AWS Dukung Paxel Hadirkan Layanan Pengiriman Same-Day Berskala Nasional

Perusahaan teknologi yang bergerak di bidang logistic ini berkembang menjadi pemain bisnis logistic yang diperhitungkan. Kuncinya adalah memanfaatkan teknologi guna meningkatkan efisiensi

Di tengah dominasi pemain besar logistik yang didukung dengan anggaran besar serta SDM yang melimpah, perusahaan rintisan Paxel memasuki pasar pada Januari 2018 dan melakukan pengantaran paket perdananya di bulan Mei.

Erick Soedjasa selaku Chief Technology Officer (CTO) menggambarkan Paxel sebagai “perusahaan teknologi yang bergerak di bidang logistik”.

Sejak pertama diluncurkan, Paxel telah memanfaatkan teknologi guna meningkatkan efisiensi dalam hal operasional bisnis. Contohnya, Paxel menyediakan smart locker di sejumlah lokasi penting sebagai pengganti gudang yang besar dan tersentralisasi. Paxel menawarkan pengantaran barang secara door-to-door hanya dalam waktu delapan jam hingga ke berbagai kota di Indonesia. Kantornya sendiri terletak di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Meluncurkan operasional di cloud

Paxel memilih untuk menempatkan hosting infrastrukturnya di Amazon Web Services (AWS) karena AWS menyediakan platform sebagai pijakan awal, tentu dengan biaya awal yang rendah dan dilengkapi dengan sejumlah kapabilitas untuk scaling yang selaras dengan pertumbuhan bisnis.

Berbagai aplikasi Paxel – baik yang digunakan oleh sisi pelanggan, kurir, maupun dasbor backend yang dilengkapi dengan fungsi analitika – semuanya dibangun di atas Amazon Elastic Compute Cloud (Amazon EC2) dengan Elastic Load Balancing. Kurir Paxel, yang dikenal dengan julukan Heroes, hanya perlu memotret penerima pesanan dan meminta parafnya lewat aplikasi Paxel sebagai bukti pengiriman. Foto ini kemudian disimpan di dalam bucket Amazon Simple Storage Service (Amazon S3). Engineer menggunakan Amazon Simple Queue Service (Amazon SQS) dan Amazon ElastiCache untuk unggahan konten yang lebih cepat guna menghadirkan pengalaman yang lebih baik bagi pengguna dalam menggunakan aplikasi-aplikasi mobile.

Perusahaan rintisan ini juga menggunakan Amazon Elastic Kubernetes Service (Amazon EKS) untuk mengelola lingkungan Kubernetes miliknya secara penuh. Amazon EKS memudahkan Paxel dalam meluncurkan, mengelola, dan melakukan scaling pada aplikasi yang terkontainerisasikan, sehingga engineer bisa lebih fokus dalam mengembangkan lingkungan Kubernetes perusahaan serta tugas operasional sehari-harit.

“Setiap layanan dan solusi AWS yang kami gunakan telah melalui pertimbangan panjang, sehingga dapat terus kita gunakan secara berkesinambungan. Investasi pada teknologi-teknologi AWS berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan yang nanti akan muncul di masa depan, sejalan dengan pertumbuhan perusahaan,” kata Erick.

Tumbuh hingga 50 persen tiap bulannya

Dari perspektif manajemen, Erick menyampaikan apresiasinya bahwa AWS berhasil memampukan Paxel dalam mendelegasikan tugas-tugas kepada masing-masing tim yang bekerja dari berbagai lokasi yang berbeda. Dengan banyaknya engineer Paxel yang bekerja dari berbagai penjuru kota di tanah air, perusahaan kemudian menetapkan sejumlah parameter untuk tingkat penggunaan dan penggelaran berbasis role dengan menggunakan solusi AWS Identity and Access Management (IAM).

“Mengelola rantai struktur kinerja karyawan bisa dilakukan dengan mudah berkat AWS IAM. Pengelolaan kinerja karyawan tak perlu lagi dilakukan secara sendiri-sendiri,” tutur Erick.

