Domino’s Pizza Tutup 312 Gerai, Mayoritas di Jepang

Domino’s Pizza Enterprises (DPE), operator waralaba Domino’s Pizza asal Australia, mencatat kerugian besar pada paruh pertama 2025. Dalam laporan keuangan terbaru, perusahaan melaporkan rugi bersih 3,7 juta dolar Australia atau sekitar Rp 60 miliar. Angka ini berbalik tajam dibandingkan laba bersih 92.3 juta dolar Australia (sekitar Rp 1,5 triliun) pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Untuk meredam tekanan keuangan, DPE menutup 312 gerai, mayoritas di Jepang (233 Gerai) sebagai bagian dari strategi merampingkan bisnis. Perusahaan juga memangkas pembayaran dividen final lebih dari separuh guna memperkuat arus kas.

Dalam pengumumannya di Bursa Efek Australia (ASX), Domino’s menyebut kinerja di Australia dan beberapa wilayah Eropa cukup solid, bahkan ada tanda-tanda perbaikan di Jerman dan Asia Tenggara. Namun, hasil tersebut tertutup oleh buruknya penjualan di Prancis dan Jepang.

“Kami mengambil keputusan sulit namun perlu, yaitu menutup gerai yang merugi dan fokus pada nilai serta frekuensi pembelian pelanggan. Saat ini, kami sedang bekerja keras membangun kembali momentum bisnis,” kata Jack Cowin, Executive Chair Domino’s, dikutip dari news.com.au, Kamis 4 September 2025.

Cowin menegaskan Domino’s kini fokus melakukan efisiensi biaya dan penyederhanaan bisnis. Penghematan tersebut akan digunakan untuk mendukung mitra waralaba dan meningkatkan pemasaran agar penjualan kembali naik.

Secara global, penjualan Domino’s mengalami kontraksi Asia turun 7,1 persen, Eropa 6,9 persen, serta Australia–Selandia Baru 5,2 persen. Pasar Jepang dan Prancis menjadi titik lemah utama, di tengah persaingan ketat dengan platform pesan-antar dan pemain baru makanan cepat saji.