

Memulai usaha dari modal pinjaman, pria yang satu ini berhasil melambungkan Lanang Barbershop menjadi waralaba pangkas rambut ternama di industri franchise dengan jumlah 100 outlet lebih. Bagaimana kisah suksesnya?
Nama Lanang Barbershop di industri franchise sudah tidak asing lagi. Gerai pangkas rambut khusus pria ini sudah banyak berdiri di beberapa daerah. Tercatat, Lanang kini sudah memiliki lebih100 cabang yang tersebar di daerah di Jabodetabek dan Semarang. Dengan tarif cukur rambut antara Rp 25.000 – Rp 60.000 sekali potong, rata-rata lebih 50.000 kepala setiap bulan yang potong rambut di seluruh gerai Lanang.
Terbayang besar omzet bisnisnya bukan? Rata-rata mitra bisnis yang bergabung dengan Lanang mencapai balik modal dalam kurun waktu 2 tahun. Target kedepam Lanang akan membuka setidaknya 200 cabang dan beberapa master franchise di beberapa daerah Indonesia. Kesuksesan Lanang Barbershop menjadi salah satu waralaba dengan jumlah jaringan bisnis terbesar ini tak lepas dari Ir. Jakub Nurtjahjono.
Pria berpenampilan sederhana dan kalem ini memulai usaha Lanang Barbershop pada Desember 2007 dengan cabang pertama di Jl Haji Taisir kemanggisan, dekat dengan kampus Bina Nusantara. “Mengingat target market kami adalah pria, kami mendekati market pada saat itu mahasiswa binus mayoritas pria,” kata dia.
Pertimbangan Jakub mendirikan barbershop karena alasan pribadinya, yang membutuhkan barbershop murah, ada AC-nya dan dekat dengan pemukiman. Waktu itu, masih jarang konsep barbershop yang memiliki fasilitas semacam itu di dearah pemukiman. “Saya melakukan observasi selama 2 minggu, ternyata sangat cocok dan diperlukan usaha barbershop di Kemanggisan,” kenangnya.
Jakub mendapatkan pengetahuan dan keterampilan menjalankan usaha ini belajar dari lapangan, baik dari pelaku usaha pangkas rambut dan dengan supplier-nya. Waktu itu ia membuka usaha dengan modal Rp 25 juta di luar sewa tempat, dengan estimasi 2 kali biaya pangkas pada umumnya.
Tak ubahnya para perintis usaha umumnya, usaha yang dirintis Jakub pun tak selalu menuai omzet yang bagus. Namun dia harus buka terus di hari libur sekalipun untuk menutupi biaya usaha yang dia pinjam dari seorang orang. “Karena setelah 24 bulan, modal yang dipinjamkan ke saya harus kembali,” katanya.
Untuk mendapatkan bahan atau alat penunjang usaha di awal usaha Jakub juga banyak keliling, menanyakan problem usahanya ke banyak orang yang tahu bisnis pangkas rambut “Saya banyak tanya sana sini, bicara, melakukan observasi. Karena kami pionir di bidang barbershop, sehingga tidak ada role model barbershop dengan konsep nyaman, berAC dan di pemukiman kala itu,” jelasnya.
Kendala juga tidak berhenti di situ. Kendala lainnya muncul ketika mencari Stylist rambut, “dan ternyata memang bermasalah hingga sekarang, hehe,” ungkapnya.
Menurut Jakub, penghambat utama di bisnis barbershop adalah mencari Stylist. Andaipun ada tidak semua Stylist cocok dengan cara kerja bisnisnya. Untuk mengatasinya ia meningkatkan para Stylist dengan training dan pendekatan khusus. “Kita meningkatkan kemampuan mereka dengan pelatihan. Mereka juga harus didekati dengan banyak pendekatan pribadi,” katanya.
Semula, Jakub menawarkan banyak servis yang memang menjadi kebutuhan rambut pria, agar semua bisa dipenuhi kebutuhannya. Namun tidak semua servis yang ditawarkan diterima pelanggannya. “Akhirnya kita kurangi service-nya, karena pria banyak yang tidak suka dengan banyak service,” jelasnya.


Jakub juga tidak mudah memasarkan usaha pangkas rambutnya, karena menurutnya faktor kepercayaan belum ada dari masyarakat. “Tapi dengan ketekunan dan perjuangan keras akhirnya bisa kami kenalkan merek ini lewat rekomendasi mulut ke mulut, dengan dengan liputan di beberapa media,” jelasnya
Sukses mengembangkan bisnis Lanang Barbershop, Jakub sempat tergoda mencoba usaha lainnya dengan mendirikan bisnis farmasi dan plastik. Namun usahanya tak seberuntung Lanang dan harus gulung tikar. “Pada akhirnya saya tinggalkan usaha itu, karena memang passionnya di barbershop,” tukasnya.
Banyak suka duka yang dialami Jakub selama menjalani pangkas rambut. Sukanya ketika mendapatkan omzet yang menawan dan membantu menbantu menciptakan lapangan pekerjaan. “Dukanya kalau dibohongi investor dan Stylist. Tips dalam berbisnis adalah Doa dan kerja saja,” pungkas pehobi traveling dan kuliner ini.