MAKNA LOYALITAS DI ERA GLOBAL

Beberapa waktu lalu di kantor tempat teman saya bekerja ada kejutan yang menyenangkan. Mereka dikumpulkan dalam “surprise party” di acara penganugerahan dan apreasiasi atas loyalitas karyawan level supervisor keatas yang sudah mengabdi di perusahaan tsb selama 10 tahun lebih. Sungguh mengharukan hati saat mengikuti acara tersebut, yang dapat menjadi inspirasi bagi yang hadir, terutama karyawan muda maupun karyawan yang baru bergabung.  

Memang tidak mudah bagi karyawan itu sendiri untuk tetap berada di tempat yang sama selama belasan hingga puluhan tahun, dengan tetap mempertahankan antusiasme, prestasi kerja yang konsisten dan mau mengikuti terus arah perubahan dari perusahaan.

Dalam diskusi kecil, jika ditanyakan satu persatu mengapa mereka mau bertahan di perusahaan yang sama belasan tahun padahal mereka bisa saja mendapatkan “reward dan benefit” yang jauh lebih baik, maka kita temui jawabannya amat menarik untuk diketahui.   Kalau kita rangkumkan kurang lebih sebagai berikut : ada nilai nilai yang mengikat mereka untuk tetap berada di tempat yang sama, nilai nilai yang sepaham dengan nilai pribadi yang dianutnya.

Sebagian lagi mengatakan bahwa sudah menganggap tempatnya bekerja merupakan rumah keduanya, merasa “diuwongken”, tempat yang memberikan kenyamanan dan kepercayaan untuk dapat mengembangkan dirinya, dan terakhir ada juga yang menjawab bahwa karena mendapatkan kepercayaan yang besar, sehingga mereka dapat mengembangkan ide dan kreativitasnya untuk mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik dan maju lagi.

Dari jawaban – jawaban yang kita dengar ini, kita dapat mengetahui seperti apa budaya perusahaan tersebut, bagaimana karyawan yang sudah lama bergabung memiliki persepsi tersendiri yang ada di dalam benak mereka tentang perusahaan tempatnya bekerja hingga hari ini

Lalu, jika kita beri pertanyaan kedua, apakah mereka pernah merasa bosan sesudah bekerja begitu lama di perusahaan yang sama dan bagaimana menjaga agar tetap ada semangat untuk terus meningkatkan prestasi dan kinerja yang prima? Nah jawabannya sungguh menarik untuk kita telaah.

Secara jujur mereka mengatakan bahwa: “bohong jika merasa tidak pernah bosan; jenuh pasti ada terjadi dalam periode tertentu; jika tidak ada tantangan ya pasti bosan juga; kalau perusahaannya tidak bertambah maju kita, ya kita juga tidak ingin menghabiskan sisa umur kita ditempat yang sama.dll”.

Memacu semangat untuk terus meningkatkan prestasi dan kinerja yang prima untuk karyawan yang sudah lama bekerja pada umumnya didorong oleh semangat untuk mau selalu belajar yang memang tertanam pada karyawan yang ingin maju, yang mendorong mereka untuk selalu uptodate terhadap perkembangan dunia, teknologi maupun perkembangan perusahaan. Setiap perubahan yang terjadi dalam pengembangan organisasi, mereka berani mengambil tantangan untuk belajar dan menguasainya sehingga mampu melewati kesulitan-kesulitan yang terjadi.

Mereka tidak takut akan perubahan, bahkan memacu mereka untuk bersaing dengan kompetitor. Mereka tidak sekedar hanya bekerja ‘as usual” yang hanya mengalir begitu saja, tetapi mereka berani melakukan eksperiment, otak mereka terlatih untuk berpikir “out of the box” asalkan ada dua syarat yang terpenuhi, yaitu 1). Manajemen memberikan keleluasan dan kepercayaan kepada mereka untuk membuat keputusan. 2) Manajemen memberikan kesempatan jika terjadi kesalahan sebagai bagian dari proses pembelajaran.  

