Sukron, Owner Ranisa Fried Chicken; Berawal dari Salah Lokasi

Sukron, Owner Ranisa Fried Chicken

Di lokasi pertama usaha Ranisa di daerah Otista Jakarta Timur,  Sukron, owner Ranisa Fried Chicken merasa perjalanan usahanya cukup berat dan penuh tantangan. Waktu itu kata Sukron, dalam sehari ayam goreng olahannya pernah hanya terjual tak lebih dari empat ekor.

Sebelumnya, pria asli Betawi ini sudah berjualan ayam goreng dengan merek Otista karena berada di wilayah tersebut. Hanya berusia dua bulan, ia akhirnya mengganti nama brandnya menjadi Ranisa yang merupakan gabungan dari dua nama putrinya. “Atas saran istri, saya beri nama usaha ini Ranisa yang gabungan antara Raisa dan Annisa,” ujar Sukron.

Ada cerita menarik dari perjuangan Sukron membesarkan brand Ranisa. Sukron menyewa sebuah kios yang ditawarkan dengan harga sewa setahun Rp.20 juta. Sadar kemampuan finansialnya belum mencukupi, Sukron mengambil risiko dengan menjanjikan akan melunasi sisa sewanya di bulan ke-empat dengan durasi sewa selama enam bulan pertama.

“Kita datangi, nego-nego minta 6 bulan dulu saya yakinkan dan pastikan bahkan kurang dari 6 bulan sudah saya lunasi di bulan keempat. Bahkan kalau 4 bulan tidak bisa bayar, sisa 2 bulannya tidak apa –apa hangus. Di situlah jiwa pengusaha saya mulai keluar,” kenang Syukron.
Ternyata, empat bulan berjalan Ranisa sukses dan akhirnya bisa lunasi untuk masa sewa setahun ke depan.

Di bulan ketujuh barulah mulai muncul masalah. Sukron bercerita penjualannya tiba-tiba drop hingga hanya tiga sampai empat ekor saja per hari. Padahal sebelumnya selalu aman di titik delapan sampai 10 ekor sehingga dengan penjualan yang stabil tersebut ia bisa melunasi sisa sewa kiosnya.

“Percaya tidak percaya, setelah dapat cerita dari warga sekitar ternyata kios yang saya tempati itu ternyata dulunya merupakan bekas sumur yang pernah ada orang gantung diri di sana,” kenang Sukron.

Sukron sempat tidak meyakini unsur mistis dalam usahanya tersebut. Namun cerita dari karyawannya yang pernah mengalami kejadian dipindahkan tidur dari kamar kios namun saat bangun ada di dapur, juga cerita isteri dan salah satu anaknya yang pada malam Idul Fitri sempat berada di kios tersebut melihat sosok tak normal akhirnya membuat Sukron memutuskan untuk pindah lokasi kios.

Lucunya, kios baru Sukron hanya berjarak 15 meter dari kios pertama dan masih satu deretan. Dengan kondisi kios yang kumuh dan kotor, harga sewa di kios kedua tersebut hanya Rp.10 juta per tahun.

“Ajaibnya, di kios kedua ini penjualan saya meningkat drastis. Dengan lokasi yang masih sama dengan sebelumnya, pasar yang juga sama dan produk juga tidak berubah, penjualan Sukron rata-rata sehari 30 ekor bahkan pernah sampai 90 ekor per hari,” imbuhnya.

Dari kios kedua tersebut juga akhirnya nama Ranisa mulai mendapat atensi dari pasar sehingga mulai bermunculan permintaan bermitra dengan Ranisa, yang sebelumnya tidak pernah Sukron bayangkan.

Tercatat sampai saat ini jaringan gerai Ranisa Fried Chicken berjumlah 300 mitra yang tersebar di Jabodetabek, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten. Bahkan untuk di Jateng, Jatim dan Banten merupakan mitra spesial karena hasil kerjasama antara Ranisa dengan komunitas Pekerja Migran Indonesia (PMI) Hong Kong, Macau dan Taiwan.

Sempat beredar pula bahwa kios kedua Ranisa tersebut dulunya merupakan rumah habib yang pas bagian kamar tempat habib zikir dan wirid sehingga ada keberkahan di dalamnya.

“Namun terlepas dari itu semua, saya melihat kios yang kedua ini tidak ada undakan sehingga memudahkan orang untuk beli tanpa harus turun dari motor dan berdampak pada penjualan,” kata Sukron seraya tertawa.