Tips For Franchise Manager

Awalnya dari seorang sahabat / rekan kerja, meminta saya untuk menulis Topik ini, dimana saya sering sharing Topik ini kepada rekan-rekan sesama Franchisor & Franchisee di setiap kesempatan. Agar dapat memberikan masukan kepada para Franchise Manager untuk dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik lagi.

Pada kenyataannya posisi seorang Franchise Manager adalah salah satu Key Position di dalam perusahaan. Suka atau tidak suka, beban di pundak Anda sangatlah besar terutama dalam menjalankan kelangsungan hidup Franchise atau Brand Anda.

Ada beberapa perusahaan dimana posisi Franchise Manager masih di pegang oleh sang owner sendiri (jujur saja memang saat ini tidak mudah untuk mencari seorang Franchise Manager yang mempunyai kualifikasi). Tapi banyak juga yang sudah di percayakan kepada professional.

Sebagai seorang Franchise Manager, Anda adalah sebagai jembatan penghubung dalam menjalankan Visi dan Misi dari sisi Franchisor (Brand owner) kepada Franchisee (yang telah “percaya” terhadap Brand Anda). Memang tidak mudah tapi inilah awal dari semua tugas Anda.

Pertama, bagaimana Anda harus menyusun rencana kerja untuk mengembangkan unit usaha franchise dan tetap tumbuh setiap tahunnya.

Buatlah mapping dari ke-33 provinsi yang ada di Indonesia. Cari data market size dari setiap wilayah dan buatlah demografi sesuai dengan produk Anda. Paling tidak 1 single unit harus ada di setiap provinsi.

Buatlah skala prioritas, bisa dari mulai yang terdekat dengan kantor pusat Anda, atau dari yang paling mudah untuk penetrasi pasar atau yang paling mudah untuk mengawasi (baik dari segi biaya maupun support). Tidak perlu penetrasi jauh-jauh misalnya ke Manado atau Medan jika di wilayah Jakarta sendiri (seandainya anda berada di Jakarta) masih belum maksimal, apalagi sampai ke Luar Negeri.

Selanjutnya Anda bisa merambah ke Bogor, Bandung, Serang, Cirebon, Semarang dan seterusnya sampai ke timur Jawa. Buatlah target per bulan atau per 3 bulan atau per tahun, berapa banyak gerai yang akan di buka.

Kedua, jika target sudah di tangan, di dalam management harus berkomitment untuk mendukung rencana tersebut dalam bentuk support baik operational maupun back office disesuaikan dengan pertumbuhan tersebut. Salah satu contohnya, jika tahun 2013 target Anda buka 12 gerai, berapa banyak team accounting yang harus support atau berapa line produksi yang harus ditambah.

Anda yang pegang peranan dalam hal ini untuk memonitor support ini, jangan sampai, setelah anda buka gerai baru (franchisee baru), malah jadi blunder, support nya berantakan, franchisee kecewa, terdengar dimana-mana dan image brand Anda jadi kena getahnya.

Ketiga, kriteria pemilihan calon franchisee dan lokasi, ibaratnya mau jadi besanan, harus ada kriterianya, disesuaikan dengan kesepakatan dari team management.

Jangan salah pilih antara Franchisee dan Investor, ada yang punya banyak duit, tidak mau pusing, yang penting punya usaha, nanti suruh orang lain yang urus atau yang duitnya cukup tapi mau turun tangan sendiri, ikut urus dilapangan.

Saya lebih baik pilih yang banyak duit tapi HARUS ikut urus di dalam bisnis itu sendiri. Ibaratnya, Anda harus menitipkan anak Anda kepada sanak saudara sendiri, bukan kepada supir atau pembantunya.

Bimbingan dalam menentukan lokasi juga harus Anda arahkan dengan Baik dan Bijak, jangan hanya sekedar “kejar target”, lokasi nya kurang strategis atau anda sendiri juga masih ragu, malah anda berikan approval.

Jika gerai franchisee baru sudah berjalan, pastikan Anda TURUN LAPANGAN sendiri, secara berkala. Buatlah jadwal kunjungan anda ke setiap gerai (baik yang lama maupun yang baru). Come, Hear, See and Do something.

Pastikan dalam kunjungan kerja tersebut, mempunyai nilai dan hasil yang maksimal. Jangan hanya terpaku pada batasan waktu misalnya hanya boleh tinggal semalam saja tapi tidak menyelesaikan masalah disana. Oleh sebab itu sebelum kunjungan, harus ada planning dan objective / target yang akan di capai (dari masalah yang ditemukan sebelumnya di gerai tersebut).

Jadi begitu anda tiba di lokasi, sudah harus langsung terlibat dalam pemecahan masalah. Anda harus responsive terhadap segala bentuk kejadian, baik handling complaint dari franchisee tersebut terhadap perusahaan anda maupun segala sesuatu yang anda temukan disana yang tidak sesuai dengan SOP. Karena anda juga harus berlaku sebagai seorang Quality Assurance, memastikan semua SOP dilaksanakan dengan benar & baik oleh franchisee tersebut.

Yang terakhir, laporan kerja yang Anda buat haruslah seobyektif mungkin dengan persoalan yang ada. Harus terbuka terhadap complain maupun kritisasi dari Franchisee. Jangan alergi dengan kritikan. Tidak ada gunanya menutupi kekurangan diri kita sendiri karena cepat atau lambat pasti akan terlihat juga.

Ingat, dalam perjanjian awal, bahwa kita harus menjalankan komitmen tersebut. Kita harus selalu melakukan perbaikan dan perbaikan. Karena hal ini yang akan membuat perusahaan Anda semakin kuat & solid dan makin berkembang di kemudian hari. Semoga bermanfaat.

 Budi Tjahyadi

Praktisi dan Konsultan Bisnis