Paxel juga merasakan manfaat dari fitur rincian anggaran belanja serta proyeksi biaya untuk infrastruktur yang begitu mendetil setiap kali tim membuat suatu perubahan atau menambahkan fitur baru. “Dengan adanya fitur pada AWS untuk mengontrol biaya-biaya yang dikeluarkan, biaya yang dikeluarkan bisa lebih terencana. Jika muncul proyeksi biaya yang tinggi, kami bisa langsung memikirkan bagaimana strategi yang perlu dilakukan agar biaya dapat ditekan sedemikian rupa,” kata Erick.

Ketika diluncurkan, Paxel hanya mengirimkan 20 paket dalam satu hari dan menggunakan instance komputasi seminimal mungkin untuk menekan biaya penggunaan server. Namun sekarang, perusahaan dapat mengirimkan lebih dari 10 ribu paket setiap harinya. Bisnis Paxel kini tumbuh sekitar 30-50 persen setiap bulannya, berbanding lurus dengan peningkatan pemakaian server AWS sebesar 60 persen.

Terus tumbuh dengan Service Level Agreements (SLAs) tetap terjaga

Paxel telah bergabung dengan situs belanja daring Bukalapak.com sebagai mitra logistik dan sekarang tengah menggodok tentang kemungkinan adanya pengintegrasian lebih lanjut dengan pemain e-commerce besar lainnya. Sementara, Paxel adalah satu-satunya perusahaan di Indonesia yang menawarkan jasa pengiriman antar-kota di hari yang sama dan dengan Service Level Agreement (SLA) hingga 95 persen untuk pengiriman tepat waktu. Sejak diluncurkan, perusahaan juga menerapkan SLA yang mensyaratkan tingkat uptime sebesar 99.9 persen pada infrastruktur AWS.

“Fitur-fitur inti yang disuguhkan oleh AWS adalah skalabilitas dan kapabilitas untuk menciptakan prototipe dengan mudah. Kami dapat menjaga tingkat SLA yang tinggi sambil memiliki ruang yang cukup untuk terus bereksperimen dan mengembangkan layanan-layanan baru,” ujar Erick.

Dukungan AWS untuk Pengembangan Bisnis Startup

Terkait dengan efektifnya pemanfaatan teknologi yang telah dikembangkan dalam mendukung peningkatan kinerja serta optimalisasi pengembangan inovasi, terutama di kalangan perusahaan rintisan atau startup, pihak AWS mengatakan bahwa itu semua selaras dengan komitmen yang diusungnya.

“AWS berkomitmen tinggi dalam mendukung kesuksesan startup melalui hadirnya program-program serta inisiatif yang beragam guna mendukung perkembangan Startup di setiap fase pertumbuhannya, mulai saat mereka berada di fase awal bisnis, hingga ketika bisnis memasuki fase kematangan,” ujar Gunawan Susanto, Country Manager, AWS Indonesia.

Ia menambahkan, AWS juga memiliki tim khusus yang didedikasikan untuk membantu perusahaan-perusahaan rintisan atau startup agar sukses dalam membangun keberlangsungan dan pertumbuhan bisnis.

“Secara fundamental, perusahaan startup berupaya untuk menghadirkan solusi atas setiap permasalahan baru dan mengurai kesenjangan struktural yang terjadi dalam kehidupan manusia sehari-hari. Mereka melakukan penerapan teknologi demi terciptanya akses serta model bisnis baru dan tidak terkungkung oleh cara-cara tradisional. Di Amazon, kami menyebutnya dengan istilah Day 1 thinking, yakni bagaimana kita bisa melihat beragam peluang baru yang ada di depan, alih-alih fokus pada keterbatasan yang dihadapi. Untuk itu, kami berkomitmen untuk terus mendukung startup dalam meraih kesuksesan bisnis,” pungkasnya.