Tips Memilih Bisnis Franchise di Pameran Franchise

Prinsip kehati-hatian dan investigasi harus dilakukan oleh para investor yang ingin membeli bisnis frachise. Tidak lewat hanya media, namun juga lewat pameran baik secara langsung maupun pameran franchise virtual saat ini. Peserta pameran dari luar negri umumnya adalah para Franchisor, sedangkan peserta dari dalam negri terdiri dari Franchisor, Licensor dan para “penjual bisnis”yang biasa di Indonesia disebut dengan istilah BO (Business Opportunity).

Pertanyaan umum yang selalu muncul di hati ketika hendak memilih bisnis adalah “Bisnis franchise apa ya yang bagus?”. Pertanyaan ini lebih mencerminkan pertanyaan seorang investor. Investor biasanya hanya berbicara keuntungan. Tujuan utamanya adalah untuk “menambah” penghasilan.

Dalam franchising, Franchisor biasanya lebih menyukai apa yang disebut “owner operator” (selalu terlibat dalam bisnis dengan penuh atensi, walaupun tidak perlu setiap saat hadir).

Bisnis model yang Franchisor bangun umumnya adalah untuk dijalankan oleh “owner operator”. Jarang yang membuat bisnis model untuk dijalankan oleh investor, karena bisnis model tersebut biasanya membutuhkan biaya operasi yang lebih besar, sehingga umumnya bisnis berkurang marjinnya dan menjadi kurang menarik karena lebih kecil dari rata-rata keuntungan diindustrinya.

Hal lain lagi, jarang orang yang bisa berkonsentrasi dan membagi waktu untuk menjalankan beberapa bisnis sekaligus (sebenarnya sangat bergantung kepada support dari Franchisor-nya). Oleh sebab itu, bila seseorang memilih menjalankan bisnis dalam bentuk franchising, maka tidak tepat bila dianggap sebagai mencari penghasilan tambahan, tapi lebih tepat bila disebut sebagai mengganti pendapatan, karena dia tidak disarankan untuk menjalankan banyak bisnis sekaligus.

Kembali kepada pertanyaan di atas tersebut, bila hendak memilih bisnis (yang dipasarkan secara franchising), mulailah bertanya kepada diri sendiri dahulu, yaitu “apa minat saya” (sesuatu yang benar-benar disukai atau memiliki passion terhadap hal tersebut). Bila sudah tahu jawabannya, maka mulailah berburu sesuai minat.

Ketika berburu, jangan langsung percaya kepada orang yang bilang bahwa bisnis ini bagus atau bisnis itu sangat menguntungkan, tapi percayalah kepada pilihan minat sendiri karena kita yang nanti akan menjalankannya sendiri. Dengan percaya kepada diri sendiri (pilihan sesuai minat), maka otomatis kita akan mengukur kemampuan atau potensi kita sendiri serta sinergi yang mungkin terjadi bila “berkolaborasi” dengan Franchisor.

Saat kita ketemu dengan Franchisor yang bisnisnya sesuai dengan minat kita, apa yang perlu kita lakukan? Jawabannya adalah investigasi. Sama halnya dengan Franchisor yang ingin mencari tahu tentang potensi yang kita miliki.

Sebenarnya dalam franchising, proses yang terjadi antara Franchisor dengan calon Franchisee bukanlah sekedar “buy and sell”. Franchisor punya bisnis, calon Franchisee punya uang dan minat, maka terjadilah transaksi.

Tidak demikian. Hal yang terjadi adalah Franchisor memilih calon Franchisee dan percaya, calon Franchisee memilih Franchisor dan percaya, maka terjadilah kolaborasi. Jadi sekali lagi bukanlah sekedar “buy and sell” tapi “acquired and granted”. Oleh sebab itu, ketika memilih Franchisor janganlah langsung melaksanakan transaksi saat itu juga, tapi sempatkan untuk menjalankan investigasi. Datanglah pada undangan Franchisor ketika Franchisor menawarkan sebuah seminar atau sesi khusus sesudah pameran untuk menjelaskan bisnis model mereka secara lebih rinci. Di sesi khusus ini, Franchisor akan lebih terbuka dalam menjelaskan bisnis model serta tata cara menjalankannya.

Demikian juga halnya dengan kita, tidak seperti saat dalam pameran, kita tidak akan terburu-buru oleh waktu  dan dapat lebih fokus dalam mendapatkan informasi mengenai Franchisor yang kita pilih. Bila Franchisor sudah memiliki Franchisee, coba mintakan alamat para Franchisee-nya untuk dihubungi agar kita dapat menanyakan opini dari para Franchisee-nya mengenai suka duka mereka serta kelebihan dan kekurangan dari Franchisor.

Tapi, jangan 100% percaya terhadap cerita Franchisee, karena setiap orang memiliki kebutuhan, kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Cukup camkan saja dalam hati, apakah kelebihan dan atau kekurangan Franchisor bisa menimbulkan sinergi dengan kelebihan dan kekurangan kita, karena tidak ada gading yang tak retak.

Hal penting yang sebenarnya perlu kita tanyakan kepada Franchisor adalah apakah mereka telah memiliki apa yang disebut dengan STPW (Surat Tanda Pendaftaran Waralaba). Kepemilikan STPW ini adalah mengikuti aturan main Waralaba seperti yang telah ditentukan oleh pemerintah kita. Untuk memiliki STPW, Franchisor perlu membuktikan beberapa hal, seperti bahwa mereka harus telah berbisnis kurang lebih 5 tahun, telah kembali modal dan untung selama 2 tahun berturut-turut, mengetahui benar tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak (Franchisor dan Franchisee), merk dagang telah terdaftar.

Setidak-tidaknya, dengan pernyataan Franchisor bahwa mereka telah memiliki STPW, baik dalam proses ataupun sudah keluar, maka setidak-tidaknya calon Franchisee akan merasa bahwa Franchisor yang dihadapinya adalah Franchisor sungguhan (banyak Franchisor jadi-jadian yaitu yang menyatakan sekarang Franchisor, tapi beberapa bulan kemudian tidak menjadi Franchisor lagi).

Hal penting lainnya, tanyakan support apa saja yang akan diberikan Franchisor kepada para Franchisee-nya. Perhatikan juga, apakah Franchisor adalah single fighter atau memiliki organisasi yang independen dalam mengurus para Franchisee-nya, karena akan lebih baik bagi kita bila Franchisor memiliki organisasi khusus.

Jadi, inti dari pemilihan bisnis dalam pameran franchise adalah pilihlah bisnis yang sesuai dengan minat. Kemudian pilihlah Franchisor dengan bisnis model yang sesuai dengan kapasitas kita dan sebaiknya telah memiliki STPW dan team francise yang mandiri.

Semoga bermanfaat,

Royandi Junus

Konsultan dari IFBM