Agus Triono, Sukses Menyulap Laundry Rumahan Jadi Laundry Profesional yang Miliki Puluhan Cabang

Agus Triono, Menyulap Laundry Rumahan Menjadi Laundry Profesional yang Miliki Puluhan Cabang
Agus Triono, Founder Kumala Laundry

Bermula dari laundry rumahan, Agus Triono sukses mengembangkan Kumala Laundry menjadi laundry professional yang memiliki puluhan cabang yang tersebar hampir di berbagai wilayah Indonesia. Jumlah cabangnya saat ini telah mencapai 70 buah, sebuah pencapaian yang hebat untuk usaha yang dikonsep dari usaha laundry rumahan ini.   

Agus mendirikan Kumala Laundry di Banjarmasin pada tahun 2007 dengan konsep laundry rumahan. Dia tertarik dengan bisnis laundry karena pada saat di Surabaya dirinya melihat usaha laundry begitu menjamur di mana-mana, walaupun rumahan bisa jalan dengan baik. “Lalu dari situlah muncul ide dan peluang usaha laundry di Banjarmasin, dan akan lebih baik jika laundry ini dapat dikelola secara profesional,” ujar Founder Kumala Laundry ini.

Seiring berjalannya waktu, Kumala Laundry pun dikembangkan secara profesional dan mulai membuka kemitraan pada tahun 2012. Sejak itu cabangnya mulai menggurita ke berbagai daerah.

Alasan Agus mendirikan  usaha laundry sederhana saja, karena melihat laundry merupakan salah satu usaha yang fleksibel dalam hal permodalan. “Meskipun modal kecil tetap bisa dijalankan dan merupakan salah satu bisnis yang dapat bertahan dalam jangka panjang,” katanya.

Kumala Laundry dijalankan Agus dengan konsep laundry rumahan dikarenakan keterbatasan modal. “Namun sedari awal saya memulai bisnis ini memang menargetkan Kumala Laundry dapat berkembang menjadi laundry profesional yang Alhamdulillah sudah terealisasikan,” ungkapnya.

Ia mengelola usaha ini berjalan secara alamiah saja, belajar dan  terbentuk secara otodidak tanpa bimbingan ahli yang sudah berpengalaman. “Seiring berjalannya waktu, kami terus memperbaiki diri dengan meningkatkan pelayanan, melihat pasar, belajar dari kesalahan dan tentunya juga sharing dengan pelaku bisnis serupa. Karena menurut saya, terus belajar dan memperbaiki diri adalah kunci dari kesuksesan,” jelasnya.

Kumala laundry didirikan dengan bermodalkan 1 mesin cuci dan 1 mesin pengering. “Sangat seadanya karena saya berpikir asalkan bisa jalan dulu, kemudian saat usaha ini sudah jalan baru ditambahkan peralatan lainnya,” jelas Agus.

Kebetulan, kata dia, untuk bahan dan peralatan awal usaha sangat mudah didapatkan tanpa harus keluar kota karena di Banjarmasin juga sudah cukup lengkap sehingga hal tersebut bukanlah menjadi kendala.

Agus sadar, tidak ada dalam perjalanan apa pun selalu berjalan dengan mulus. Pasti ada masalah. Begitupun ketika memulai usaha Kumala Laundry, hal itu disebabkan kurangnya pengetahuan dan pengalaman, masalah yang sering terjadi ya masalah yang berhubungan dengan teknis.

Selain itu, kata dia, kendala di awal adalah dari segi SDM (sumber daya manusia), karena untuk mengajarkan dan memberikan pemahaman tentang tugas serta tanggung jawab karyawan pada masing-masing divisi kerja.

Sedangkan untuk produksi berjalan dengan lancar juga, sistem operasional juga sudah diatur sedemikian rupa, hanya masalah saat mendelegasikan ke tenaga kerja agar apa yang kita inginkan dapat dipahami yang mungkin agak sulit. “Hal ini memang butuh kesabaran dan ketekunan juga sehingga yang kita hasilkan sesuai dengan ekspektasi,” tuturnya.

