MARKETING 4.0 BISNIS KULINER

Marketing 4.0 Bisnis Kuliner

Anda semua pasti setuju bahwa Marketing 4.0 yang sering dibicarakan akhir-akhir ini adalah sangat penting untuk diketahui. Marketing 4.0 merupakan pendekatan pemasaran yang mengkombinasikan interaksi  online  dan offline  antara perusahaan dengan customer. Di era ekonomi digital, ternyata interaksi digital saja tidak cukup. Pada saat dunia online berkembang, sentuhan offline justru menjadi titik pembeda yang kuat dan menjadi daya ungkit yang baik untuk sebuah brand.

Di era Marketing 4.0, sebuah brand tidak hanya mengedepankan branding bagus, tetapi juga konten yang relevan sesuai dengan harapan customer dan mampu menampilkan konten yang bagus dengan kemasan yang terkini dan bagus. Jadi Marketing 4.0 tujuan utamanya adalah memenangkan advokasi customer.

Dalam dunia kuliner, strategi Marketing 4.0 sudah mulai banyak dipakai oleh beberapa brand. Perusahaan mendorong customer untuk mengupload foto makanan/ minuman dan memberikan testimoni atau advokasi secara online melalui social media. Tujuannya adalah agar calon customer yang belum mengenal produk atau yang masih ragu-ragu untuk mencoba menjadi lebih percaya dan akhirnya mau membeli. Jadi perusahaan mulai mengoptimalkan peran customer untuk menjadi tim penyebar kabar baik. Banyak tawaran menarik yang diberikan kepada customer agar mereka mau bercerita melalui social media, seperti diskon langsung, voucher makan selanjutnya, dan cara-cara lainnya.

Persaingan dunia kuliner yang demikian ketat menuntut pebisnis kuliner harus bisa memanfaatkan customer dan semua pihak terkait untuk mau bekerjasama meningkatkan brand awareness secara online dan offline. Jadi jangan heran jika saat ini banyak brand menggunakan jasa food blogger untuk meningkatkan brand awareness dan angka penjualannya. Budget marketing yang dimiliki perusahaan mulai banyak dialokasikan dalam dunia online karena mereka yakin bahwa netizen punya potensi yang besar.  

Ingat bahwa Marketing 4.0 tidak hanya bicara tentang strategi online tetapi juga offline. Jadi pebisnis harus tetap memikirkan brand activation agar bisa bertemu langsung dengan customer. Biasanya setelah acara offline brand activation dilaksanakan, maka acara tersebut harus dikomunikasikan secara online. Ini juga akan membuat content yang ada di media online semakin menarik dan yang paling penting agar netizen juga mengerti semua acara offline yang diadakan oleh perusahaan. 

Para pembaca sekalian, mau tidak mau Marketing 4.0 memang harus dijalankan agar sebuah brand bisa memenangkan persaingan. Pebisnis harus mulai berani melakukan gebrakan dan membuat strategi yang berbeda dengan kompetitor. Jangan selalu berpikir yang pada umumnya tetapi harus membuat strategi yang out of the box baik untuk online maupun offline.   

Di akhir artikel ini saya ingin mengatakan bahwa peran sumber daya manusia (SDM) di era Marketing 4.0 tetap sangat penting. Tanpa SDM yang punya kemampuan komunikasi yang baik maka program untuk mendorong customer untuk memberikan testimoni dan advokasi tidak akan bisa berjalan. Bagaimanapun juga komunikasi yang baik akan membuat customer semakin terdorong untuk membantu sebuah brand menjadi lebih sukses melalui advokasi mereka.

Bagi pembaca Majalah Franchise yang ingin konsultasi lebih jauh tentang artikel ini, silahkan email ke info@djokokurniawan.com atau twitter @djokokurniawan atau IG: djoko.kurniawan

Ditulis oleh,
Djoko Kurniawan
Senior Consultant of Business, Franchise & Service Qualiy

DK Consulting Group

www.djokokurniawan.com