Bisnis Franchise Perlu Building Corporation

bisnis franchise bisa dikatakan berhasil jika sang franchisor dapat mempertahankan sustainabilitas bisnisnya dalam jangka waktu yang cukup panjang. Ukuran minimalnya, bila mitra bisnis memperpanjang masa kontraknya untuk masa lima atau sepuluh tahun kedepan, maka franchise tersebut dapat dikatakan sustain atau berhasil dijaga dengan baik. Namun jika sebaliknya, maka perlu dikaji lagi jika tetap ingin menjadi bisnis franchise.

Pepatah bisnis yang mengatakan, “Mempertahankan bisnis lebih sulit daripada mendirikan” adalah benar adanya. Sebab, mendirikan bisnis layaknya anak kecil yang membangun rumah dari bahan pasir di tepi lautan. Tatkala  bangunan pasir tersebut semakin anggun, maka akan sangat sulit bagi si anak kecil, bahkan anak besar sekalipun menjaga agar bangunan tersebut senantiasa kokoh. Ada saja angin ataupun gangguan alam yang menerpanya. Jika tidak hati-hati, bangunan tersebut akan rubuh dalam sekejap.

Begitupun dalam membangun bisnis franchise. Mendirikan bisnis saja belum dianggap sebagai sebuah keberhasilan. Akan tetapi, bisnis franchise bisa dikatakan berhasil jika sang franchisor dapat mempertahankan sustainabilitas bisnisnya dalam jangka waktu yang cukup panjang. Ukuran minimalnya, bila mitra bisnis memperpanjang masa kontraknya untuk masa lima atau sepuluh tahun kedepan, maka franchise tersebut dapat dikatakan sustain atau berhasil dijaga dengan baik. Namun jika sebaliknya, maka perlu dikaji lagi jika tetap ingin menjadi bisnis franchise.  

Untuk itu, membangun bisnis franchise yang sustain perlu ada yang namanya corporate building. Pasalnya, franchise merupakan bisnis yang sudah memiliki skala istimewa. Sebagai bisnis jaringan, bisnis franchise haruslah sudah menjadi perusahaan yang memiliki oraganisasi dan manajemen bisnis yang baik, serta konsisten membangun merek. Maka, corporate building lah jawabnnya.  

Lantas bagaimana caranya membuat corporate building yang tangguh? Pada Gathering dan ulang tahun Asosiasi Franchise Indonesia bulan lalu, tema corporate building yang diangkat pada acara tersebut menghasilkan beberapa jawaban  diantaranya, ada tiga hal pokok dalam membuat corporate building, yaitu people, system dan finance. Dalam Ketiga hal ini jika dikelola dan dikembangkan dengan baik, maka akan akan memberikan implikasi bisnis yang tangguh.

Pertama, people dalam sebuah bisnis dibutuhkan untuk membangun sebuah organisasi. Dalam bisnis, sebuah divisi yang didalamnya terdapat people atau SDM yang berkualitas maka, akan mudah membentuk manajemen dan organisasi yang baik. Sehingga, visi dan misi sebuah perushaan akan tereksekusi sesuai denga goal yang telah dicanangkan.

Kedua, supporting system bisnis yang handal akan menciptakan kultur perusahaan yang baik. Bayangkan jika di dalam perusahaan tidak adanya aturan dan prosedur operasional, akan berantakan meskipun sudah ada people dan manajemen yang baik. Maka itu, perlu adanya sebagai buku panduan yang akan membimbing perusahaan untuk bekerja sesuai operating procedure. Training center pun masuk dalam bagian ini.

Ketiga, finance, yang membedakan bisnis konvensional dengan modern business adalah adanya pengelolaan keuangan dengan baik. Uang tersebut nantinya akan dialokasikan untuk kebutuhan infrastruktur bisnis. Bisnis franchise yang baik juga tidak lepas dari bagaimana mengelola dan mengalokasikan cash flow untuk mengembangkan sistem jaringan bisnis franchise.        

Jika tiga hal pokok tersebut terpenuhi, maka akan mudah membangun brand yang memiliki ekuitas tinggi. Sebab, brand, meski menjadi rohnya bisnis, bukanlah mahluk yang menjadi sendiri, akan tetapi didukung oleh tiga infrastruktur tersebut. Ibaratnya, semua yang dilakukan perushaan semata-mata untuk melahirkan brand yang baik.

Selain itu, dalam rangka building corporation, perusahaan juga harus memiliki selling skill, marketing strategy dan jiwa entrepreneurship yang tinggi yang melekat pada perusahaan tersebut. Dan tentunya, product developement pun harus benar-benar terus diupayakan untuk mengantisipasi kejenuhan pasar. 

Anang Sukandar

Ketua Asosiasi Franchise Indonesia