P-factor

Sudah banyak pelatihan yang diberikan. Bahkan akhir-akhir ini sudah ditambahkan dengan pembinaan yang menggunakan format mentoring. Mengapa UKM kita terlihat lambat untuk tumbuh menjadi pewaralaba yang kuat? Masalah permodalankah?

Beberapa tahun lalu ada UKM yang mengungkapkan bahwa dia sedang mengajukan kredit ke suatu bank, dan akan berencana mengalokasikan kredit ini untuk konsultasi waralaba dengan saya. Dengan tegas saya menolak rencana itu, karena UKM tersebut sudah pernah mengikuti pelatihan dan sedang dalam pembinaan secara tidak langsung dengan saya.

Saya katakan bahwa konsultasi dengan saya tidak akan menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi. Kalau kredit itu bisa didapat, yang ia butuhkan adalah manajemen yang profesional. Missing link dalam upaya mengentaskan UKM potensial waralaba menjadi pewaralaba yang tangguh ada di SDM yang “serba tanggung”.

Pelatihan & Pembinaan

Tujuan mengikuti pelatihan berupa seminar dan lokakarya (workshop) adalah pada aspek paradigma, cara berpikir, dan pengetahuan yang akan dijadikan sebagai modal dasar dalam mengambil keputusan bisnis.

Selain pelatihan, kita bisa mengembangkan hal-hal tersebut dengan membaca buku, browsing di internet, networking dengan sesama pebisnis, dan sebagainya.

Aspek paradigma, cara berpikir, dan pengetahuan bisa dibangun dengan lebih intensif melalui program pembinaan atau mentoring, atau konsultasi pada konsultan yang kompeten. Permasalahan dengan mentoring dan konsultasi ini adalah, saat ini sangat banyak orang yang mengaku mentor dan konsultan, tapi sebenarnya tidak memiliki kompetensi yang memadai.

Judul buku “Beware the Naked Man Who Offers You His Shirt” dari Harvey Mackay mungkin sangat cocok untuk mengilustrasikan peringatan tersebut.

P-factor

P-factor di sini adalah PEOPLE factor. Di atas saya sudah sebutkan fakta bahwa banyak UKM potensial kita memiliki permasalahan pada kualitas atau kompetensi SDM yang “tanggung”.

Kembali kepada kisah mengenai UKM di atas, saya menganjurkan untuk menghitung kebutuhan dana untuk memiliki tim dan manajemen yang lebih baik alias lebih kompeten. Saya bisa support dengan kerjasama yang berbagi keuntungan, tapi perlu komitmen untuk mengupayakan keberadaan tim dan manajemen yang kompeten ini. Pembiayaan atau kredit dari bank seyogyanya digunakan untuk P-factor ini, karena kalau sekedar konsultasi tapi tidak punya tim di dalam organisasinya, maka biaya konsultasi itu ibarat membuang garam ke laut.

Kisah DELL

Pada tahun 1986, Michael Dell membawa masuk Lee Walker, seorang Venture Capitalist, yang kemudian menjadi Chief Operating Officer, untuk menjadi mentor bagi Michael Dell dan mengimplementasikan ide-ide dari Michael dan membuat perusahaan ini tumbuh hingga melantai ke bursa saham di tahun 1988.

Lee Walker adalah seorang mentor yang terlibat langsung ke operasional bisnis dari Dell. Jadi bukan sekedar berbagi nasihat bisnis belaka. Lee Walker disebut-sebut sangat berpengaruh, atau terlibat penuh, dalam melakukan perekrutan anggota dewan direksi ketika Dell menjadi perusahaan publik pada tahun 1988 itu..

Membangun Team

Keberhasilan bisnis anda ada pada keberhasilan membangun tim yang kompak, kokoh dan kompeten. Belasan tahun saya memberikan konsultasi bisnis, dapat saya pastikan bahwa keberadaan tim merupakan salah satu kunci sukses yang sangat penting.

Autopilot, Standard Operating Procedure maupun ide dan strategi bisnis sebagus apapun akan lumpuh bila P-factor ini tidak terpenuhi. Jadi, berikan komitmen anda untuk P-factor ini dengan sungguh-sungguh. Semoga bermanfaat!

Utomo Njoto

Senior Franchise Consultant dari FT Consulting

Website: www.consultft.com

Email : utomo@consultft.com