Jika terpenuhi 2 syarat tersebut, maka sebagai suatu organisasi, perusahaan akan diuntungkan memiliki karyawan yang begitu loyal, yang akan bekerja secara maksimal kontribusinya karena passion yang muncul dari dirinya didukung oleh perusahaan. Dalam era global ini, secara jujur harus saya akui hal ini bukanlah hal yang mudah.

Tidak semua tempat bekerja maupun si karyawan itu sendiri dapat menyelaraskan personal goal sejalan dengan corporation goal. Kalau dari hasil diskusi dan observasi, kita melihat bahwa justru yang istimewa adalah proses pembelajaran yang bersifat terus menerus dari karyawan yang membuat karyawan tersebut dapat mengikuti setiap dinamika yang terjadi sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan perusahaan.

Sebenarnya apa relevansinya jawaban-jawaban di atas terhadap loyalitas karyawan dalam bisnis franchise? Bisnis franchise menurut saya adalah bisnis yang dinamis, setiap saat mudah sekali terjadi perubahan karena persaingan yang sangat kompetitif memaksa pemilik franchise untuk harus terus melahirkan inovasi dan penciptaan nilai baru ( value creation) agar mampu mempertahankan keberlangsungan usaha dan pertumbuhannya.

Dalam era global, apa yang sekarang dianggap baru ( New) sebentar saja sudah menjadi usang ( Old) karena setiap saat selalu muncul innovator baru dalam berbagai bentuk usaha, termasuk usaha bisnis franchise. Era global memaksa kita untuk memiliki diferensiasi (pembedaan) dibandingkan dengan kompetitor, sehingga saat produk luar negeri masuk begitu mudah kedalam negeri kita, kita sudah siap dengan senjata pamungkasnya.

Bahkan beberapa franchisor malah sudah berani untuk ekspansi keluar negeri. Tidak perlu menunggu sampai menjadi konglomerat untuk mampu melakukan ekspansi keluar negeri jika kita ingin mengembangkan bisnis franchise kita di negara lain.

Dalam kondisi di atas, maka salah satu faktor yang signifikan menunjang keberhasilan ekspansi bisnis franchise di era global adalah tentu saja faktor manusianya. Bayangkan jika beberapa bulan sekali kita harus mendengar pengajuan pengunduran diri, tentu jika di posisi kunci akan menyulitkan bahkan mungkin memperlambat kemajuan  bisnis yang ingin kita raih di waktu tertentu.  

Untuk itu buat para pengusaha franchise, akan lebih menguntungkan bagi perusahaan jika perusahaan memberikan perhatian lebih kepada karyawan yang sudah loyal mengabdi di perusahaan dalam waktu yang lama.

Kita sering lalai memperhatikan mereka secara khusus karena mereka selalu ada untuk kita. Apresiasi dari perusahaan baik finansial maupun non finansial akan membuat mereka tetap semangat dan selalu mengasah dirinya untuk bisa berkontribusi bagi perusahaan.

Akan lebih merugikan bagi perusahaan jika kita mengabaikan hal ini, proses pembiaran terjadi berlarut-larut sehingga karyawan yang berusaha loyal merasa tidak mendapatkan perhatian khusus, demotivasi, merasa tidak memiliki arti apapun bagi perusahaan; yang membuat mereka akan cepat membuat keputusan untuk pindah kerja begitu ada penawaran finansial yang lebih menarik.

Kehilangan mereka juga akan membuat perusahaan kehilangan waktu dan tenaga serta dana untuk merekrut yang baru hingga adaptasi pembelajaran.

Loyalitas karyawan sebenarnya memiliki makna pengorbanan. Pengorbanan untuk menutup potensi ataupun peluang akan hal yang baru di perusahaan lain, walaupun belum pasti dan bisa saja gagal. Untuk itu sudah sewajarnya perusahaan franchise memberikan perhatian extra terhadap karyawan yang sudah senior, yang sudah lama bekerja karena bisa saja sebagian hidupnya sudah didedikasikan bagi perusahaannya tempatnya bekerja. Oleh karena itu mulailah memperhatikan loyalis yang berprestasi cemerlang. Semoga keberuntungan di pihak Anda.

Ir Mirawati Purnama Msi