

Pandemi memang membuat hampir semua aktivitas bisnis lumpuh, tidak terkecuali sektor bisnis franchise. Meski demikian, ada saja pemain bisnis yang mampu mengatasinya walaupun harus perlahan-lahan untuk bangkit.
Seperti pemain bisnis yang satu ini. Adalah Ayam Dadar Bandung (ADB) yang harus menutup beberapa outlet. Karena gelombang kepanikan dan kekhawatiran yang tinggi. “Namun kami optimis karena banyak juga yang berusaha survive,” kata Roni Hermawan, Head of Office Ayam Dadar Bandung.
Selain itu, kata dia, animo masyarakat tetap bagus terhadap ADB sehingga selama pandemi ada belasan outlet baru juga yang buka.
Menurut dia, sejatinya pandemi datang untuk menguji sejauh mana ketahanan suatu bisnis melewati ujian ini. “Kami pun berfikir optimis bahwa pandemi itu suatu peluang,” ujarnya.
Peter mengungkapkan, cara ADB mensiasati pandemi ini dengan strategi memperkuat tiga faktor antara lain, pertama memiliki produk khas yang tidak dimiliki oleh konpetiti. Kedua, varian produk yang beraneka ragam dan inovasi yang terus menerus. Ketiga, penerapan harga produk yang kompetitif serta promo-promo yang menyertainya.
Karena itu, begitu pandemi datang, kata dia lagi, ADB mensikapinya dengan tenang sambik menganalisa perubahan kebiasaan dan gaya hidup masyarakat terlebih dahulu. “Untuk kebijakan tentu ada beberapa kebijakan yang kami terapkan baik di pusat maupun di outlet mitra cabang,” bebernya.
Untuk mendongkrak omset yang sempat terpuruk selama pandemi, ADB juga mengeluarkan beberapa paket makan ditempat diantaranya: paket makan darurat, lapar harga 7 ribu saja.
“Dari sisi produk juga kami memberikan food experience dengan me-launching ayam chillichiz yaitu ayam crispy berbalut saus keju pedas. Kontrol terhadap produk terus ditingkatkan pula. Secara marketing, kami memberikan bonus neon box dua sisi agar lebih mudah terlihat,” beber Roni.
Roni berharap kondisi pandemi segera berubah menjadi Endemi, semua kembali normal. “Target memperluas jaringan kemitraan dan memberikan lapangan pekerjaan karena animo masyarakat terhadap ADB pun sudah mulai terlihat,” jelasnya.
Ayam Badar Bandung sendiri berdiri pertama kali tahun 2013 di bawah PT. GSM. Pertamakali dipasarkan dalam bentuk frozenfood pada tahun 2014 dan hanya melayani pasar lokal. “Nama Ayam Dadar Bandung sendiri diambil dari produk utama kami yaitu Ayam Dadar,” kata Roni.
Karena permintaan yang tinggi dari luar Bandung, maka ADB mulai menawarkan kemitraan sejak Mei 2015. Gerai ADB pertama adalah gerobak yang berjualan setiap minggu di BRIGIF cimahi bandung.
Sejak 2015 hingga sekarang, kata Roni, sudah lebih dari 100 mitra yang bergabung. “Rata-rata omset kami bisa sampai 50 juta per-bulan tergantung performa tiap outlet, dengan margin mulai dari 40% hingga 50% dari penjualan tentunya menjadi peluang yang menggiurkan bagi calon mitra,” katanya.
ADB sudah mulai memiliki tempat tersendiri di mata masyarakat, baik secara produk yang memberikan pengalaman cita rasa yang unik dan enak ataupun sebagai peluang yang sudah membuktikan banyak mitra yang tumbuh dan sukses.
Saat ini ADB hanya menawarkan paket kemitraan tipe resto, mulai mini resto hingga grand resto dengan modal awal mulai dari 35 jutaan dengan fasilitas bahan baku awal, perlengkapan resto, desain hingga branding dengan potensi balik modal yang singkat mulai dari 3 bulan bahkan ada yang kurang dari itu.
ADB kini tidak menerapkan Royalty Fee, kendati demikian manajemen memberikan arahan agar alokasi Royalty Fee digunakan untuk promosi gerainya secara mandiri.
Secara peluang, ujar Roni, ADB memiliki diferensiasi produk original yang ditawarkan hanya ada di perusahaannya. “Produk ini sudah teruji sejak 2013 hingga sekarang dengan permintaan yang terus meningkat,” terangnya.
“Dari diferensiasi ini menjadikan ADB memiliki daya saing yang tinggi diantara ketatnya persaingan. Produk unggulan kami ini dapat disajikan dengan berbagai menu umum yang menjadikannya unik, seperti Burger ADB, kebab ADB, dll,” sambungnya.
Dengan keunikan-keunikan yang dimiliki, banyak yang awalnya penasaran hingga jatuh cinta pada Ayam Dadar Bandung hingga sekarang banyak pelanggan setia dari berbagai kalangan dari berbagai kota. Harga jual menu lengkap dengan minuman bisa dinikmati mulai harga tidak lebih dari 20 ribu rupiah, tentunya sangat menarik bagi berbagai kalangan.
Selain itu, kata Roni, ADB juga memiliki inovasi varian produk lain guna lebih meningkatkan daya saing, antara lain: Ayam crispy dengan resep western original, Ayam geprek, varian minuman serta produk baru yaitu ChilliChiz yang mulai banyak disukai.
“Kami memasarkan ADB melalui media sosial, marketplace dan secara offline, namun banyak juga mitra yang bergabung dari yang awalnya pelanggan. Para pelanggan yang tertarik bergabung karena kecocokan rasa produk dan harga jual,” pungkasnya. (ZR)