Mengelola Franchise Academy dan Training Center/Academy

Mengelola sebuah lembaga pelatihan atau pendidikan  memerlukan filosofi yang mendalam. Hal ini diperlukan agar pemilik atau pengelola lembaga pelatihan tersebut tetap fokus dalam mengelola lembaga pelatihan tersebut dan tidak terombang-ambing dengan dinamika bisnis selama merintis dan  menjalankan lembaga pendidikan tersebut.

Dalam perjalanan saya sebagai konsultan Franchise, saya melihat beberapa klien kami yang bergerak dibidang pendidikan memiliki filosofi yang mantap dan diterapkan  selama menjalankan bisnisnya. Mereka tetap fokus pada bisnisnya serta menjiwai usahanya. Hasilnya luar biasa! Mereka tidak tergoda untuk, menjalankan bisnis lain, saat perlunya memperkuat bisnisnya.

Setidaknya, ada 6 hal yang perlu disiapkan untuk menjalankan pelatihan/pembelajaran:

(1). Kurikulumnya

(2). Materi pembelajarannya

(3). Metode pembelajarannya

(4). Sarananya

(5). Pengajarnya

(6). Pengukuran/ujiannya.

Tujuan pembelajaran dari sebuah akademi atau traning center bisa berorientasi kepada kepentingan dari objektif para pesertanya. Apakah tujuan pembelajaran itu agar para pesertanya “Good to Do” ataukah “Good to Know”. Untuk pelatihan yang mengharapkan para pesertanya menjadi terampil setelah menyelesaikan pelatihan tersebut, maka ukuran dari hasil pembelajarannya adalah “Para pesertanya dapat mengerjakan hasil pelatihan tersebut sesuai standar” inilah yang disebut “Good to Do”.

Tetapi jika pelatihan tersebut hanya sekedar memberikan wawasan/pemahaman kepada pesertanya, inilah yang disebut dengan “Good to Know”.

Untuk dapat memenuhi tujuan dari pembelajaran di atas, perlu juga direncanakan metode pembelajarannya. Saya membuat rancangan metode belajar dengan 4 dimensi, yaitu:

(1). Penyampaian materi satu arah: dimana siswa/peserta hanya mendengarkan pengajaran dari Mentornya.

(2). Pembelajaran dengan interaktif; dimana peserta melakukan respon secara aktif terhadap materi yang disampaikan oleh Mentornya.

(3). Pembelajaran dengan melakukan simulasi. Dimana dengan tidak merubah tempat belajar, para peserta melaksanakan proses yang diajarkan dalam bentuk dummy (bukan yang sesungguhnya).

(4). Pembelajaran dengan dilibatkan langsung pada pekerjaan yang sesungguhnya (on the job training).

Membentuk Franchise Academy atau training center pada prinsipnya memiliki dua target perserta: Pelaku Bisnis dan Profesional yang bekerja pada perusahaan tersebut. Dalam dunia bisnis mungkin dapat dibagi untuk target Entrepreneur dan Karir para profesional/pekerjanya.

Meski demikian, mengelola pelatihan atau training center harus memiliki 3 bidang pengelolaan yang umum, yaitu:

(1). Pengelolaan Kegiatan Pemasaran

(2). Pengelolaan Kegiatan Operasional

(3). dan Pengelolaan Kegiatan Administrasi/Keuangan.

Khusus untuk pembelajaran franchise, di Indonesia tidak memiliki sarana yang cukup. Sulit sekali mendapatkan fasilitas untuk mempelajari franchising. Baik untuk lembaganya maupun literaturnya.

Dari pengalaman kami sebagai konsultan franchise selama 20 tahun, tidak mudah mensosialisasikan pengertian franchising yang berstandar global. Untuk itu kami mendirikan Franchise Academy yang dimulai pada awal tahun 2015. Franchise Academy ini akan diduplikasi di berbagai daerah yang membutuhkan dengan konsep lisensi maupun bekerjasama dengan beberapa lembaga pendidikan yang sejalan dengan tujuan ini.

Semoga dengan munculnya lembaga Franchise Academy dan berbagai pelatihan untuk bisnis akan memberikan iklim yang progresif bagi bisnis Indonesia, baik untuk menghadapi persaingan pasar bebas di wilayah Indonesia, maupun ekspansi wilayah International.

Burang Riyadi

IFB Consulting