Sedangkan untuk pemasarannya ia menargetkan ke tetangga-tetangga yang notabene adalah ibu rumah tangga, anak kos-kosan dan para pekerja kantoran karena juga lokasi usaha yang lumayan strategis ditengah perumahan dan tidak terlalu jauh dari pelabuhan.

“Sistem pemasaran awalnya hanya dari mulut ke mulut karena dari awal kami berkomitmen untuk memberikan yang terbaik sehingga pelanggan dapat merasakan langsung hasil dari jasa kami dan dengan sendirinya akan merekomendasikan ke orang lain. Dan itu terus kami lakukan hingga saat ini,” sambungnya.  

Di pemasaran ini, Agus juga membentuk tim khusus yang secara berkesinambungan selalu berinovasi dan membuat ide-ide kreatif guna mengembangkan Kumala Laundry lebih baik lagi.

“Kumala Laundry juga didukung dari segi penyetok bahan baku dari perusahaan saudara yaitu Axa Arthavest Indonesia yang secara khusus memproduksi seluruh keperluan bahan baku Kumala Laundry, yang sudah mengantongi izin produksi dari instansi yang berwajib,” terangnya.

Kendala lainnya kata Agus, dari segi perluasan waralaba ke luar daerah selain Kalimantan. “Peminat investor dari luar Kalimantan terbilang cukup banyak, namun belum bisa terealisasi karena masih ada beberapa hal yang masih kami pertimbangkan. Namun kami berusaha agar hal ini bisa dapat direalisasikan sesegera mungkin,” bebernya.

Hambatan dalam mengelola usaha laundry menurut Agus lebih kepada memenuhi ekspektasi pelanggan. “Kita selalu berusaha terbaik namun tentu masih ada saja hal-hal yang kurang di mata pelanggan, karena itu kita terus-menerus belajar dalam memberikan pelayanan terbaik dan berusaha memberikan apa yang diinginkan oleh pelanggan,” jelasnya.

Adapun faktor pendukung usaha, ujarnya, keinginan kuat untuk terus berkembang. Itu itu Kumala Laundry sering mengikuti event-event baik di Banjarmasin maupun luar kota dan bergabung dengan Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI) serta komunitas bisnis serupa.

Sebelumnya, Agus pernah mencoba usaha di bidang F&B, namun ternyata memang belum rezekinya disana. “Mungkin masih kurang pengalaman dan pengetahuan, tapi kedepannya nanti tidak menutup kemungkinan untuk mencoba kembali sambil mempelajarinya lebih lagi,” katanya.

Hingga kini, Kumala Laundry sudah berkembang di berbagai kota besar yang tersebar di 3 provinsi yaitu di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. “Sekitar 70 gerai yang sudah kita buka. Kumala Laundry saat ini sudah tersedia di Banjarmasin, Banjarbaru, Palangkaraya, Balikpapan dan Samarinda,” jelas Agus.

Dari usaha ini, Agus pun mendapatkan income yang sangat menggiurkan. “Untuk omset bulanan seluruh gerai berkisar antara Rp 900 juta – Rp 1 M dengan jumlah transaksi hingga 30.000 pelanggan dalam sebulan,” ungkapnya.

Kumala Laundry menawarkan jasa laundry kiloan, satuan dan karpet dengan rate biaya mulai dari Rp 7000/kg. Keunggulan Kumala Laundry adalah karena menggunakan 1 mesin 1 pelanggan dan sistem operasional yang dijalankan dengan prosedur yang telah ditentukan sehingga mendapatkan kualitas pengerjaan dan hasil yang maksimal.

Tawarkan Harga New Normal di Masa Pandemi

Sebagaimana pebisnis lainnya, usaha laundry Agus pun mengalami penurunan bahkan sampai berdarah-darah. Pada bulan maret 2020, pada saat awal pandemi usahanya mulai merasakan penurunan, diliat dari segi omset tentunya. Puncaknya dari bulan April hingga akhir tahun 2020.

