama, baik di outlet pertama  maupun di outlet yang ke 100, misalnya.?   

Bagaimana perkembangan perusahaan yang begitu cepat  mampu diikuti oleh semua karyawan untuk sama2 berlari mengejar  proses learning  yang muncul secara beruntun dalam waktu singkat?

Bagaimana menjaga mutu dan kualitas agar produk ataupun services yang diberikan  tetap konsisten sama  di setiap outlet seperti SOP (standard operating procedure) yang ada di dalam manual book  setiap perusahaan? Bagaimana kita dapat mempercayakan kepada semua karyawan kita yang tersebar di seluruh Indonesia, bahwa BRAND  milik kita di jaga dengan sepenuh hati,..dengan cara  memberikan kepuasan kepada  setiap customer yang membutuhkan…?

Bukankah customer yang mendatangi restorant kita, ataupun menggunakan jasa atau services kita,  berarti mereka sudah mempercayai BRAND yang dipilihnya akan memberikan hasil seperti yang diharapkan dan diinginkannya?? Di sini kita lihat bahwa unsur  TRUST menjadi hal yang sangat krusial dalam menjalin relasi antara sang wirausaha/franchisor/enterpreneur kepada customernya.  Jika TRUST sudah luntur, maka customer akan mudah berpindah, dan jika itu sudah terjadi  tanpa segera  dilakukan penanganan, maka efek bola salju nya akan segera mempengaruhi  keberlangsungan perusahaan itu sendiri akibat tidak dipercayai oleh customer lagi.

Melihat  keadaan diatas, untuk itu mutlak dibutuhkan  serangkaian langkah-langkah  perubahan yang strategis, yang dapat dimulai  dari  pemilihan strategi baru,  memahami gejala atau kondisi yang kurang baik, segera mencari inti masalah dari bisnis proses hingga ke  aspek  manusianya, sehingga  akhirnya memilih solusi yang paling tepat dan cocok  bagi perusahaan dan dilakukan secara   sistematis.

Jadi, jika kita ingin menang dalam persaingan dan siap untuk mengikuti perubahan, maka manusia sebagai actor utama perlu diintervensi dalam  serangkaian langkah-langkah   dalam proses mengelola perubahan. (lihat box)

Jika kita sudah berhasil mengelola perubahan dan menjadi budaya  perusahaan, maka apapun yang terjadi  di lingkungan eksternal,  baik tekanan terhadap rantai supply chain, perubahan pola konsumen, ketersediaan  bahan baku yang langka ataupun perubahan regulasipun;  tidak akan membuat perusahaan kita  menjadi “gagap” dan berhenti  bertumbuh. 

Sebaliknya   perubahan  positif  seperti penambahan outlet yang bertumbuh  cepat, juga tidak akan membuat kita “kedodoran” dalam mengelola bisnis  proses, tetapi  menjadi suatu pretasi yang membanggakan karena Brand yang sudah dipercaya   customernya  memang  mampu  memberikan kepuasan melebihi ekspektasinya.

Langkah-Langkah Dalam Proses Mengelola Perubahan

  1. Tumbuhkan  suasana ‘sense of urgency”,   bahwa saat ini status quo yang ada sudah tidak relevan lagi dipertahankan. Keadaan yang sekarang sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Bahwa kita ingin mencapai  kondisi yang jauh lebih baik dengan segera.
  2. Bentuklah  kelompok yang akan memimpin perubahan, adakan koalisi antara owner, manajemen dan karyawan yang pro akan perubahan.
  3. Susun dan kembangkanlah  Strategi dan Visi yang ingin dicapai kedepan.
  4. Komunikasikan visi perubahan tsb hingga semua karyawan mengetahui dengan jelas maksud yang  ingin dicapai.
  5. Berdayakan karyawan anda, kasih kepercayaan untuk melaksanakan perubahan tsb dalam action yang terarah.
  6. Buatlah sukses2 kecil ( quick wins) agar karyawan bersemangat untuk mencapainya.
  7. Konsolidasikan hasil keuntungan yang didapat dan segera lakukan lebih banyak perubahan lagi. Jangan hanya membuat satu perubahan dan berhenti  di satu tempat. Teruslah bergulir terus.
  8. Mantapkan pola sikap siap menghadapi perubahan sebagai bagian dari budaya  perusahaan.