Take Over Gerai Franchise

Take Over Gerai Franchise

Membeli franchise bagi penerima waralaba bertujuan untuk memiliki usaha dengan cara yang lebih mudah serta terlebih lagi, mengurangi resiko berbisnis.

Memulai usaha bisa dilakukan dengan merintis sendiri usahanya. Tetapi tentunya dengan resiko jatuh bangun yang mungkin biayanya akan menjadi besar sebelum akhirnya sukses, atau bahkan bisa berakhir bangkrut.

Cara yang lebih mudah dan lebih kecil resikonya adalah dengan membeli franchise. Sebagai franchisee (penerima waralaba) yang baru memulai bisnis, cara membeli franchise akan sangat memudahkan untuk mulai berbisnis :

  1. Mendapatkan bimbingan saat membuat perencanaan usaha (business plan).
  2. Mendapatkan bantuan evaluasi lokasi, apakah cocok untuk berbisnis atau tidak.
  3. Diberi desain gerai yang sudah standar dan dikenal pasar.
  4. Mendapatkan panduan/cara-cara untuk membeli peralatan-peralatan yang diperlukan.
  5. Mendapatkan pelatihan sebelum memulai usaha.
  6. Mendapatkan program-program pemasaran yang sudah teruji efektif.
  7. Tidak perlu mencari-cari bahan baku, karena sudah disuplai oleh pemberi waralaba.
  8. Mempunyai standar pengelolaan bisnis, cara mengelola keuangan dan lain sebagainya.
  9. Dipandu cara-cara mencari dan merekrut karyawan.
  10. Berbisnis dengan menggunakan merek yang sudah terkenal.

Sekalipun demikian, sekalipun sudah mendapatkan berbagai bantuan di atas, sebagai franchisee yang mandiri tetap harus memulai usahanya sendiri dengan bertanggung jawab sepenuhnya atas usahanya sendiri.

Melakukan take over gerai franchise adalah jalan yang lebih pintas lagi. Ibarat sudah mempunyai mobil yang sudah automatic, pengemudinya tidak harus starter dari mula. Tinggal meluncur dan menjalankannya saja. Dengan melakukan take over gerai, franchisee tinggal melanjutkan usaha yang sudah berjalan dan berusaha meningkatkan lagi keuntungan dari bisnisnya tersebut.

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan take over gerai franchise adalah, apakah gerai take over yang ditawarkan tersebut masih mempunyai prospek untuk berkembang dengan jangka yang panjang atau tidak.

Tantangan dalam melakukan take over gerai franchise adalah:

  1. Bagaimana memilih take over gerai franchise yang masih berpotensi, dan
  2. Bagaimana meningkatkan keuntungan dan sukses dari gerai yang di-take over.

Memilih Take Over Gerai Franchise

Paling tidak ada 2 ukuran keuntungan dalam mulai berbisnis, yaitu lama pengembalian modal/investasi (BEP – Break Even Point), dan tingkat keuntungan (ROI – Return on Investment).

Pada umumnya franchisee perlu memperhitungkan berapa lama uang yang diinvestasikan pada sebuah bisnis bisa kembali. Dalam bisnis franchise yang umumnya menerapkan jangka waktu perjanjian franchise, maka idealnya jangka waktu pengembalian investasi adalah dalam waktu setengah periode jangka waktu perjanjian franchise.

Maksud dari perhitungan ini adalah, franchisee dalam jangka waktu setengah periode pertama berorientasi mengembalikan investasinya, dan setengah periode selanjutnya menikmati keuntungannya. Misalnya, jika pembeli franchise menandatangani perjanjian franchise untuk 5 tahun, maka jangka waktu BEP yang paling ideal adalah maksimum 2,5 tahun. Tentunya lebih cepat dari itu lebih baik.

Tingkat keuntungan umumnya diperhitungkan dari persentase profit yang bisa didapatkan bisnis dimaksud, dibandingkan dengan jumlah investasi yang ditanamkan pada bisnis tersebut. Jika persentase antara keuntungan dan jumlah investasi lebih besar dari bunga bank, atau bunga kredit, atau bisnis kompetitor, maka bisnis tersebut layak untuk dijalankan atau diakuisisi.

Demikian juga dengan perhitungan untuk memilih take over gerai franchise, jika ada gerai franchise yang ditawarkan untuk diambil alih, maka calon franchisee perlu melihat:

  1. Apakah prospek bisnis tersebut masih mungkin untuk berkembang.
  2. Berapa persen ROI-nya. Apakah lebih baik dari bunga bank atau bunga kredit atau tingkat keuntungan bisnis sejenis?
  3. Berapa investasi yang diperlukan. Dari perencanaan usahanya (business plan) bisa dilihat dalam berapa lama uang yang diinvestasikan bisa kembali. Bila waktunya lebih kecil dari setengah periode perjanjian franchise, maka mungkin bisnis tersebut layak untuk diambil.

Selain itu, ada hal yang lain perlu menjadi pertimbangan calon pembeli gerai take over, yaitu kesiapannya untuk melanjutkan pengelolaan bisnis dari bisnis yang di-take over. Kecuali jika bisnis franchise tersebut hanya model investasi, seperti Alfamart dan Indomaret.

Sukses dari Gerai Take Over

Tantangan yang kedua adalah, bagaimana menjalankan bisnis franchise yang di-take over agar lebih sukses lagi.

Sesungguhnya sebuah bisnis dapat berjalan dengan sukses bila memiliki tiga hal yang efektif : konsep bisnis yang jelas, sistem, dan people atau pelaksana yang memadai.

Persiapan pertama untuk memulai bisnis take over adalah mindset bahwa bisnis tersebut sekarang adalah ‘milik saya’. Artinya, franchisee ini perlu menyadari bahwa sukses atau tidak sukses dari bisnis franchisenya ini sekarang tergantung dari bagaimana dia mengelolanya.

Menjalankan bisnis take over artinya bahwa bisnis tersebut sebenarnya telah memiliki konsep yang baik dan system yang berjalan baik. Dengan demikian maka tugas dari franchisee adalah melengkapi dengan tim kerja (pelaksana) yang berkualitas dan menjalankan program-program penjualannya dengan lebih agresif. Lakukan kegiatan marketing yang efektif.

Kegagalan bisnis take over seringkali terjadi karena franchisee mulai tidak menjalankan prosedur (SOP) yang ditetapkan oleh pemberi waralabanya (franchisor). Maka untuk sukses berbisnis take over perlu dilakukan kegiatan pemasaran yang progresif serta terus mengikuti prosedur usaha yang diberikan oleh franchisor.

Ada satu hal lagi angka yang tersembunyi dalam melakukan take over bisnis. Misalnya kita mengambil contoh melakukan take over bisnis franchise minimarket; kadang kala saat bisnis minimarket tersebut belum di-take over, perhitungan keuntungan bisnisnya tidak memperhitungkan sewa tempat. Kerena tempatnya dimiliki sendiri.

Tetapi saat bisnis tersebut dialihkan kepemilik baru, maka tempatnya harus dibayar sewa, sehingga perhitungan keuntungannya bisa menjadi lebih kecil. Oleh karena itu, cermatlah sebelum melakukan take over bisnis franchise.

Burang Riyadi

International Franchise Business Management – IFBM