

Apa yang dimaksud transparansi dalam franchise?
Kejujuran adalah pangkal dari sebuah kepercayaan. Tanpa kejujuran, kepercayaan antar satu dengan yang lain akan sangat sulit untuk diwujudkan. Pengertian ini tidak hanya berlaku dalam kehidupan kita sehari-hari, melainkan juga sangat penting dalam berbisnis terutama dalam franchise.
Franchisor dan franchise adalah mitra kerja yang saling membutuhkan, dan harus saling mempercayai agar dapat melaksanakan kewajibannya masing-masing dengan efektif. Sering kali kita mendengar kejadian-kejadian yang kurang menyenangkan dalam hubungan franchise yang pada umumnya berakhir dengan pertikaian yang merugikan kedua belah pihak. Alasan utama dari pertikaian tersebut adalah ketidakjujuran atau tidak transparannya praktek operasional dari salah satu pihak bahkan mungkin dari kedua belah pihak.
Pentingkah transparasi dari pihak franchisor?
Franchisor adalah kepala dari sebuah jaringan franchise yang bertanggung jawab untuk memimpin seluruh jaringan franchisenya dan franchiseenya. Integritas dan wibawa seorang pemimpin tergantung pada ucapan dan aksi-aksinya dalam kegiatan sehari-harinya. Apabila seorang pemimpin kerap kali tidak jujur, mengingkari janji, dan tidak bertindak sesuai dengan yang dijanjikan, maka jaringan dan anak-anak asuhnya pun akan merasa tidak nyaman dalam menjalankan kewajibannya dan lambat laun akan kehilangan kepercayaan pada pemimpinnya dan seluruh misi yang dijalankan. Ketidak transparannya seorang franchisor akan mengakibatkan kegagalan dari franchisee-franchiseenya dan merek dagang yang difranchisekan.
Apa contoh dari ketidaktransparansian tersebut?
Contoh ketidak transparansi dari franchisor yang paling sering terjadi adalah over promising atau janji yang terlalu muluk-muluk. Hal ini disebabkan oleh persaingan yang sangat ketat dalam penjualan peluang franchise. Di Indonesia saja terdapat lebih dari 500 usaha yang menyatakan menjual franchise dalam expansi usahanya dan angka ini terus berkembang dari tahun ke tahun.
Dalam penjualan franchise, seringkali franchisor menjanjikan hal-hal yang sulit sekali untuk dicapai seperti profit margin yang tinggi, ROI (Return on Investment) yang tinggi, cepatnya kembali modal (payback period), rencana marketing bersama yang sulit dilaksanakan, dan lain sebagainya. Calon franchisee yang terbuai oleh janji franchisor pun akan kecewa apabila kinerja outlet franchisenya tidak sebaik yang di janjikan dan kinerja franchisor yang tidak sesuai janji.
Pada akhirnya, terjadilah pertikaian dan kerugian dari kedua belah pihak. Oleh sebab itu, sangatlah penting bagi franchisor untuk memberikan gambaran tentang peluang franchisenya secara realistik dan akurat.
Lalu, apakah transparansi dari pihak franchisee juga penting?
Memiliki franchisee yang tidak transparan adalah hal yang paling ditakutkan oleh franchisor. Franchisee-franchisee “nakal” tersebut merupakan ancaman yang sangat besar dalam operasional jaringan franchise karena franchisee-franchisee ini tidak lain dari “musuh dalam selimut” yang dapat melukai sebuah jaringan franchise dari dalam.
Hal yang paling terjadi adalah pembayaran royalty franchisee yang tidak transparan. Franchisee sering kali tidak melaporkan penjualan yang sesungguhnya terutama dalam franchise-franchise bidang jasa yang sulit sekali untuk dimonitor oleh franchisor. Pembayaran royaltee ini merupakan sumber penghasilan dari franchisor di bidang franchiseenya. Dengan jumlah peyimpangan pembayaran royaltee yang cukup signifikan, dapat menyebabkan ketidak mampuan sang fracnhisor untuk terus menjalankan support dan marketing untuk mereknya itu sendiri. Alhasil, franchisee juga yang akan mengalami kerugian apabila jaringan franchise tersebut tidak berkembang dan akhirnya gagal dalam usahanya.
