Franchise, Kendaraan Menuju Entrepreneur Sukses

Saat ini, semangat untuk menjadi entrepreneur atau pindah kuadran menjadi seorang pengusaha begitu besar. Tengok saja, berbagai seminar tentang kewirausahaan telah banyak digelar, pesertanya pun tidak pernah sepi. Berbagai  institusi pendidikan juga ini semakin giat menerapkan kurikulum kewirausahaan dalam mata pelajarannya.

Bahkan tidak hanya itu, saat ini juga berbagai lembaga dan perusahaan tengah gemar menerapkan nilai-nilai entrepreneurship kepada baik untuk karyawan maupaun program sosialnya. Tidak aneh, jika kini banyak kita temui istilah preneur dalam setiap kegiatannya. Ada istilah intrapreneur, social entrepreneur, Technopreneur, bahkan Beuatypreneur. Maka janganlah heran, jika banyak media yang mengupas tentang entrepreneur, bahkan banyak media-media baru yang khusus menyajikan berita tantang entrepreneur meskipun diulas dari sisi yang lain.

Bila demikian, menumbuhkan jiwa entrepreneurship tentu saja bukan sesuatu yang tidak urgent. Akan tetapi sudah menjadi semacam kewajiban jika bangsa ini ingin maju. Pasalnya, menurut para tokoh bangsa, khususnya mereka yang melihat dari kaca mata ekonomi. Keterpurukan bangsa ini karena kurangnya jumlah entrepreneur di Indonesia.

Sebagai gambaran menurut Erick Thohir, Menteri BUMN RI saat jumlah entrepreneur di Singapura sudah mencapai 8,76% dari jumlah penduduknya. Negara-negara maju lainnya sudah mencapai 14% sampai dengan 15% dari jumlah penduduknya. “Sedangkan, jumlah wirausahawan Indonesia masih 3,47% dari jumlah penduduk,” ujar Erick.

Sementara itu kata Anang Sukandar, ketua kehormatan AFI (Asosiasi Franchise Indonesia), Indonesia yang memiliki penduduk lebih dari 200 juta orang ini normalnya membutuhkan sekitar 5% tenaga entreperenur. “Jadi masih sangat perlu ditingkatkan jumlah entrepeneurnya,” tandasnya.

Baca juga Kenapa Harus Franchise?

Lalu apa hubungannya dengan franchise? Kata Anang, sebagai sebuah konsep bisnis, franchise bisa dijadikan kendaraan untuk menumbuhkan para entrepreneur baru. Sebab, dengan franchise lah para calon pengusaha baik yang masih menjadi karyawan, ataupun yang belum menekuni bidang apapun bisa menjadi pengusaha baru dengan menjadi franchisee.

Di bawah bimbingan dan support franchisor para franchisee baru akan ditraining dan diajarkan praktiknya langsung menjadi pengusaha yang sudah jelas arah dan konsepnya.

Dengan demikian, franchise bisa memangkas proses trial and error untuk menjadi pengusaha sukses. Karena semua pengalaman dan proses jatuh bangun yang telah dilalui franchisor telah dituangkan dalam buku manual atau SOP-nya franchisor. Sehingga franchisee tinggal menduplikasi sistem yang sudah terbukti proven dan sukses diterapkan di segala wilayah, tempat beroperasinya sebuah usaha.  

Belakangan ini, terdapat lonjakan minat yang begitu tinggi dari para karyawan yang ingin bertransformasi menjadi pengusaha. Mereka berpikir, daripada susah-susah menbangun bisnis dari nol, lebih mudah mengambil waralaba yang telah teruji sistem dan konsep bisnisnya. Pemikiran seperti ini menurut Anang, tidak salah, karena memang dunia karyawan hanya menjanjikan kesempatan suskes yang terbatas, sementara tidak semua orang siap untuk terjun membangun bisnis dari nol, karena franchise memang memiliki keunggulan dan keistimewaan.