

Di dalam setiap kegiatan dan aktivitas masyarakat sering kita temui orang orang yang menjadi panutan, menjadi tempat bertanya, yang mengarahkan dan menggerakkan kegiatan-kegiatan di dalam masyarakat; baik itu kegiatan bisnis franchise, komunitas maupun kemasyaratan. Sering orang – orang ini begitu cekatan, hal ini dapat terlihat di saat-saat terjadi terjadi keadaan yang tidak diharapkan, seperti musibah bencana alam, banjir, kecelakaan.
Mereka yang memang sudah terlatih menjadi pemimpin, akan bergerak dengan lincah menggerakkan sekelompok orang untuk segera bergerak mencari solusi, tanpa perlu menunggu ada prosedur, ataupun pengarahan dari atasannya. Karakter mereka begitu kuat, mereka berani mengambil resiko yang terukur, keyakinan terhadap pekerjaan yang dilakukan membuat team yang dipimpinnya merasakan artinya memiliki pemimpin di sekitar mereka. Merekalah yang di sebut pemimpin berkarakter.
Pertanyaan yang menggelitik didalam hati tentunya adalah bagaimana menciptakan peran dan tipe pemimpin yang seperti ini dalam organisasi bisnis ? Apakah cukup hanya mengandalkan lulusan dari perguruan tinggi saja? Bagaimana kita sebagai seorang wirausaha bisa menemukannya? Yang Jelas, tipe seperti mereka lah yang dibutuhkan dari setiap organisasi bisnis, yakni sifat cekatan, cepat tanggap, tahan banting, dan kreatif.
Pemimpin yang memiliki karakter ini bukanlah hasil instant, tetapi ditempa dari proses pembelajaran yang bersifat terus menerus. Bagaimana organisasi bisnis dapat menciptakan pemimpin yang seperti ini?
Semua wirausaha atau pemilik franchise pasti sudah mengetahui bahwa sebagian waktu kita akan sangat banyak terserap dalam kegiatan strategik. Misalnya berpikir bagaimana membangun bisnis kedepan, bagaimana menciptakan produk-produk baru untuk memberikan kepuasan pelanggan, bagaimana menghadapi kompetitor, dan lain-lain.
Semua kegiatan itu pastinya menyerap energi dan waktu kita. Alhasil kitapun menjadi tidak mampu untuk terlibat langsung dalam kegiatan operasional yang sudah berjalan teratur di lapangan. Apalagi jika bisnis franchise kita sudah berjalan dengan lancar sehingga banyak outlet bertumbuh dan tersebar di beberapa kota. Nah, seiring dengan pertumbuhan ini, kita sebagai seorang wirausaha tentu membutuhkan orang lain sebagai wakil kita, ataupun manager ataupun supervisor. Dalam arti orang tersebut kita tunjuk untuk menggerakkan operasional sesuai dengan SOP yang sudah kita tentukan bersama.
Pertanyaannya, bagaimana kita dapat membangun pemimpin yang berkarakter di perusahaan kita?
Ada tujuh ciri pemimpin yang berkarakter yaitu :
- Jujur terhadap diri sendiri dan orang lain. Jujur terhadap kekuatan dan kelemahan diri dan usaha untuk memperbaikinya.
- Harus berempati terhadap bawahannya secara tulus.
- Bersikap transparan dan konsisten, sehingga team di bawahnya mengetahui persis apa yang boleh, apa yang tidak
- Memberikan rasa aman sehingga team di bawahnya berani untuk melemparkan gagasan atau masukan untuk perbaikan perusahaan
- Memilki disiplin diri sehingga dapat menjadi contoh bagi bawahannya
- Memiliki semangat, kemampuan berkomunikasi, percaya diri, inovatif sehingga menjadi inspirasi bagi bawahannya
- Memiliki kecerdasan, update terhadap bidang bisnis yang digeluti, mau tetap terus belajar, cermat dan tangguh sehingga mampu membukakan pikiran anak buahnya utk berpikir out of the box.
Agar dapat menciptakan pemimpin yang berkarakter, maka tentu saja budaya perusahaan menjadi issue yang terpenting. Untuk itu perlu dipikirkan seperti apakah budaya perusahaan yang ingin kita bentuk sehingga dapat mendorong kepemimpinan yang berkarakter.
Secara ringkas ada tiga karakteristik pemimpin yang berkarakter yaitu :
- Memimpin dengan keunggulan
Pemimpin yang dalam setiap tindakannya mengutamakan kualitas dan berusaha menjadi yang terbaik dan unggul. Setiap waktu yang terpakai dan aktivitas yang dilakukan memberikan manfaat sehingga tidak ada hal yang sia-sia. Dia memiliki tujuan yang jelas dan mampu melakukan evaluasi atas setiap kekurangan yang ada. Pemimpin ini bisa di ciptakan pada perusahaan yang mengutamakan budaya organisasi continuous improvement., yang merupakan transformasi dari konsep Kaizen, konsep yang memaksa kita untuk memperbaiki setiap kesalahan yang ada secara bertahap, yang dimulai dari kesalahan besar hingga kesalahan kecil sampai tidak ditemukan lagi dalam proses produksi. Budaya perusahaan yang menjalankan system ini akan mendorong para pemimpin untuk mampu mengevaluasi dan memperbaiki setiap kesalahan yang muncul di dalam perusahaan.
- Memimpin dengan professional
Profesionalitas menjadi hal yang terpenting jika perusahaan ingin maju. Dengan kondisi dunia yang selalu dinamis dan tantangan menjadi semakin kompleks, tanpa dibarengi dengan peningkatan kemampuan pemimpinnya, maka akan semakin mudah tersisih dalam persaingan. Dengan budaya perusahaan yang selalu mengutamakan profesionalitas, maka para pemimpin akan terdorong untuk semakin mengembangkan dirinya agar cakap dalam memimpin. Seorang yang professional adalah seorang yang senantiasa siap siaga dengan gagasan jika diperlukan, mereka sangat menyenangi pekerjaannya karena bisa mengerjakannya dengan baik.
Perusahaan franchise yang baru mulai berdiri yang masih menggunakan pola kekeluargaan, sudah harus mulai berbenah merubah budaya organisasinya menjadi professional agar dapat mendorong pemimpin kelompok juga memimpin dengan professional.
- Memimpin dengan kepedulian.
“The most effective leadership isi by example, not edict” Pepatah ini disampaikan oleh John Maxwell, dimana 90% manusia belajar secara visual, 9 % secara verbal, dan sisanya melalui indra lainnya. Dari situ kita dapat melihat bahwa keteladanan menjadi kata kunci yang sangat penting. Budaya organisasi yang mengutamakan keteladanan akan mendorong para pemimpin menjadi cerminan untuk kepemimpinan berikutnya.
Berbekal penjelasan di atas, para wirausaha maupun franchise yang baru memulai usahanya dapat dari tahap awal sudah menentukan budaya perusahaan yang ingin dibentuk dari awal. Kalaupun sudah ada yang terlanjur berjalan tetapi tanpa arah, tidak ada kata terlambat untuk mulai melakukan transformasi organisasi, denga merubah budaya organisasi yang lama menjadi budaya organisasi yang baru, sesuai dengan yang diinginkan. Dengan berbekal hal tsb, maka melalui proses pembelajaran akan lahirlah pemimpin-pemimpin yang berkarakter.
Mirawati Purnama
Bluelight Consulting