
Bermula dari pesan antar, Iqbal menjadikan Burgerax menjadi pemain burger yang diperhitungkan di sektor bisnis kuliner. Bisnisnya terus tumbuh bergerak. Seperti apa kisahnya?
Bisnis yang satu ini tidak bisa diremehkan. Sebagaimana namanya, Burgerax perlahan lahan bisnisnya terus tumbuh begerak merambah ke berbagai daerah. Didirikan di Jogjakarta pada 26 September 2014, oleh Iqbal Herawan. Awalnya usaha ini bernama Burger Bergerak, dan hanya melayani penjualan pesan antar. Alasannya karena pendiri usaha ini kala itu mengalami keterbatasan modal.
“Waktu itu kita menggunakan sosial media dan Line@ untuk mempromosikan dan menjual prduk. Sehingga tiap kali ada pesanan masuk, maka kami masakkan dan kirim pesanannya. Sampai akhirnya punya modal untuk sewa lapak dan fokusnya berjualan di warung, maka namanya kami ganti menjadi Burgerax,” ujar Iqbal mengenang kisah awal mendirikan usahanya.
Lambat laun, kata dia, dengan izin Allah lalu maraknya sosial media, membuat Burgerax semakin dikenal dan akhirnya banyak tawaran dan ajakan kerjasama kemitraan hingga akhirnya sekitar tahun 2016 Burgerax bekerja sama dengan pihak lain dalam skema Business Opportunity.
Sambutannya cukup baik. Banyak mitra yang bergabung mengembangkan peluang bisnis Burgerax. Beberapa outlet baru pun didirikan di berbagai daearh. Hingga pada suatu Ketika muncul pandemi Covid19. Bisnisnya mengalami pukulan telak.
“Musibah Covid 19 adalah kondisi yang paling tidak mudah bagi kami. Saat itu penjualan drop. Puluhan Mitra memutuskan berhenti kemitraan, bahkan terkadang dalam satu hari bisa tidak ada penjualan sama sekali. Akhirnya kita mencoba merubah strategi dari berjualan offline menjadi online dengan memanfaatkan Ojek Online,” tutur Iqbal.
Strateginya cukup berhasil, omzet Burgerax perlahan-lahan meningkat hingga 3-4 x lipat dibanding sebelum Covid19. “Penjulan online sangat membantu penjualan kami. Melalui medsos kami juga mempromosikan berbagai kelebihan dan keunikan produk buatan kami yang tidak dimiliki pesaing,” ujar Iqbal.
Burgerax memang memiiki keunikan tersendiri. Semua bahan burger kita adalah patty. Sausnya buatan sendiri. Sehingga kualitas, harga dan rasa bisa terjaga. “Daging yang kami pakai semuanya berasal dari peternak lokal Jogja dan Jawa Tengah. Sehingga kami bisa menghasilkan patty dari daging yang baru disembelih, yang tentunya lebih segar dan juicy,” jelasnya.

Dengan demikian, produk Burgerax tidak kalah dibandingkan dengan daging Import. “Semua daging tersebut kami giling dan olah dengan alat produksi sendiri. Sehingga kebersihan dan kehalalannya bisa terjamin. Harga produk kami mulai dari 12 ribu, 15 ribu, 18 ribu, 25 ribu, hingga 45 ribu,” ujar Iqbal.
Saat ini, Burgerax memiliki 93 Outlet yang tersebar di pulau Jawa dan Kalimantan. Merek ini dikembangkan dengan pola peluang bisnis kemitraan. “Paket kemitraan kami mulai dari 15 Juta saja (Khusus Pulau Jawa), sudah all in termasuk booth, alat masak, bahan baku, promo Grand Opening, dan bahkan training tatap muka di Lokasi Mitra. Sehingga mitra hanya tinggal menduplikasikan saja dan Insyaallah bisnisnya bisa berjalan,” jelas Iqbal.
Lalu apa saja hambatan dan tantangan di bisnis ini? “Tentu saja tantangannya dan kendala ketika membangun usaha ini. Terutama ketika berhubungan dengan para pelanggan. Bagaimana cara mereka puas dengan kita itu tidak mudah. Butuh proses dan edukasi. Kedua, memuaskan para mitra bisnis agar penjualan mereka bagus. Itu jadi tantangan kita,” jawab Iqbal.
“Sehingga fokusnya adalah bagaimana cara agar mitra puas dengan penjualannya. Itu tantangan terbesar ditambah background tiap tiap mitra yang sudah pasti berbeda beda sehingga cara pandangnya pun terhadap bisnis berbeda. Tapi dengan komunikasi yang baik dan aktif, Alhamdulillah bisa terselesaikan,” sambungnya.
Tapi yang menjadi pendukung bisnis Burgerax adalah memiliki produk unggulan. “Membuat ribuan patty tiap harinya untuk memenuhi kebutuhan outlet-outlet kami menjadi sautu kegembiraan. Ini pula yang membuat kami merasa ada kekuatan, karena tanpa produk yang khas dan unik sulit untuk bisa bersaing. Kedua, SDM juga menjadi support utama bisnis kami. Tanpa SDM yang loyal sulit melakukan operasi. Itulah mengapa kami juga ingin membuat nyaman SDM kerja di sini, ada karier yang baik bila memiliki potensi menempati divisi tertentu,” beber Iqbal.
Menurutnya, peluang bisnis burger kedepannya akan cerah selama masih ada yang suka dengan burger. “Peluangnya sangat terbuka lebar, terlebih saat ini banya sekali bisnis burger lainnya. Sehingga itu membuat effort memperkenalkan apa itu burger yang notabene bukan makanan pokok masyarakat,” jelasnya.
Kedepannya Iqbal ingin membuka outlet sebanyak-banyaknya melalui jalur kemitraan. Ia juga akan membuat inovasi produk sehingga ada rasa dan menu baru di setiap tahunnya. Sementara promosi dan edukasi lewat medsos akan terus dilakukan, juga bekerja sama dengan lembaga lain untuk membersarkan bisnis franchise di Indonesia, khususnya peluang bisnis burger.
Bagi yang ingin terjun ke dunia usaha, Iqbal memberikan tips yang cukup sederhana. “Kuncinya doa, jujur dan tekun saja. Tiga hal itu kalau diamalkan Insya Allah kalau ada keinginan kuat akan ada jalannya bagi yang mau terjun ke dunia usaha menjalani pekerjaan yang mulia ini,” pungkasnya. (ZR)