BISNIS ITU SEPERTI MENANAM POHON (2)

Mulai dari bibit disiram setiap hari. Berapa harga pohon? Kalau pohon di jalan raya anda tebang anda didenda 30 juta plus anda menanam bibit 10 pohon.

Tapi kalau harga bibit ya murah. Anda belanja di Living world setiap 2 juta anda dapat gratis 20 bibit. Ada durian, jambu. Jabon. Segala macam bibit pohon ada. Ada bibit trembesi. Saya siram 6 bulan sudah 3 meter tingginya. Berapa harga pohon trembesi saya? Gratis karena dapat Hadiah bibit.

Temen saya GM mini market. . Bilang bahwa boss nya COO tidak berani ambil keputusan mengenai lokasi baru karena minta data fakta lengkap. Berapa omzet 7/11 di sebelah nya? Loh walaupun bagus pun tidak berarti mini marketnya laku bukan.

 Setelah banyak data tambah bingung. Siapa bisa menjamin lokasi baru bisa sukses? Tidak ada. Itu sama dengan cerita Trembesi saya. Apakah jadi besar? Tergantung apakah disiram setiap hari.

Bisnis itu adalah bibit. Bukan pohon. Kalau mau ramai ya beli saja bisnis 7/11 lokasinya juga bagus.

Bisnis itu bukan data. Bukan operation. Bukan system. Bukan survey. Bisnis itu Trust. Dulu sewaktu anda lamaran istri Tukul juga tidak tahu bakal kaya. Itu karena keringat dan dedikasi. Karena disiram setiap hari.

 Pak itu kan pernikahan. Loh kata menek saya Bisnis itu seperti perkawinan. Sama saja. Ada pemegang saham. Anda tidak bisa mencari istri baru karena harus ijin pemegang saham 50%.

Jadi kalau anda pikir bisnis anda tidak jalan itu sama dengan Ayu ting ting. . Tidak ada Trust.

Jadi bisnis adalah Trust diantara pemilik konsep, pelaksana operation dan penyandang dana investors. Tanpa itu maka ya seperti Ayu ting ting. . Kemana kemana kemana

Bisnis itu adalah bubble. Ketika anda melamar pacar anda anda bilang.. kita beli apartment ya sayang..

Kita beli kolam renang.

Kita beli Honda Accord. .

Itu semua bubble. . Tergantung istri nya Tukul apa mau mendampingi dengan ketingat dan air mata. Suatu saat aku sukses bu… ya itu bubble. Dulu ketika real estate Kelapa Gading dijual harganya kemahalan. Dari tahun 1990 sampai sekarang harganya kemahalan. Kenapa? Selama ada yang beli maka harganya naik. Sampai kapan? Sampai banjir tahun 2004. Banjir 2009 Kelapa gading pindah Serpong. Sampai kapan? Selama ada yang beli ya harga tanah di serpong naik. Saya membeli tanah di serpong harga 1,5 juta. Saya jual 3 juta. Saya beli lagi 3 juta. Sekarang harganya 8 juta. Sampai berapa naiknya? Ingat kelapa gading juga dulu 1 juta harganya.


Jadi jangan harap bisnis anda bisa naik terus biar jaringan kebab kalau sudah 1000 juga jenuh. Namanya market size. Penjualan sepeda motor saja ada batasnya. Begitu mencapai 5 juta unit ya stop. Mau dipakai siapa itu kalau tiap tahun 5 juta dalam 5 tahun 25 juta. Mau dipakai siapa itu semua apa ada sepeda motoryangmati sendiri jadi mummy. Kan tidak. Ada market size.

Jadi anda memang harus mencari bubbles. Lotteria itu kalau belum 80 cabang ya belum bisa meledak. Di Vietnam dulu juga 5 stores dalam 5 tahun. Begitu mencapai 80 stores meledak seperti Zaskia Gothi.

 Anda membangun bisnis itu seperti membangun gedung bertingkat. Gedung Indofood juga ketika dibangun 3 lantai belum profit. Sampai 8 lantai ya cuma ada beton dan besi saja. Sekarang 52 lantai jadi gedung termahal.

Jadi kalau mau membangun gedung termahal ya sabar. Digali dulu minus 4 lantai. Minus loss. Kapan profit? Setelah 4 lantai saja masih level basement. Ground level masih lantai 2 dari tanah. Jadi ya tidak profit.

Kalau mau profit ya membangun tenda camping. Tapi kalau hujan ya hanyut diterpa angin puyuh.

Goenardjoadi Goenawan