

Setiap franchisor (pewaralaba) tentunya pernah mengalami hubungan yang tidak harmonis terhadap franchisee (terwaralaba). Salah satu bentuk dari ketidakharmonisan yang biasa terjadi disebabkan karena franchisee tidak menuruti aturan-aturan yang dibuat franchisor. Kenakalan franchisee yang paling umum adalah tidak mematuhi kewajibannya di bidang keuangan, menjual produk (barang atau jasa) lain di luar sepengetahuan franchisor, mencuri sistem bisnis franchisor dan menerapkannya dalam usaha sejenis, serta memprovokasi franchisee lain untuk tidak mematuhi aturan franchisor.
Salah satu franchisor yang pernah mengalami hal tersebut yaitu, Kebab Turki Baba Rafi (KTBR). Menurut Hendy Setiono, owner KTBR, bentuk kenakalan franchisee yang pernah terjadi meliputi permasalahan pelanggaran perjanjian kerjasama tentang pembelian bahan baku, franchisee membeli bahan baku di luar produksi KTBR. Menurut Hendy, pelanggaran tersebut dapat mengubah kualitas kebab yang dibuat dan berefek pada ketidak puasan pelanggan yang pada akhirnya berimbas pada minimnya pendapatan.
Pelanggaran berikutnya, kata Hendy, dalam hal pembagian royalti dengan melanggar beberapa kesepakatan yang telah ditentukan bersama. Dan pelanggaran terberat berikutnya, yaitu membuka kebab lain selain merek KTBR serta membuka gerai KTBR tetapi diluar sepengetahuan manajemen Baba Rafi Indonesia.
Hal semacam ini tentu sangat merugikan perusahaan sebagai pemilik paten dari merek dagang dan bisnis. Dan bahkan bisa merugikan franchisee juga. Maka, proses pemilihan franchisee menjadi sangat penting untuk dilakukan secara benar. Seorang franchise mesti orang yang tepat, dan dapat dipercaya dan yang tak kalah pentingnya mereka harus memiliki kemampuan sesuai keinginan franchisor, memiliki visi dan misi yang sama dengan franchisor dan dapat bekerja sama dengan franchisor untuk menghasilkan keuntungan bersama. Salah memilih franchisee akan sangat berbahaya bagi kelangsungan bisnis.
Salah satu cara yang paling efektif untuk memilih franchisee adalah Interview atau wawancara langsung. Hal ini sangat penting bagi franchisor untuk mengenai franchisee lebih dalam. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan meminta calon franchisee untuk mengisi formulir dan menjawab beberapa pertanyaan seputar latar belakangnya.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih franchisee antara lain: latar belakang ekonomi, pekerjaan, pengalaman dan motivasi franchisee dalam membeli franchise, serta sifat-sifat dari calon franchisee. Franchisee yang baik adalah mereka yang mau turun langsung mengawasi jalannya usaha. Bahkan ada franchisor yang menentukan kriteria calon franchiseenya berdasar pada profesinya.
Lalu apa tindakan yang mesti diambil untuk menghadapi franchisee nakal? Mengenai sanksi tentu kembali kepada ketentuan yang berlaku dalam kesepatan bersama yang telah ditentukan. Sementara, Hendy menyatakan dari pengalaman yang pernah terjadi di lingkungan KTBR, ada langkah-langkah yang ditentukan dalam memberikan sanksi dari mulai teguran hingga pemutusan kontrak kerjasama.
“Jika ada Franchisee yang nakal pertama-tama kami akan memberikan teguran secara lisan, selanjutnya jika masih mengabaikan akan diberikan teguran secara tertulis yaitu surat peringatan, surat peringatan 1, 2 dan 3. Apabila setelah diberikan teguran baik secara lisan maupun tertulis tetap tidak terdapat perubahan maka akan diberhentikan kerjasamanya,” jelas Hendy.
Bahkan jika dirasa perlu, demi untuk melindungi bisnis dari tindak kenakalan yang dilakukan franchisee ada baiknya menerapkan sanksi tegas. Sanksi tegas bisa dimuat dalam perjanjian franchise yang sejak awal mesti bisa disepakat bersama. Seperti yang dibuat KTBR misalnya, tidak boleh bagi bekas franchisee untuk beberapa waktu tertentu dan dalam radius tertentu dari bekas gerai lama untuk ditempati usaha sejenis.
Akhirnya untuk menjaga hubungan yang baik antara kedua belah pihak baik franchisor maupun franchisee, keduanya harus saling percaya, menjalankan kewajibannya dengan baik. Franchisor harus terus memberikan dukung sebaik-baiknya, dan franchisee menjalankan SOP dengan baik pula.