Catat! Ini Tips Agar Franchise Startup Sustain

Pertumbuhan Franchise StartUp atau Business Opportunity (BO) begitu pesat. Namun banyak pula yang berguguran begitu menapaki usia bisnis di tahun kedua. Bagaimana agar BO bisa sustain?

Bagaikan jamur di musim penghujan yang banyak bermunculan, Business Opportunity (BO) juga tak ubahnya daun kering di musim kemarau yang mudah berjatuhan. Karena itu, banyak pengamat bisnis yang meragukan sustainability BO dalam waktu yang lama. Usia bisnis BO rata-rata hanya mampu memasuki usia bisnis di tahun kedua. Di tahun ketiga kebanyakan mereka sudah tenggelam entah raib kemana.

Anang Sukandar, Ketua Asosiasi Franchise Indonesia mengatakan, umumnya usia bisnis BO bertahan di tahun kedua. Hanya segelintir saja yang mampu bertahan di usia ketiga dan keempat. Meskipun harus diakui, beberapa merek memang berhasil menjadi franchise yang berusia lama. “Tapi itu kan sudah langka,” ujarnya. 

Agar bisa sustain, kata dia, para BO  membuat sesuatu yang tidak mudah ditiru. Mereka harus menjadi innovator di kategori bisnisnya. “Para pelaku franchise umummya memang orang-orang yang innovator, yang melakukan perbaikan dan pembaruan  terus menerus. Untuk itu, dia juga harus punya pengetahuan supaya menguasai medan bisnisnya,” ujarnya.  

Semua aspek mesti dia kuasai dengan baik untuk meningkatkan keunggulannya. Di bidang control, kata Anng, pelaku BO harus bisa mengawasi dengan baik, paralel dengan adimistrasi. Mampu membagi pembagian tugas yang dengan baik, jangan kasir yang kerjanya mencatat diberi pekerjaan yang lain juga. “Jadi harus ada pembagian. Kalau bagian gudang main, siapa yang ngontrol?,” katanya.  

Agus W. Sooehadi, Pengamat Franchise dari Universitas Prasetiya Mulya mengatakan, agar bisa sustain pemain BO harus memiliki konsep bisnis model yang kuat. Setidaknya, mereka memiiliki pendekatan 9 building blocks yaitu Value proposition, Target Customers, Customer relationship, Channel, Key activities, Key resources, Key partnership, Cost Structure, dan Revenue stream. “Osterwalder tersebut sangat membantu dalam menyusun dan mengevaluasi konsep bisnis model yang dijalankan oleh BO,” katanya.  

Pelaku BO, kata dia, kini sudah mulai menyadari pentingnya usaha yang dapat tumbuh dan berkembang. Untuk itu beberapa core process yang dijelaskan di atas harus diperkuat agar ketika akan mengadaptasi sistem franchise lebih baik. “Sejauh yang saya tahu dampaknya signifikan terutama bidang usaha dimana persaingannya cukup tajam,” ungkapnya.  

Selain itu, kunci agar usaha tumbuh dan berkembang (sustainability dari bisnis) adalah adanya inovasi baik inovasi di produk, proses atau di bisnis model. Untuk itu, tandas Agus,  BO harus menyisihkan sebagian keuntungannya untuk investasi dalam mencari sumber-sumber inovasi.

Salah satu faktor penting lainnya, kata Agus, adalah seberapa jauh arus kas yang diperoleh relatif stabil dalam pengertian tidak fluktuatif. Berikutnya adalah bisnis yang dimiliki oleh BO berada pada industri yang masih tumbuh dan berkembang dalam pengertian market size-nya besar dan masih tumbuh. “Selanjutnya, pelaku BO harus memiliki visi yang harus besar, punya komitmen dan passion kuat untuk mengambangkan bisnis tersebut,” tegasnya.

Pengamat bisnis dari Inventure, Yuswohady menekankan, agar BO bisa sustain maka produk market yang mereka tawarkan sudah harus bisa meyakinkan dan prospek. “Karena investor pasti melihatnya itu, untuk nantinya juga bisa proses scalling up. Karena bagi saya start-up itu harus merintis, begitu product market feed-nya sudah oke dan siap untuk di-scalling up barulah para investor siap untuk masuk,” jelasnya.  

Kalau misalnya ada franchise start-up bisa menawarkan franchise langsung di awal buka atau belum ada jalan setahun, kata pria yang akrab disapa Siwo, mestinya produknya memang sudah sangat baik, dan business proposalnya juga menjanjikan. “Tapi saya kira orang mau franchise tidak hanya sekedar melihat business proposal saja,” katanya.  

Siwo melihat dewasa ini banyak pebisnis baru yang akhirnya masuk ke franchise. Selain memang bisnis franchise menarik, pemilik bisnis menanggung resikonya bisa lebih dibagi-bagi.

“Industri franchise saya kira akan terus dipilih. Karena para owner pastinya menginginkan proses scaling up untuk produk mereka. Makanya kenapa franchise itu akan terus menarik. Ketika makin banyak bisnis yang difranchisekan itu sukses, maka minat orang terhadap franchise akan semakin besar.” tambahnya.  

Apalagi, sambung dia, dunia usaha kini ditunjang dengan kemajuan teknologi yang membuat orang semakin mudah untuk mencari informasi. “Sehingga saya yakin, franchise itu akan terus berkembang. Disamping itu para enterpreneur pasti butuh modal untuk pengembangan. Dan modal ini didapatkan bisa dari skema franchise,” tekannya sekali lagi.  

Untuk pelaku BO, Siwo menyarankan mereka untuk menunjukkan bahwa bisnisnya memang bisa jalan, produknya bisa diterima pasar. “Baiknya memang para start-up ini sudah jalan dulu sekitar 3-6 bulan, dan menunjukkan bahwa bisnisnya itu sudah siap scaling up. Sehingga kemudian investor itu bersedia untuk investasi,” bebernya.  

Paling tidak, kata Siwo, 3 tahun untuk bisa melihat bisnisnya itu. Apaalagi kalau kita bicara bisnis makanan, sementara sekarang sangat banyak kita temui bisnis franchise makanan. “Apalagi banyak juga yang hanya sekedar tren sesaat saja. Disinilah para investor harus berhati-hati,” pungkasnya.

Zaziri