Wrong Man at Wrong Place

Wrong Man at Wrong Place

Ungkapan ini sering kita dengar, jika kita pernah merasakan suatu kegagalan yang kadang menyalahkan diri sendiri dan keadaan. Tapi kejadian ini bisa saja menimpa karyawan kita, dimana kadang kesalahan yang mereka perbuat bisa saja disebabkan karena Wrong Man at Wrong Place.

Dalam suatu meeting koordinasi promosi, ada sebuah masalah dimana kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan menuai protes dan somasi secara legal karena bersinggungan dengan suatu event akbar yaitu World Cup/Piala Dunia. Dalam kebingungan tersebut, tiba-tiba salah seorang staff promosi (sebut saja namanya Rika) dengan rinci menjelaskan prosedur hukum atas masalah tersebut. Dan dengan petunjuk dari Rika, akhirnya masalah dapat diselesaikan dengan baik.

Setelah kejadian itu, Sang Manager Promosi, menanyakan kenapa Rika bisa tahu semua prosedur/jalur hukum tersebut. Dengan penuh keyakinan Rika mengatakan bahwa dirinya adalah seorang Sarjana Hukum S2. Karena memang tidak ada lowongan untuk Divisi Legal di perusahaan tersebut, ya terpaksa menerima kerja di posisi yang lainnya. Sebulan kemudian, perusahaan tersebut akhirnya membuat satu divisi lagi yaitu Divisi Legal dan Rika sebagai Managernya.

Pernahkah kita tahu dan terpikir, siapa saja diantara karyawan di perusahaan yang mengalami hal seperti ini? Atau mungkin hal sebaliknya, walaupun Rika seorang Sarjana Hukum di Divisi Legal tapi dia punya kemampuan pada bidang promosi & marketing, mengapa tidak jika dia bisa bekerja lebih baik lagi di divisi lainnya. Perlu kejelian dari seorang supervisor, manager atau pimpinan untuk bisa menilai dan mengarahkan suatu kemampuan atau skill lebih dari masing-masing staff di bawahnya.

Seorang supervisor atau manager divisi, ibaratnya adalah seorang Konduktor sebuah Orchestra, dimana dia seorang Leader yang memimpin harmonisasi sebuah gubahan lagu, dari sebuah lagu yang biasa menjadi sebuah arrangement yang berbeda. Bagaimana  harus membangun chemistry antara dirinya dengan puluhan mungkin ratusan anggotanya.

Bagaimana seorang Supervisor/Manager berlaku Harmonis terhadap staff nya, memperlakukan mereka selayaknya adik atau saudara sendiri, membimbing & mengajarkan mereka menjadi seorang staff yang lebih baik, membantu memecahkan masalah yang mereka hadapi (bukan malah sebaliknya saling menyalahkan & mencari kambing hitam) atau menghargai / appresiasi atas baik usaha maupun hasil yang di capai (walaupun hasil belum ada, tapi minimal mereka sudah berusaha).

Hal-hal seperti ini yang harus ditumbuhkan bukan hanya pada level seorang supervisor maupun manager, tapi juga pada semua lapisan. Jika kita semua saling membantu dan saling membimbing, niscaya, semua kekurangan maupun kelebihan dari mereka akan kita ketahui dengan mudah. Dan jika kita sudah mengetahui kelebihan dari seseorang walaupun pada divisi yang berbeda dari latar pendidikannya, sudah seyogyanya kita arahkan dan berikan kesempatan untuk lebih mengoptimalkan kemampuan individual staff tersebut.

Peran serta HR Dept sangat vital dalam menentukan posisi dari masing-masing staff. Sejak dari seleksi, recruitment dan placement. Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu asset/pondasi sebuah perusahaan. Mereka patut diberdayakan juga. Bukan hanya mesin produksi saja yang secara berkala harus di service/overhaul atau mungkin di upgrade. SDM perlu diberikan kesempatan untuk maju & berkembang seiring dengan berkembangnya perusahaan tersebut. Mereka juga perlu assessment tambahan untuk mencapai jenjang karir yang lebih baik.

Semua staff layak diberikan kesempatan, layak diperhatikan, layak di bimbing dan layak di hargai atas segala hasil karyanya. Dan jika pihak management sudah memberikan itu semua tentunya, berharap dari staff tersebut akan memberikan hasil yang optimal. Harmonisasi antar karyawan (horizontal) maupun antara karyawan dengan pimpinan (vertical) tetap harus dibangun, dikomunikasikan secara berkala dan dipertahankan. Jika semua ini dilakukan, jangan heran akan hasil yang Anda capai, yaitu LOYALITAS tinggi tentunya Turn Over karyawan juga berkurang.

Budi Tjahyadi

Konsultan dan Praktisi Bisnis