“Saat itu kami menjalankan usaha ini bisa dibilang berdarah-darah karena omset hilang lebih dari setengah dari omset normal. Namun saat itu, kami tidak menyerah dan mengusahakan agar tidak ada outlet/gerai yang tutup walaupun hanya dengan pendapatan yang sangat minim,” jelasnya.

Omset bisnisnya saat pandemi hanyalah 50% dari omset normal, sehingga mau tidak mau kami saat itu mengambil kebijakan untuk merumahkan sebagian besar karyawan dan membatasi jam kerja yang tentu hal ini adalah keputusan yang sangat berat. “Karena pendapatan yang begitu sedikit dan ada beban operasional lainnya yang juga harus dikeluarkan saat itu,” katanya.

Saat pandemi Agus pun mulai melakukan berbagai upaya mulai memberlakukan harga new normal yang tentunya jauh lebih ekonomis dibanding harga regular pada kondisi normal agar pelanggan kembali melaundrydi Kumala Laundry.

“Karena kita semua tahu, efek pandemi juga mengakibatkan banyak karyawan yang di PHK dan bisnis lain pun juga sedang terpuruk. Selain itu kami juga menggencarkan layanan antar-jemput serta promo-promo lainnya agar tetap bisa bertahan,” tuturnya.

Tantangan saat pandemi. Kata dia ada pada masalah kebersihan dan kehiegenisan gerai yang berperan penting dalam kepercayaan pelanggan. “Kami mulai berbenah khususnya dari segi sterilisasi tempat, semua karyawan yang wajib mengikuti protokol kesehatan dan menerapkan jam operasional yang telah ditentukan oleh pemerintah,” jelasnya.

Disamping itu, Kumala Laundry sudah membangun kepercayaan dengan konsumen dari sebelum pandemi, banyak pelanggan yang memang sedari awal adalah pelanggan setia Kumala Laundry. Jadi pelanggan-pelanggan tersebut banyak kita tawarkan layanan antar jemput sehingga mereka tetap dirumah aja.

“Selain itu kami juga terus menerus memberikan info diskon-diskon khusus dan harga sepesial dengan cara sms maupun whatsapp blast ke no hp pelanggan yang sudah tersimpan di sistem kasir Kumala Laundry,” bebernya.

Investasi awal untuk waralaba Kumala Laundry yaitu Rp 167 juta (belum termasuk sewa tempat). “Untuk pertanyaan kapan balik modal kami tidak bisa menjawab dengan pasti karena tergantung lokasi dan perkembangan omset yang bervariasi,” katanya.  

“Namun ada gerai Kumala Laundry yang balik modal dalam 12 bulan, akan tetapi ada juga balik modal dalam 36 bulan. Kembali lagi, semua tergantung rezeki masing-masing dan tidak ada bisnis yang tidak memiliki resiko,” sambungnya.

Rencana Kumala Laundry berencana mengembangkan bisnis lebih ke area Kalimantan Timur, karena prospek dan perkembangan disana lebih pesat dibanding provinsi lainnya di Kalimantan. “Segera kami akan grand opening Kumala Laundry Karpet di kota Balikpapan. Kemudian, kami juga berencana mengembangkan Kumala Laundry selain di pulau Kalimantan seperti di pulau Jawa, Sulawesi dan daerah lainnya di Indonesia,” katanya.

Suka duka Agus dalam bisnis laundry tentu beragam, adakalanya senang karena ia bisa membangun relasi di berbagai daerah dengan berbagai pengalaman,pengetahuan, serta budaya baru. “Namun juga persaingan di berbagai daerah memiliki tingkat kesulitannya masing-masing karena kami harus mengenalkan lagi brand Kumala jika di daerah baru yang tentu asing dengan nama Kumala Laundry,” jelasnya.

Saya senang menjalankan sistem marketing yang berkesinambungan. Karena hasil akhir terbaik adalah akibat dari proses marketing yang terkonsep dengan baik. Tips dari saya yaitu teruslah beradaptasi dengan perubahan dunia karena tidak ada yang kekal di dunia ini terkecuali perubahan itu sendiri,” pungkasnya.

Zaziri