
Pengelola jaringan resto waralaba CFC Indonesia, PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP), berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip Senin (19/5/2025), pada kuartal I 2025 mencatat kinerja yang solid. Pendapatan usaha bersih perseroan naik sebesar 13,29% (yoy) menjadi Rp169,16 miliar dari posisi Rp149,31 miliar pada kuartal I/2024.
Kenaikan top line itu utamanya ditopang oleh kenaikan pendapatan CFC sebesar 13,76% yoy menjadi Rp156 miliar. Selanjutnya, Sapo Oriental mencetak kenaikan pendapatan paling tinggi sebesar 27,64% yoy menjadi Rp6,51 miliar.
Sementara pendapatan Cal Donat tumbuh 2,51% yoy menjadi Rp2,45 miliar. Pendapatan Sugakiya terkoreksi 5,88% yoy menjadi Rp3,84 mililar. dan pendapatan dari royalti franchise fee turun 45,29% yoy menjadi Rp327,82 juta.
Beban pokok penjualan ikut naik 15,32% yoy menjadi Rp66,6 miliar dari sebelumnya Rp57,75 miliar. Namun demikian, laba bruto mampu dikerek 12,01% yoy menjadi Rp102,55 miliar dari sebelumnya Rp91,55 miliar.
Perseroan pun berbalik laba sebesar Rp669,61 miliar pada kuartal I/2025 dari posisi rugi yang sebesar Rp3,33 triliun pada kuartal I/2024. Dari sisi aset, total aset meningkat 6,39% sejak awal tahun (ytd) menjadi Rp365,25 miliar. Di dalamnya terdapat liabilitas Rp196,76 miliar dan ekuitas Rp168,48 miliar.
Dengan kinerja yang solid, CFC seperti dikatakan Wakil Direktur Utama PTSP Edi Triyento, pada tahun ini berencana akan membuka 30 gerai baru dengan mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp30 miliar, dengan estimasi dana yang dibutuhkan untuk membangun satu gerai yakni sebesar Rp1 miliar.
Edi menambahkan, untuk pembukaan gerai baru tahun ini, perseroan masih menerapkan prinsip kehati-hatian dalam setiap pemilihan lokasi gerai, seperti yang dilakukan pada 2024 lalu.
“Seperti yang diketahui, CFC ada di rest area, rumah sakit dan di mana-mana. Karena setiap titik itu ada analisa dari jumlah potensi konsumen, dilihat dari penyebaran store kita di mana titik yang masih kosong, itu yang kita prioritaskan,” ujar Edi.
Penambahan 30 gerai, lanjut Edi, diproyeksikan mampu mendorong kinerja perseroan sebesar 10 hingga 12 persen pada 2025.
Edi optimis ditengah tantangan industri makanan dan minuman, berbekal pengalaman lebih dari 40 tahun perseroan tetap bisa bersaing.