Bisnis Waralaba untuk Ibu Rumah Tangga

Bisnis Waralaba untuk Ibu Rumah Tangga

Melakukan pemasaran bisnis secara waralaba (franchising) saat ini sudah mendunia. Lagi pula, di mata para pebisnis, dengan cara ini penguasaan pasar (market share) dapat dengan cepat dicapai tanpa modal sendiri dan tanpa melanggar undang-undang monopoli, yang pada umumnya ada disetiap negara dengan dalil yang sama.

Kenapa sistem franchise sangat diminati? Karena franchising mirip jalan pintas untuk dapat sukses berusaha (walaupun tidak 100% halnya). Franchise adalah duplikasi usaha yang sudah sukses, untuk dapat dijalankan oleh orang lain. Dengan demikian, bila memilih untuk menjalankan bisnis secara franchising, kemungkinan sukses akan jauh lebih besar dibandingkan dengan menjalankan usaha secara “sendirian”, asalkan mengikuti aturan main dari Franchisor yang telah terbukti sukses dalam menjalankan bisnisnya (menjalankan bisnis sesuai pengalaman sukses Franchisor).

Dalam merebaknya sistem pemasaran ini (franchising), banyak terjadi salah tanggap di masyarakat. Persepsi yang banyak terjadi adalah dengan menjalankan bisnis secara franchising, maka dijamin untung, atau sebagai sarana investasi dalam kaitannya sebagai pendapatan sampingan.

Ini persepsi yang salah. Menjalankan bisnis secara franchising adalah sama halnya dengan menjalankan bisnis seperti pada umumnya. Perlu konsentrasi, perlu analisa, perlu perhatian dan kerja keras, perlu tindakan, atau singkatnya, perlu waktu.

Hanya bedanya dengan menjalankan bisnis tanpa sistem franchise, kita mendapat pelatihan, buku panduan kerja, bimbingan dan saran, kemudahan-kemudahan dalam pelaksanaan operasi, bantuan pemasaran, merk/ brand yang citranya selalu ditingkatkan, dan lain-lain, yang mana hal tersebut didapatkan dari pemain bisnis yang sudah ahli dalam bidangnya dan terbukti sudah untung.

Sesuai dengan topik kali ini, banyak juga ibu rumah tangga yang kemudian berpikir, bahwa dengan mengambil bisnis dengan sistem franchise, dapat menghasilkan penghasilan tambahan sambil “killing time”.atau mengisi waktu luang. Seperti telah disebutkan diatas, ini bukan persepsi yang tepat. Anda membutuhkan strategi, disiplin dan pengaturan waktu yang khusus.

Bila Anda sudah begitu sibuk mengurus rumah tangga sehingga sulit memiliki waktu khusus untuk hal lain, maka penghasilan tambahan yang Anda idamkan sebaiknya dimintakan kepada suami Anda saja atas dasar prestasi gemilang Anda dalam mengatur rumah tangga. Tapi bila Anda memang mempunyai “luxury” waktu, sebaiknya Anda sesuaikan dulu bisnis model dari bisnis yang akan Anda ambil dengan aktifitas Anda

Yang dimaksudkan dengan bisnis model disini adalah cara mengoperasikan bisnis termasuk cara pemasarannya, bentuk organisasinya dan bentuk investasinya. Sebagai ilustrasi, Anda adalah tipe orang yang lebih suka berada dirumah tapi ingin punya penghasilan. Setelah Anda selesai menata kerajaan Anda serta pemenuhan kebutuhan anggota keluarga telah tercukupi, Anda masih memiliki banyak waktu luang.

Maka kira-kira potensi yang Anda miliki adalah tempat berusaha di rumah/ dekat rumah, jumlah hari kerja hampir tidak terbatas, tapi jam kerja tidak setiap saat. Bisnis yang Anda dapat pilih adalah jenis usaha dengan bisnis model yang dapat dilaksanakan seperti potensi yang Anda miliki tersebutlah yang mungkin “mampu” Anda jalankan, karena sesuai dengan keleluasaan waktu Anda.

Misalnya sebagai tempat penerimaan dan pengambilan (pick-up point) dari sebuah bisnis laundry, dimana dalam bisnis laundry tersebut Anda menjadi Franchisee dengan bisnis model pick-up point. Pelanggan akan menitipkan pakaian kotor mereka untuk kemudian mengambilnya kembali setelah waktu yang ditentukan. Pakaian kotor akan dijemput oleh Franchisor dan setelah bersih akan diantar kembali ketempat Anda sesuai ketentuan usaha mereka.

Anda hanya memerlukan sebuah papan nama atas merk/ brand perusahaan laundry milik Franchisor, meja penerimaan, sedikit ruang tunggu, ruang simpan barang kotor dan ruang simpan barang bersih. Investasi Anda hanya tempat untuk gantungan baju dan meja penerimaan. Mungkin Anda perlu tambahan tenaga kerja tetap untuk membantu Anda mencatat, menerima dan menyerahkan pakaian-pakaian yang keluar masuk.

Dalam franchising, Anda harus mendapat pelatihan dahulu (dan pelatihan lanjutan bila diperlukan) dari Franchisor guna dapat menjalankan bisnis tersebut dan juga mungkin dilatih untuk dapat melatih karyawan Anda sendiri.

Kenapa Anda perlu dilatih? Karena Anda harus tahu cara memasarkan lokasi bisnis Anda. Anda harus tahu cara memenuhi target jumlah konsumen. Anda harus tahu tata cara menghadapi konsumen, meningkatkan jumlah pelanggan, menangani masalah yang umum terjadi serta mengenal hal-hal unik dari pelanggan Anda.

Anda perlu menganalisa hasil pendapatan serta pengeluaran keuangan Anda. Anda perlu berdiskusi dengan Franchisor bila menemukan hal-hal yang diluar kebiasaan bisnis tersebut serta memperhatikan sarannya. Anda kerja, bukan “killing time”. Menakutkan? Sama sekali tidak bila aktifitas ini adalah hal yang Anda minati, apalagi Anda dibimbing atau “ditemani oleh seorang yang berpengalaman” yaitu Franchisor. Sekali lagi, bila jenis aktifitas ini sesuai dengan minat Anda, semua akan terasa sebagai tantangan, bukan masalah.

Tapi Anda harus memiliki “luxury” waktu untuk melaksanakan semua hal tersebut dan bisnis model yang Anda pilih sesuai dengan keleluasaan waktu Anda. Dalam franchising, Franchisor umumnya memerlukan persetujuan pasangan hidup (dan keluarga) dari setiap Franchisee-nya (baik laki-laki maupun wanita), karena dalam berbisnis yang dilaksanakan “sendiri”, salah satu kendala internal yang paling memusingkan adalah timbul dari pasangan hidup. Jadi, jangan lupa persetujuan dari pasangan Anda.

Selamat berbisnis.


Royandi Yunus, IFBM Consulting