
Roti ‘O adalah brand asli Indonesia yang fenomenal. Betapa tidak, gerai Roti ‘O bisa dibilang “merajai” di berbagai sudut kota. Kehadiran paling dominan adalah di lokasi-lokasi strategis seperti stasiun kereta api, stasiun MRT dan LRT, terminal, dan pusat-pusat perbelanjaan.
Belum lagi strategi sensori marketingnya, yakni kopinya yang semerbak menambah kekuatan dan daya tarik Roti ‘O di market.
Hingga 2025, Roti ‘O telah memiliki lebih dari 680 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia.
Roti ‘O adalah bisnis yang dikembangkan PT Sebastian Citra Indonesia. Nah, dibalik kesuksesannya, ternyata ada cerita menarik. Roti ‘O ini sebenarnya cikal bakalnya dari brand Roti Boy asal Malaysia. Jadi bermula awalnya dari putus kontrak.
Roti Boy lahir di Malaysia sekitar tahun 1998 dan jadi oleh-oleh populer yg dibawa turis jika habis liburan dari sana.
Pas awal 2000an merek ini masuk ke Indonesia dengan master franchisee PT Bintang Indo Jaya. Pertama kali masuk Indonesia, target utama lokasinya itu di bandara dan mall-mall.
Setelah satu dekade, master franchise di Indonesia memutuskan mengakhiri perjanjian franchise atau putus kontrak dengan franchisor di Malaysia. Setelah itu mereka kemudian membuat brand sendiri yakni Roti ‘O.
Roti ‘O hadir mulai 2012 di bawah pengelolaan PT Sebastian Citra Indonesia dengan outlet pertamanya di Stasiun Jakarta Kota.
Meskipun cikal bakalnya sama, tapi sejatinya Roti Boy dan Roti ‘O ini beda alias serupa tapi tak sama. Salah satu bedanya adalah target market yang dibidik. Jika Roti Boy menyasar menengah atas, Roti ‘O kebalikannya, lebih memilih menyasar menengah bawah dengan varian rasa lebih banyak dan harga yang terjangkau.
Lewat strategi Roti ‘O ini terbukti berhasil. Perkembangan Roti ‘O lebih masif dibandingkan seniornya Roti Boy. Jika Roti ‘O pada 2025 ini sudah punya lebih dari 680 outler, Roti Boy baru punya lebih kurang 77 outlet.
Selain itu kunci suksesnya yang lain adalah konsistensi di produk. Roti ‘O memastikan bahwa setiap roti yang disajikan memiliki standar rasa, aroma, dan kualitas yang sama. Disamping itu didukung oleh sistem manajemen operasional yang efisien dan rantai pasokan yang terkelola dengan baik ke setiap outlet.