

Dalam bisnis franchise sangat penting untuk bisa menjaga hubungan yang baik dengan franchisor. Sebagai format ekspansi, bisnis franchise itu juga merupakan salah satu bisnis yang mengandalkan hubungan kerja sama dengan franchisee. Tanpa hubungan yang baik dengan para franchisee akan sulit mengembangkan jaringan bisnis franchise.
Dengan adanya hubungan yang terjalin baik dengan franchisor maka yang menyangkut develop branding, develop marketing dan develop training menjadi semakin mudah lantaran dipikirkan secara bersama-sama alias saling mengisi antara franchisee dengan franchisor.
Ibarat perkawinan franchisee dan franchisor adalah sepasang suami istri, jika mereka saling mengisi maka perkawinan akan langgeng. Demikian pula halnya dalam bisnis franchise seandainya antara franchisor maupun franchisee mampu saling mengisi satu sama lain maka franchisee kemungkinan akan mengambil outlet franchise kedua, ketiga dan seterusnya.
Untuk bisa ‘saling mengisi’ seyogyanya antara franchisee dan franchisor memiliki spirit yang sama. Kalau si franchisee-nya cuma mikir untungnya saja tanpa mau memikirkan develop branding bersama-sama maka niscaya bisnisnya akan berkesinambungan. Parahnya lagi, hakekat franchise sebagai salah satu format ekspansi menjadi tidak ada artinya lantara hubungan menjadi terputus.
Ada lima langkah agar bisa terbina hubungan baik dengan franchisor. Kelima langkah tersebut adalah:
- Kedua-duanya baik franchisee maupun franchisor harus bisa saling berpikiran positif untuk mengisi. Artinya, baik franchisee maupun franchisor harus bisa mengisi dan berpikir positif untuk sama-sama mengembangkan brandnya.
- Franchisee maupun franchisor harus dapat saling berempati. Artinya baik franchisee maupun franchisor harus bisa saling merasakan dan mengerti kebutuhan masing-masing.
- Franchisee maupun franchisor harus bisa saling improve apa keinginan masing-masing
- Franchisee maupun franchisor harus bisa sharing atau saling berbagi pengalaman menyangkut bagaimana memajukan bisnis.
- Franchisee maupun franchisor harus bisa saling men-support dan mengingatkan satu sama lain.
Kalau lima langkah tersebut dijalankan bersama-sama secara konsisten maka pastinya hubungan akan langgeng. Jika banyak kejadian franchisor dan franchisee saling berantem dipastikan mereka tidak melakukan kelima langkah tersebut diatas.
Kunci sukses untuk bisa menjalankan kelima langkah tersebut adalah ‘kehati-hatian’ baik dari franchisor dan franchisee. Maksudnya, franchisor dalam merekrit franchisee harus berhati-hati jangan sampai memilih franchisee yang orientasinya hanya keuntungan semata. Akan sangat tidak bertanggung jawab bila franchisor menerima siapa saja yang mempunyai uang untuk membeli franchise tanpa melihat aspek-aspek lain seperti kemampuan dasar, pendidikan, kualitas pribadi dan kecukupan modal. Bila beberapa aspek tersebut tidak dicukupi janganlah dipertimbangkan untuk diterima menjadi franchisee.
Begitupula franchisee, juga harus berhati-hati ketika memilih bisnis franchise. Franchisee sebelum memilih suatu bisnis harus melakuan bebrapa langkah startegis seperti:
- Mengadakan pemeriksaan diri secara baik sebelum memutuskan mengambil sebuah franchise.
- Menginvestigasi secara tepat beberapa peluang franchise sebelum fokus kepada satu pilihan. Ini sudah termasuk mempelajari dokumen disclosure dan melakukan wawancara kepada franchisor dan franchisee yang sudah ada.
- Bersikap jujur dan transparan dalam melakukan transaksi dengan franchisor agar franchisor dapat membuat keputusan yang informatif untuk menerimanya sebagai franchisee.
Franchisor dan franchisee yang bisa saling mengisi satu sama lain akan memperbesar peluang sukses. Terutama franchisee yang juga sebagai pemilik usaha, selain harus bertanggung terhadap kentungan bisnisnya juga harus bertanggung jawab atas kesuksesan jaringan usaha franchise dengan cara mengikuti sistem yang telah dibuat franchisor serta standar-standar dan prosedur-prosedur sebagaimana yang ditetapkan dalam perjanjian franchise.