Target Milestones

Target Milestones

Banyak pengusaha yang tidak suka angka. Mungkin mereka trauma dengan pelajaran Akuntansi semasa SMA (sekarang SMU). Pelajaran mengenai “debet” dan “kredit” yang bikin pusing dan membingungkan menyebabkan tidak sedikit pengusaha yang kurang mau berdiskusi mendalam soal angka.

Selain pelajaran Akuntansi mungkin pelajaran Statistik semasa kuliah turut berperan dalam menjauhkan minat para pengusaha pada diskusi mengenai angka-angka. Pada umumnya para pengusaha ini meminta informasi hasil akhir saja: “Profitnya berapa.

Milestone Keuangan

Ada pakar yang menggunakan istilah “milestone keuangan” untuk angka-angka yang wajib dipahami oleh setiap pengusaha, termasuk para pewaralaba dan terwaralaba.

Para pengusaha boleh saja tidak paham detail proses pembukuan dan akuntansi. Tapi memahami laporan keuangan dan kemampuan mengidentifikasi angka-angka milestone ini wajib dikuasai oleh para pebinsis tahap pemula maupun yang sudah berhasil.

Break Even Point (BEP)

Dalam dunia waralaba, istilah BEP seringkali dikaitkan dengan “balik modal”. Sesungguhnya tidak demikian. Sejatinya, BEP adalah titik impas yang berarti biaya operasional tercukupi oleh laba kotor.

BEP seringkali dikaitkan dengan target penjualan. Yang harus diperhatikan di sini Anda tidak boleh berhenti pada nilai penjualan, melainkan laba kotor. Faktor diskon promosi akan mempengaruhi nilai laba kotor. Target penjualan saat ada program diskon promosi harus dinaikkan.

BEP masih memiliki beberapa varian. BEP dari sisi arus kas, atau pembukuan, atau akuntansi, atau perpajakan. Dalam konteks pembukuan, ada unsur depresiasi dan amortisasi yang menjadi unsur biaya operasional tapi angka-angka tersebut tidak benar-benar dikeluarkan dari sisi arus kas.

Membahas BEP seringkali menyangkut berapa bulan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai BEP tersebut. Ada bisnis yang memerlukan waktu beberapa bulan untuk mencapai taget BEP dari sisi arus kas. Berarti sebelum mencapai BEP terjadi arus kas negatif. Jadi ada sejumlah dana cadangan tunai yang harus disiapkan sesuai dengan resiko arus kas negatif selama beberapa bulan itu. Jangan sampai terwaralaba tidak memahami adanya keperluan ini.

Balik Modal dengan EBITDA

BEP arus kas adalah milestone pertama. Balik modal dengan EBITDA adalah milestone kedua. Sebelum mengidentifikasi target penjualan untuk keperluan balik modal, perlu dirumuskan dulu berapa lama jangka waktu yang bisa diterima oleh investor, dalam hal ini terwaralaba.

Biasanya bisnis waralaba, termasuk beban biaya awal waralaba dan royaltinya, dirancang untuk balik modal dengan EBITDA paling lambat 36 bulan, dan untuk menjadi penawaran waralaba yang menarik perlu diusahakan untuk memiliki konsep dan model waralaba yang mendukung upaya balik modal 24 bulan. Perlu diperhatikan, bahwa target waktu ini harus menggunakan nilai penjualan yang secara historis memang pernah dan cukup mudah diraih. Artinya, kalau kinerjanya lebih baik dari target ini, maka terwaralaba akan menikmati balik modal lebih cepat.

Yang dimaksud dengan EBITDA (Earning Before Interest, Tax, Depreciation & Amortization) adalah net profit sebelum ada pembebanan depresiasi dan amortisasi, juga sebelum ada pembebanan pajak penghasilan tahunan maupun bunga pinjaman.

Mengawali tahun 2014 ini, cobalah untuk menggali jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini. Berapa target penjualan (dan target laba kotor) untuk BEP arus kas bisnis waralaba Anda? Berapa target penjualan (dan target laba kotor) untuk balik modal dengan EBITDA selama 36 bulan? Berapa target penjualan (dan target laba kotor) untuk balik modal dengan EBITDA selama 24 bulan? Jawaban Anda adalah target milestones Anda.

Utomo Njoto

Senior Franchise Consultant dari FT Consulting

Website: www.consultft.com

Email : utomo@consultft.com