STANDARISASI SERVICE DI BISNIS KULINER

Bisnis kuliner adalah bisnis yang menarik dan selalu menjadi perhatian. Wilayah Indonesia yang demikian luas dan penduduknya yang sangat padat membuat bisnis kuliner banyak dilirik oleh para pebisnis karena potensinya yang sangat luar biasa. Bisnis kuliner boleh dikatakan seperti magnet yang memiliki daya tarik yang kuat bagi pelaku bisnis. Bisnis kuliner juga selalu menjanjikan keuntungan yang besar jika dikelola secara serius.

Berbicara tentang kunci sukses dalam bisnis kuliner, ada 2 (dua) hal yang harus  diperhatikan oleh semua pelaku bisnis, yaitu  ‘brand yang unik dan selalu berinovasi’ serta ‘standarisasi service’. Tanpa kedua hal tersebut maka bisnis kuliner tidak akan pernah bisa berkembang secara optimal.

Brand Yang Unik & Selalu Berinovasi

Agar calon customer terdorong untuk datang dan mau mencoba makanan yang Anda jual, maka sebuah brand harus terlihat ‘menarik’. Beberapa faktor yang bisa membuat sebuah brand kuliner menjadi menarik antara lain: interior yang unik, jenis makanan yang bikin penasaran, cara menyajikan makanan yang khas, dan masih banyak hal lainnya yang bisa dikembangkan menjadi sebuah keunikan. Selain unik, sebuah brand kuliner juga harus selalu berinovasi – baik  dari sisi jenis makanan maupun cara penyajian.

Standarisasi Service

Banyak hal yang harus distandarisasi agar bisnis kuliner bisa berkembang cepat dan memberikan hasil yang baik bagi pebisnis. Beberapa standard yang harus diperhatikan, antara lain: kualitas pelayanan, kebersihan, penampilan petugas, cara berkomunikasi kepada customer, kulitas dan rasa, dan aspek-aspek pendukung lain seperti suasana, musik dan masih banyak hal lainnya.

Berbicara tentang standarisasi service, tujuan akhirnya adalah demi kepuasan customer. Tanpa standarisasi maka pebisnis tidak akan pernah bisa memberikan pelayanan terbaik dan yang berkualitas kepada semua customer.

Ada sebuah cerita menarik yang saya ingin bagikan kepada Anda. Minggu yang lalu, saya makan di sebuah restaurant Jepang bersama keluarga. Saya memilih restaurant tersebut karena ramen yang dijual memiliki rasa yang enak dan suasana restaurant yang nyaman. Ini adalah ketiga kalinya saya bersama keluarga makan di restaurant tersebut.  Ketika datang pertama kali dan yang kedua, saya masih merasa puas.

Tetapi ketika kedatangan yang terakhir, saya benar-benar kecewa dan akhirnya memutuskan untuk tidak mau datang lagi ke restaurant tersebut. Ini cerita lengkapnya: Saat itu restaurant sedang sepi. Saya dan keluarga telah memesan makanan dan minuman dibantu oleh seorang petugas. Setelah menunggu kurang lebih 15 menit, makanan akhirnya diantar ke meja dengan cara penyajian yang membuat saya jadi kurang berminat untuk makan. Jari jempol petugas dengan kuku yang tidak bersih masuk ke dalam bagian dalam mangkok yang berisi ramen. Makanan yang disajikan juga tidak sesuai dengan pesanan saya.

Tentu saja saya bertanya mengapa makanan yang saya pesan salah dan petugas hanya menjawab ‘memang begitu’. Dan beberapa saat kemudian saya mendengar petugas tadi dan bagian dapur bersitegang mambahas pesanan saya. Saat itu ada pemilik/ manager yang sedang berada di restaurant (sedang sibuk membuat laporan dengan komputernya) tetapi pura-pura tidak tahu tentang komplain saya. Makanan saya tidak diganti dan tidak ada permintaan maaf dari pihak restaurant.

Banyak hal yang bisa dianalisa dari kejadian yang saya alami, yaitu bahwa petugas tidak dilatih secara baik untuk melayani customer; standard penampilan dan kebersihan petugas juga tidak pernah diperhatikan; cara pencatatan pesanan yang tidak standard sehingga menyebabkan komunikasi yang salah ke pihak dapur; pemilik/ manager yang tidak paham dalam menangani komplain; dan masih banyak lagi yang lain.

Dari kejadian tersebut di atas, saya dapat menyimpulkan bahwa restaurant tidak memiliki Standard Operating Procedures (SOP) yang baku atau mungkin sudah memiliki SOP tetapi tidak pernah disosialisasikan dengan baik kepada semua karyawan.

Baca Juga : Membangun Service Culture dalam Bisnis Anda

Jika pemilik restaurant di atas tidak segera bangkit dan melakukan perubahan, maka dapat dipastikan bahwa restaurant tersebut akan segera gulung tikar karena ditinggalkan oleh customer yang kecewa.

Pesan saya bagi para pebisnis, segeralah membuat SOP yang baik dan benar agar bisnis Anda bisa berjalan lebih baik dan mampu memberikan kepuasan kepada customer. Dengan demikian bisnis kuliner yang Anda kelola akan mampu berkompetisi di tengah persaingan yang semakin ketat.

Djoko Kurniawan
Senior Consultant of Business, Franchise & Service Qualiywww.djokokurniawan.com