Adakah hal lainnya?
Hal lain yang juga sering terjadi di industri franchise kita adalah, franchisee berubah menjadi saingan usaha (competitor). Hal ini sering sekali terjadi apabila franchisee sudah hampir mengetahui seluruh rahasia atau competitive advantage dari franchisor dan merasa sudah tidak memerlukan franchisor lagi dalam menjalankan usahanya. Franchisee ini sangat merugikan jaringan franchise, karena tidak hanya mencuri pengetahuan tetapi juga menambah beban usaha bagi jaringan franchise tersebut dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, banyak sekali franchisor yang enggan untuk memberikan terlalu banyak rahasia kepada franchisee-franchiseenya.
Artinya, baik franchisor dan franchisee harus sama-sama mengedepankan kejujuran atau transparansi?
Betul. Ketidaktransparansi dari kedua belah pihak jelas akan merugikan satu sama lain seperti yang sudah kita bahas diatas. Akan tetapi hal ini sangat sekali dicegah karena sifat manusia yang sulit sekali unutk ditebak. Maka, salah satu cara untuk menghindari situasi ini adalah franchisor harus memiliki sistim franchise yang dapat mencegah kejadian kejadian diatas.
Bagaimana cara menciptakan sistem tersebut?
Pertama, Franchisor sebagai pemimpin haruslah memberikan informasi yang benar kepada franchiseenya agar franchisee juga merasa dalam jaringan yang jujur dan transparan. Yang kedua, Franchisor haruslah memiliki sistim monitoring yang solid dalam memantau pembayaran royalty, jumlah penjualan, pemakaian bahan, stok barang dan logistik pembelian dari franchisee. Dengan memperkecil peluang kecurangan dari franchisee, secara otomatis motivasi untuk penyimpangan juga akan berkurang dari sisi franchisee.
Yang ketiga, Franchisor haruslah dapat menciptakan sebuah situasi ketergantungan pada franchiseenya. Hal ini dapat berupa bahan dasar, pelatihan-pelatihan, riset yang berkesinambungan, usaha marketing bersama yang menguntungkan dan lain lain. Dengan adanya ketergantungan dari franchisornya, maka franchisee pun akan berpikir kembali untuk menjadi saingan jaringan franchise tersebut dan franchisornya.
Yang terakhir, Franchisor haruslah dapat membesarkan nama atau merek dagang dari jaringan franchise tersebut. Ini juga merupakan kunci penting dalam keberhasilan sebuah franchise. Dengan merek yang terkenal, secara tidak langsung franchisee akan sulit sekali unutk bersaing dengan franchisor dalam banyak segi antara lain mendapatkan pasokan dengan harga yang bersaing, mendapat lokasi yang baik dalam pusat perbelanjaan atau mall, dan yang terpenting adalah mendapatkan kepercayaan dari pembeli dan menjadi pelanggan tetap.
Dengan demikian, dukungan dari franchisee apakah begitu penting juga?
Franchisee juga harus mendukung segala usaha franchisor untuk memajukan merek dagang yang difranchisekan. Kita juga harus mengingat bahwa tidaklah mudah untuk mengembangkan sebuah usaha yang sukses di masa persaingan yang ketat ini. Franchisor telah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dalam riset untuk menemukan sebuah strategi dan format usaha yang sukses. Oleh sebab itu, sebagai franchisee, sudah selayaknya membantu, mengikuti peraturan, dan yang terpenting tidaklah menjadi musuh dari franchisor yang telah banyak membantu dalam usaha Anda.