Franchisor Harus IT Minded

Jika seorang pengusaha mau meningkatkan level bisnisnya menjadi franchise, maka dia harus melibatkan IT dalam bisnisnya. Jangan sampai dia direpotkan dengan hal-hal sepele.

Dahulu, untuk mencari produk percontohan, seorang pengusaha harus mencari benchmark ke luar negeri. Dia harus terbang ke suatu negara yang memproduksi produk tersebut jika ingin meneliti ataupun melihat keunggulan produk tersebut, bila produk itu belum ada di negaranya.

Namun kini, hanya dalam hitungan menit, siapapun bisa mengakses dengan cepat sebuah informasi mengenai berbagai aspek bisnis, entah itu produk, maupun informasi bisnis lainnya melalui internet. Apalagi dengan kehadiran Google di internet, rasanya semua yang hits di dunia tidak ada yang tidak luput dari mesin pencari canggih ini. Semua bisa diakses melaluinya (Google) dengan cepat.

Nah, itu baru contoh kecil dari kedahsyatan IT dalam membantu menemukan apa yang orang inginkan. Belum lagi teknologi lain yang belum pernah Anda lihat di jaman sebelumnya. Semua tidak akan hadir tanpa keterlibatan IT yang membantu mempercepat proses kehadirannya.

Oleh karena itu, bisnis manapun jika tidak melek IT, maka dia akan tergilas oleh lanskap bisnisnya sendiri. Tidak usah pesaing yang akan menghentikan langkah bisnisnya, akan tetapi teknologi sendiri yang akan memupus langkahnya.

Ambil contoh merek KODAK. Sebelum hadirnya kamera digital merek ini sangat luar biasa perkasanya. Sehingga, KODAK tidak mau membuat sesuatu yang baru dan enggan beranjak dari main produknya, cuci film secara manual. Teknologi pun datang dengan wajah barunya, yaitu kamera digital.

Alhasil, kerajaan KODAK pun runtuh dalam sekejap dengan kehadiran kamera digital. Meski KODAK sempat bangkit dengan produk digitalnya, namun pesaing sudah terlanjur kuat dan KODAK pun sudah kadung kesiangan untuk bangkit. Produknya tidak mampu menyesuaikan teknologi.

Berkaca dari situ, setangguh apapun seorang franchisor jika dia meremehkan IT, maka akan tergerus oleh industrinya sendiri. Karena itu, franchisor mau tidak mau mulai kini harus mengadaptasi IT kedalam bisnisnya. Entah dalam men-develop sistem bisnis, finansial, produk, manajamen, maupun jaringan bisnisnya. Itu semua unsur-unsur bisnis yang sensitif sekali dengan IT dan tidak bisa dihindari.

Selama ini, saya melihat di Indonesia para franchisor masih ada yang menjalankan bisnisnya dengan cara manual. Artinya, segala sesuatunya masih mengandalkan kekuatan personal atau karyawan. Sehingga, jangankan mau mengurusi jumlah cabangnya yang ratusan. Baru memiliki cabang 10 saja sudah kelimpungan.

Maka, jika seorang pengusaha yang ingin meningkatkan level bisnisnya menjadi franchise. Mau tidak mau dia harus IT minded. Sebab, jangan sampai dia masih disibukkan dengan soal yang remeh-temeh, seperti standarisasi produk, kontrol cabang, dan laporan keuangan. Karena semua itu sudah ada perangkat IT-nya. Tinggal diterapkan sesuai kebutuhan saja. Kalau perlu melakukan pengembangan dengan cara develop sendiri agar tidak bisa ditiru.

Perlu diingat, persaingan di bisnis bukan persoalan meraih pangsa pasar saja. Akan tetapi seberapa kuat sistem bisnis yang dibangunnya, sehingga tidak mudah ditiru orang lain. Nah, semua itu tidak bisa dibangun tanpa melibatkan IT. Mc Donalds, Starbucks, Pizza Hut, JNE, Air Minum BIRU, adalah peusahaan-perusahaan franchise yang pandai memanfaatkan IT.   

Anang Sukandar

Chairman Asosiasi Franchise Indonesia