Local Go Global

Banyak pengusaha di Indonesia mampu dan punya peluang untuk go international, namun tidak semua pebisnis di tanah air mau melakukannya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama: mereka sudah cukup puas dengan pasar domestik. Kepuasan akan potensi pasar domestik, kerap kali menghalangi para pengusaha nasional dalam melihat potensi besar pasar di luar negeri. Mereka berpikir untuk apa masuk ke pasar luar negeri sementara pasar dalam negeri saja masih belum tergarap secara optimal. Kelompok pengusaha ini umumnya mengguluti pasar menengah ke bawah, dan menganggap pasarnya masih ‘gemuk’ di dalam negeri maka untuk apa bermain di pasar luar negeri.

Kedua: tidak mudah mempersiapkan sesuatu bisnis yang memiliki standar internasional. Oleh karenanya sebagian dari mereka perlu waktu untuk mempersiapkannya atau mereka sendiri tidak mau repot dalam mempersiapkan bisnisnya untuk maksud dan tujuan tersebut. Pergi ke luar negeri untuk membantu sebuah bisnis di negara orang bukan perkara mudah, terlebih mereka yang belum memiliki tim yang handal, sistem yang terpadu, SOP yang sistematik, product development yang terus diinovasi dan yang tak kalah penting adalah merek dengan standar internasional.

Ketiga: banyak pengusaha mempunyai impian besar dan potensi bisnisnya sendiri berpeluang untuk sukses di pasar global, namun sayangnya mereka tidak memiliki modal yang kuat dalam mewujudkan rencana dan harapannya. Kekuatan finansial sering merupakan kendala utama bagi para pengusaha tersebut sehingga mereka mengurungkan niatnya atau menunda rencana dalam melakukan investasi untuk membangun usahanya di pasar luar negeri. Bagi mereka membuka cabang atau melakukan franchise usahanya di luar negeri tentu membutuhkan investasi yang besar, terlebih jika mereka membuka cabang sendiri tanpa mitra lokal setempat.

Tiga faktor diatas sejatinya bukan tanpa solusi dan menjadi kendala yang tidak bisa diatasi. Berbagai faktor yang menjadi kendala tersebut, dialami oleh semua pengusaha. Namun demikian, teori tersebut tidak berlaku bagi para pengusaha yang mau berpikir maju dan mempunyai visi dan misi global. Sebut saja Hendy Setiono, CEO Kebab Turki Baba Rafi Enterprise dan nama-nama lain yang telah membuka jalan bagi bisnisnya ke luar negeri.

Seharusnya jika sebuah usaha ditangani dengan profesional maka usaha tersebut dipastikan akan mampu bertarung di pasar internasional, apalagi kalau dilihat sebenarnya dari sisi kualitas, maupun keunikan produk dan layanan usaha yang bertaburan di tanah air, tidak kalah dengan yang ada di luar negeri dan sangat berpeluang untuk go internasional. Terlebih dengan perkembangan di era globalisasi yang tanpa batas ini, para pengusaha tidak hanya dituntut untuk bertahan di pasar lokal namun juga dapat go international.

Beberapa sikap yang perlu dimiliki oleh seorang pengusaha yang hendak berekspansi keluar negeri. Pertama: harus merubah pola pikir. Kesuksesan di negeri orang dan memiliki cabang di luar negeri, tentunya merupakan kebanggaan tersendiri, tidak hanya bagi pemilik bisnis itu sendiri tetapi juga bagi para pelanggannya. Pelanggan yang mengetahui bahwa sebuah produk yang dibelinya itu, ternyata juga telah menembus pasar luar negeri, tentunya akan berdampak terhadap nilai produk tersebut dimatanya. Selain itu, dengan merambahnya sebuah bisnis, produk dan layanannya ke kancah international, tentunya akan meningkatkan market share bisnis tersebut, tidak hanya di Indonesia saja tetapi juga di pasar global.

Kedua: misi perusahaan harus jelas, yang diikuti visi dan strateginya yang terarah. Kita harus berani bermimpi “Think big, start small, act now”. Ini adalah sikap yang penting bagi seorang pengusaha. Jika sikap ini dimiliki tentunya kita tidak hanya akan terus bermain di kandang, tapi kita juga akan bertandang ke kandang orang lain.

Ketiga: merencanakan ‘How to go there’. Perencanaan ini penting dan harus matang dilakukan. Kita tentu tidak mau kalah bertanding di kandang orang dan pulang tanpa membawa hasil apa-apa. Kita perlu membangun organisasi dan tim yang handal. Sumber daya manusia ini sangat penting karena dengan winning team, kita telah memiliki modal utama yang berharga dalam melakukan inisiatif-inisiatif lainnya. Winning Team inilah yang akan mempersiapkan sistem kerja yang terpadu, SOP yang sistematik, product development dengan inovasi yang terus menerus.

Keempat: membangun dan mengembangkan merek dengan standar internasional, bukan standar lokal. Hal ini mutlak dilakukan karena merek yang dibangun secara terencanalah yang merupakan kunci utama produk dan layanan kita bisa bersaing di pasar global. Sebut saja Singapore. Walaupun Negara ini hanya ‘red dot country’, yang mana ukurannya di peta dunia hanya berupa ‘titik merah’ tapi mampu menghasilkan sapi perah-sapi perah merah kecil di negara orang dan tergolong sukses seperti Breadtalk, Charles & Keith, dan lain sebaiknya. Mereka terus berupaya membangun berbagai merek bertaraf internasional. Merek adalah system dan harus dikelola secara profesional, terencana dan terpadu. Perlu diingat bahwa membangun merek merupakan sebuah investasi jangka panjang, yang merupakan sebuah aset yang berharga bagi suatu perusahaan.

Kelima: kita harus melakukan market research di setiap negara yang kita akan kita tuju. Apakah pasar di sana sudah siap menerima produk dan layanan kita? Di samping itu kita perlu melakukan adaptasi dengan kondisi dan budaya setempat, misalnya: jika kita ke restaurant Burger King di Amerika kita akan jumpai 100% menunya adalah burger. Coba kita intip restaurant Burger King di Indonesia, akan ada satu menu yang menjadi ciri khas makanan kesukaan orang Indonesia yaitu paket nasi dengan ayam. Hal ini dilakukan oleh Burger King Indonesia untuk beradaptasi dengan budaya masyarakat Indonesia.

Keenam: akan sangat ideal jika kita mencari dan memiliki local partner yang tepat untuk membantu pengembangan usaha kita di negara yang kita tuju. Tentunya local partner lebih mengenal pasar, budaya, seluk beluk, dan aturan main di negara setempat. Dengan memiliki local partner yang tepat, jalan menuju kesuksesan di negara tersebut akan terbuka lebar. Oleh karenanya sangatlah penting kita mencari dan memiliki local partner.

Dan terakhir: kita bisa menjalankan usaha kita dengan bermacam-macam formal, baik dengan pola franchise, license, partnership, atau distributorship. Kita perlu mempersiapkan dan membangun sistem ini. Sistem yang tepat dan terpadu adalah kunci dalam melipat gandakan usaha kita di masa yang akan datang.

Semuanya terserah Anda. Apakah usaha kita akan bertandang di kandang orang atau kita cukup menjadi pemain top di kandang sendiri.

Danny Anthonius

Managing Partner Ixobox